Hari ini adalah hasil dari rencana kemarin, masa depan adalah rencana hari ini. Tak ada cerita masa lalu tanpa ada sejarah. Tak ada sejarah jika tak ada yang mencatat dan memberi hikmah bagi generasi yang akan datang.

  • This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rumah Surga Tanpa Teriakan

🏡Menciptakan Rumah Surga Tanpa Teriakan 🏡


1. Semua orang menginginkan rumah tangga layaknya surga, agar penghuninya betah di dalamnya.

2. Ciri utama penduduk surga di antaranya bicara yang lembut. Tidak suka teriak atau membentak.

3. Kebiasaan berteriak justru merupakan ciri penduduk neraka. (QS 35:37)

4. Maka jika ada suara teriakan di dalam rumah, itu artinya suasana surga sudah berganti suasana neraka.

5. Kebiasaan teriak atau bicara melebihi desibel suara normal akibatnya akan mengeringkan cinta.

6. Sejatinya, cinta adalah kelembutan. Dan tidaklah sesuatu disertai kelembutan kecuali akan memperhiasnya (Hadits)

7. Itulah kenapa bukti cinta kepada Allah diminta kita tuk berdzikir dengan suara yang lembut, tidak berteriak di hadapan-Nya. (QS 
7:205)

8. Kebiasaan berteriak di dalam rumah tangga sejatinya akan mengurangi rasa cinta.

9. Penting bagi setiap keluarga yang merindukan suasana surga, agar mengurangi teriakan di dalam rumah, terlebih untuk anak-anak kita.

11. Kebiasaan berteriak atau membentak di depan anak diakui oleh para ahli akan mengaktifkan batang otak anak.

12. Batang otak itu yang disebut otak reptil atau otak refleks.
Anak cenderung merespon masalah tanpa berpikir.

13. Diledek teman refleks memukul. Ini tersebab batang otaknya
lebih dominan daripada korteksnya, yang ajak dia untuk berpikir.

14. Anak yang batang otaknya menebal cenderung merespon sesuatu dengan prinsip 'flight or fight'.

15. Solusi akan jarang keluar dari anak dengan model begini. Yang ada adalah memuaskan emosi semata.

16. Maka, anak-anak yang gampang marah, tawuran dan sebagainya bisa dibilang karena batang otaknya cenderung lebih dominan.

17. Dan kalau ditelusuri penyebab awalnya, yakni kebiasaan dibentak atau diteriaki dari kecil baik oleh ortu atau guru di sekolah.

18. Dampak berikutnya dari kebiasaan berteriak di hadapan anak adalah: menghancurkan sel-sel otaknya.

19. Satu kali teriakan kepada anak di bawah usia 5 tahun akan menghancurkan 10 ribu sel otaknya setiap teriakan.

20. Hitung deh sudah berapa kali bentak anak. Kalikan 10 ribu. Maka, itulah dosa kita yang membuat anak kita gak pintar-pintar.

21. Berteriak ini belum tentu membentak. Bisa jadi sekedar bercanda untuk menyemangati. Ini tetap bahaya dan terlarang untuk dilakukan.

22. Kalau mau teriak di lapangan saja, di mana jarak ke anak kira-kira seratus meter.

23. Kembali kepada inti rumah tangga Surga. Yakni kebiasaan bicara lembut. Bahkan bisik-bisik di telinga anak untuk tumbuhkan cinta.

24. Tentu kelembutan ini bukan berarti abaikan ketegasan.

25. Sebab ketegasan itu bisa dilakukan tanpa harus berteriak-teriak.

26. Jadi, jika ada yang teriak-teriak di rumah kita, katakan: ini rumah surga. Di surga bicaranya lembut. Hanya penduduk neraka yang suka teriak.

27. Kesimpulannya, jika ingin memperbaiki pola asuh dan hubungan harmonis dalam rumah tangga, perbaiki cara komunikasi kita.

28. Dengan perbaikan komunikasi, maka menjadi baiklah amalan kita yang lainnya.

Mari kita perbaiki komunikasi dalam keluarga kita, terutama pada anak-anak kita, yang pada dasarnya mereka tidak ingin dibentak atau diteriaki. 

Semoga kita berhasil menjadi orang tua yang sukses berkomunikasi dengan baik.
Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin...

