Hari ini adalah hasil dari rencana kemarin, masa depan adalah rencana hari ini. Tak ada cerita masa lalu tanpa ada sejarah. Tak ada sejarah jika tak ada yang mencatat dan memberi hikmah bagi generasi yang akan datang.

Ekonomi Indonesia 2018

Selama 10 tahun terakhir, perekonomian Indonesia tumbuh dua kali lipat dan kini mencapai volume 932 miliar dolar AS. Di satu sisi, ini relatif bagus.

Namun di sisi lainnya, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangganya, Indonesia masih tertinggal jauh dalam pembangunan infrastruktur dan pemerataan ekonomi.

Sementara itu, 28 juta penduduknya masih hidup dalam kemiskinan. Apabila dicermati secara mendalam, perekonomian Indonesia belum benar-benar bangkit secara riil.

Ya, ketimpangan ekonomi masih jadi isu utama.

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengakui pemerintah masih sulit menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Pendistribusian beras sejahtera (rastra) pun terhitung lambat, menurut Kepala BPS.

Menyikapi fakta pahit ini, menurut saya kita perlu mencetak lebih banyak lagi pengusaha yang pro rakyat (pro umat). Ini demi mengurangi ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi tadi.

Mungkinkah? Sangat mungkin. Diharapkan, awalnya terbuka lapangan kerja dan akhirnya terjadi distribusi kekayaan. Memang ini tidak hadir seketika. Barangkali perlu 2 sampai 3 generasi.

Satu lagi. Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pemerintah. Masing-masing kita hendaknya berkontribusi. Pada akhirnya, jadilah pengusaha. Yang pro rakyat, tentunya.

Mulai dari diri kita, mulai dari keluarga kita. Pelan-pelan. Semoga kita semua dimampukan, aamiin. Sekian dari saya, Ippho Santosa.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadwal Sholat

Popular Posts

Label

Arsip Blog

Recent Posts

Pages

Blog Archive

Categories