*kita mulia malam dan hari jumat mubarok * 

✩✩✩✩🍂🏡🍂✩✩✩✩
Share:

Kaidah Doa di Antara 2 Sujud

🌼🌸🌺🌼🌸🌷🌸🌼🌺🌸🌼

          *DAHSYATNYA DO'A DUDUK*
              *DIANTARA DUA SUJUD*


▪ _*Robighfirlii*
▪ _*Warhamnii*
▪ _*Wajburnii*
▪ _*Warfa'nii*
▪ _*Warzuqnii*
▪ _*Wahdini*
▪ _*Wa'aafinii*
▪ _*Wa'fuannii*

_Ketika  orang ditanya : "Do'a apakah yang  paling  sering  dibaca oleh se-orang muslim ?"_

_Banyak  yang  menjawabnya dengan salah. Begitu seringnya do'a itu dibaca,  hingga ketika sedang membaca do'a,  banyak yang tak merasa kalau sedang berdo'a._

_Padahal  do'a itu sangatlah dahsyat, mencakup  kebutuhan  kita di dunia dan akhirat. Dan dibaca minimal 17 kali setiap hari._

_Do'a itu, ialah do'a diantara dua sujud, marilah kita renungi maknanya :_


▪ _*Robbighfirlii*_  🌴
_Wahai Tuhan ampunilah dosaku, dosa adalah beban, yang menyebabkan kita berat melangkah menuju ke ridha اللّهُ. Dosa  adalah  kotoran hati yang mem-buat  hati  kelam,  sehingga  hati kita merasa  berat sekali untuk melakukan kebaikan._

▪ _*Warhamnii*_  🌿
_Sayangilah diriku, kalau kita disayang اللّهُ hidup akan terasa nyaman, karena dengan kasih sayang-Nya akan dapat dicapai semua cita-cita. Dengan kasih sayang اللّهُ nafsu kita akan terbimbing._

▪ _*Wajburnii*_  🍀
_Tutup lah  segala  kekuranganku, ba-nyak sekali kekurangan kita, kurang syukur,  kurang  sabar,  kurang  bisa menerima kenyataan, mudah marah, pendendam  dan  lainnya. Kalau ke-kurangan kita ditutup/diperbaiki اللّهُ, maka  kita  akan  menjadi  manusia sebenarnya._

▪ _*Warfa'nii*_  ☘
_Tinggikanlah derajatku, kalau اللّهُ su-dah  meninggikan derajat kita, maka pasti  tidak  ada  manusia  yang bisa menghinakan kita._

▪ _*Warzuqnii*_  🌱
_Berikanlah  aku  rizki, sebagai hamba اللّهُ kita  membutuhkan rizki, اللّهُ mam-pu mendatangkan rizki dari arah yang tak terduga dan tanpa perhitungan._

▪ _*Wahdini*_  🍃
_Berikanlah  aku petunjuk/bimbinglah aku  ke jalan kebahagiaan. Kita tidak hanya  minta petunjuk/hidayah yang berkaitan dengan agama. Tetapi kita juga  minta  petunjuk  agar terhindar dari  mengambil  keputusan  yang di anggap salah._

▪ _*Wa'aafinii*_  🎋
_Berikan lah  aku  kesehatan,  apabila kita sehat, kita bisa menambah keba-ikan  dan  manfaat serta tak menjadi beban orang lain._

▪ _*Wa'fuannii*_  🌾
_Aku mohon agar kesalahanku dihapus dari catatan._


_Dari do'a tersebut diawali do'a dengan mohon  ampun dan kita akhiri dengan permohonan ampunan untuk mengha-pus  dosa,  sehingga  kita benar-benar bersih._

_*Allah SWT* memerintahkan kita untuk membaca  do'a  itu,  *Rasulullah  SAW* mencontohkan  kepada kita, menurut logika do'a t'rsebut pasti terkabul dan diijabah oleh Allah SWT._

*Aamiin,  yaa Robbal 'aalamiin*.

_*Terkadang  yang menjadi persoalan, dimana  hati dan pikiran kita, ketika kita membaca do'a itu dan kita tidak hafal arti serta maknanya ?*_

_Padahal  do'a tersebut dahsyat, dan masih banyak orang sering tergesa gesa  yang  se-harusnya  toma'ninah dengan  meresapi dan benar-benar meminta kepada Allah SWT._

_Apabila  dipandang  bermanfaat dan anda  berkenan,  silahkan  di  share kepada saudara, sahabat dan handai taulan untuk  semakin menambah wawasan dan pengetahuan._


Semoga bermanfaat

🌸🌺🌼🌸🌷🌸🌼🌺🌸🌼
Share:

Doa Sahabat

📚 *Assalamu'alaikum wr wb*

💚  *DO'A PAGI UNTUK SELURUH SAUDARAKU DAN SAHABATKU*

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم  

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا.

ALLAHUMMA INNII AS-ALUKA 'ILMAN NAAFI'AN, WA RIZQON THOYYIBAN, WA 'AMALAN MUTAQOBBALAN.     

"Yaa Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amal yang diterima..."                                                          

Yaa  اَللّهُ ..
Kami bersyukur padaMu karena telah menjaga tidur kami dan membangunkan kami kembali di pagi ini..

Engkau telah ijinkan kami kembali memulai hari yang indah ini...

Kami mohon pagi ini untuk berbagi dengan orang-orang di sekeliling kami..

Jadikanlah mereka nyaman berada didekat kami..

Jadikanlah hari ini penuh keindahan, keindahan dengan rahmatMu yang berlimpah...

Berikanlah hati kami kedamaian, ketenangan dan keiklasan...

Berikanlah kami kejernihan pikiran sehingga dapat dengan bijak dan sabar menyikapi segala ujian hari ini.

Ya Rabbana...
Jadikanlah apa yang kami lakukan hari ini sebagai amalan untuk bekal kami menghadap Mu..

Ya Rabbana...
Tegarkanlah hati dan badan ini untuk tetap berjalan dalam naungan CahayaMu.

Hilangkan kelelahan kejenuhan dalam diri kami sehingga kami bisa memberi yang terindah bagi keluarga, sahabat dan pekerjaan kami.

Ya Allah...
Berikanlah kasihMu, Rahmat Mu, PerlindunganMu, CahayaMu untuk saudara-saudara kami tersayang yang membaca untaian doa ini.

Berkahilah umurnya...
Berilah kesehatan padanya.
Angkatlah penyakitnya
Murahkanlah rejeki padanya.

. آمين...  يَآرَبْ آلٌعَآلَمِِيِنْ
Share:

RENUNGAN KAMIS PAGI

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

*🌷RENUNGAN KAMIS PAGI🌷*

💧Semakin bertambah usia semakin lemah Tangan menggenggam..karena Alloh sedang mendidik kita agar *melepaskan cinta Dunia*.
                   (Qs.Hud:15-16)
 💧   Semakin bertambah usia semakin kabur Matanya... Karena Alloh sedang menCerahkan *mata hati untuk  melihat Akhirat.*
                     (Qs.Al Isra:72)

 💧  Semakin bertambah usia semakin Sensitif.... karena Alloh sedang mengajar.. bahwa pautan Hati dengan makhluk senantiasa mengHampakan.. namun *Hati yang berpaut kepada Alloh*, tiada pernah meNgecewakan.
            (Qs.Al Lukman :22)

 💧  Semakin bertambah usia semakin gugur gigi-giginya....karena Alloh sedang mengingatkan bahwa suatu hari *kita akan Gugur kedalam Tanah selamanya.*
             Qs.Ali Imran:145)  

 💧  Semakin bertambah usia semakin ditarik Nikmat kekuatan Tulang & Sendi....karena Alloh sedang mengingatkan bahwa tak lama lagi *Nyawanya akan di ambil...*
                 (Qs.An Nisa:78)

 💧  Semakin bertambah usia semakin Rambut putih....karena *Alloh sedang ingatkan kain kafan yang Putih*.
            (Qs.Ali Imran:185)
 💧  Begitu juga Hati...semakin bertambah usia semakin sepi dan ingin bersendirian...karena Alloh sedang mendidik kita untuk melepaskan *cinta manusia dan dunia...*
                (Qs.Al-An'am:32)
Share:

Pernikahan Yang Bahagia

Ikhlas Dinikahi Pemulung. Sebulan Menikah Janda Ini Syok Temukan Rahasia Suaminya. Tak Disangka

SRIPOKU.COM - Takdir merupakan rahasia paling besar dalam hidup manusia yang sangat sulit untuk ditebak.
Hidup, mati, bahagia dan bersedih sering kali begitu cepat saja dan tidak pasti kapannya.

Seperti hidup wanita ini yang begitu menginspirasi. Buah kesabaran, kebaikan memang senantiasa membekas dan berbabalas.
Dilansir dari Pixpo, seorang wanita baru saja menjadi janda usai bercerai dari suaminya dengan membawa anak berusia 6 tahun.

Amei namanya berusia 29 tahun dan begitu cantik walau ia hanya buruh pabrik.

Ia mengontrak di suatu kawasan kumuh dekat dengan rumah ibunya.
Setiap bulan, ia bekerja mendapatkan upah sekitar Rp 7.8 juta.
Dari upah itulah ia bisa bertahan hidup, membayar kontrakan, makan juga memberi ibunya uang.
Setiap hari Amei berangkat dan pulang kerja menggunakan mobil jemputan perusahaan.

Karena tempat kerja cukup jauh dari rumah, maka Amei harus berjalan kaki sekitar 10 menit setiap harinya menuju titik penjemputan.

Tahun lalu, saat Amei pulang kerja, dimana ketika melewati sebuah tempat pengumpulan sampah dekat rumah, tiba-tiba saja kepala saya pusing.

Ini mungkin karena badannya sedikit kurang fit beberapa hari ini, badan Amei lemah tidak bergairah ditambah lagi darahnya juga rendah, sehingga tiba-tiba ia jatuh pingsan di pinggir jalan.

Kebetulan saat itu dilihat seorang pemulung yang kemudian memanggilkan taksi untuk mengantarkan Amei ke rumah sakit.

Saat terbangun, Amei melihat pemulung itu duduk di samping ranjang saya sambil tersenyum, dan tentu saja Amei terkejut dibuatnya.

Kemudian, setelah mengetahui apa yang terjadi, Amei sangat berterima kasih kepadanya.

Saya merasa ia adalah orang yang baik. Saat kami mengobrol, ternyata ia juga tinggal di sekitar rumah saya dan berkata bahwa ia seorang karyawan di sebuah perusahaan BUMN.

Namun karena bertengkar dengan atasannya, akhirnya ia pun tidak bisa menahan emosinya dan mengajukan surat pengunduran diri.

Sebagai wujud introspeksi dan melatih kesabaran diri dan menenangkan dirinya sejenak ia pun menjadi seorang pemungut sampah di sekitar pemukiman.

Dia juga mengatakan, bahwa ia telah memperhatikan Amei sejak lama.

Karena setiap harinya bisa melihat wanita itu berangkat dan pulang kerja saat ia memungut sampah.
Jadi ia pun menganggap Amei sebagai orang yang dikenalnya.
Karena itulah ia tidak bisa membiarkan Amei tergeletak di pinggir jalan begitu saja.

Ia juga menuturkan bahwa ia telah bercerai dengan mantan istrinya dan anaknya sekarang dirawat orang tuanya.
Dengan begitu, Amei dan pemulung itu pun semakin lama semakin akrab. Ditambah dengan kisah hidup keduanya yang hampir sama.
Yaitu bercerai dengan mantan pasangan hidup masing-masing maka topik pembicaraan keduanya pun semakin mendalam dari hari ke hari.

Menikah

Kurang dari enam bulan, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan hubungan yang lebih serius, pacaran.
Singkat cerita, enam bulan berikutnya, kami pun menikah.

Setelah menikah, ia memperlakukan saya begitu baik.

Ia juga tidak lagi memungut sampah, mulai membangun usaha kecil-kecilan.
Demikianlah kami kami pun hidup bahagia.

Namun bulan lalu, tiba-tiba saja ia berkata kepadaku, "Isteriku, kamu tahu, kenapa saya ingin menikahimu?"
Aku bilang, "Tidak tahu!"
"Karena kamu orang yang sederhana,tidak banyak menuntut, dan bisa bersyukur."
Ya, saya memang begitu. Saya lebih menyukai hidup yang sederhana, asalkan bisa merasakan bahagia setiap hari, itu sudah cukup bagiku," Jawabku.
Mantan suami saya adalah orang yang begitu fokus pada bisnisnya, akhirnya lama kelamaan.
ia mulai mengabaikan saya dan berubah menjadi suami yang otoriter.
"Tapi berbeda denganmu, meski pun kamu miskin, tapi kamu begitu baik dan perhatian padaku, hidup bersamamu begitu menyenangkan," lanjutku.
Setelah mendengarkan saya selesai berbicara, ia pun menatap mataku dan menghela nafas kemudian berkata, "Kita bisa bersama itu adalah suratan takdir.
Namun sejujurnya, saya menyembunyikan beberapa keadaanku darimu. Kuharap kamu tidak membenciku."
"Memangnya apa yang kamu sembunyikan?" Tanyaku.
Ia menceritakan bahwa dulunya ia adalah seorang pengusaha, yaitu semacam bisnis real estate.

Namun mantan istrinya punya kepribadian yang buruk, seorang wanita yang gila harta, saat bisnisnya mulai maju dan berkembang, ia mengkhianatinya.

Ia bersekongkol dengan selingkuhannya menguras uang perusahaannya hingga perusahaannya jatuh bangkrut.

Akhirnya ia pun memutuskan untuk menceraikan mantan istrinya itu.
Sekarang, meski pun ia sudah tidak memiliki harta apa-apa lagi, namun ia masih punya sebuah villa di pinggir kota, villa yang bisa ditempati untuk masa tua nanti.

Tadinya ia berniat menyembunyikan masalah ini dari saya seumur hidupnya.
Namun saat ia melihat bahwa saya tidak pernah mempermasalahkan status sosialnya, bahkan tulus dan sepenuh hati menerima keadaannya yang sebagai seorang "pemulung", akhirnya ia pun tidak tega lagi untuk menyembunyikan hal ini pada saya.

Saat mendengar penjelasannya, mataku pun mulai berkaca-kaca dan menangis terisak, saya merasa bangga dan beruntung mendapatkan sosok pria/suami yang pernah sukses ini.
Saya tidak mementingkan seberapa kaya harta yang dimiliki seorang pria, tapi saya lebih peduli dengan ketulusan seseorang.

Mengingat kehidupan saya dengan suami pertama yang begitu hampa, namun sekarang saya telah menemukan seseorang yang dapat mendampingi saya seumur hidup.

Bukanlah uang dan hartanya yang menarik perhatian saya, namun ketulusan hatinya.

Saya berharap agar pernikahan kami yang baru seumur jagung ini akan bahagia selamanya dan suami saya yang sekarang ini akan selalu hidup dalam kesederhanaan seperti yang saya dambakan selama ini. (*)
Share:

Waktu & Efektivitas Dalam Keseharian Kita

📚 *Membaca Al Quran tidak akan mengurangi waktumu* *Justru sebaliknya, ia akan menambah waktumu*

```Secara hitungan matematika dunia, membaca Al Quran tampak seakan-akan mengurangi waktu. Dari total 24 jam dalam sehari, seolah-olah berkurang sekian detik, sekian menit atau sekian jam jika digunakan untuk membaca Al Quran.```

_Tapi, tahukah kita bahwa waktu yang kamu gunakan untuk membaca Al Quran itu sebenarnya tidak hilang begitu saja. 
Ia akan diganti oleh Allah dengan keberkahan yang berlipat ganda._

*Apa itu keberkahan?*

```Keberkahan artinya pertambahan dan pertumbuhan.
📊 Wujudnya bisa bermacam-macam. 
Misalnya, pekerjaanmu beres, produktivitasmu meningkat, keuntunganmu bertambah, kesehatanmu terjaga dan seterusnya.```

_Itu adalah wujud keberkahan yang akan diperoleh oleh orang yang membaca Al Quran._

*Pernahkah anda mendengar tentang orang yang stress? Atau orang yang sedang kebingungan mencari inspirasi? Atau orang yang kesulitan menyelesaikan pekerjaannya? Atau orang yang waktunya habis sia-sia tanpa produktivitas?*

```Itu adalah bentuk-bentuk kehilangan umur yang disebabkan tidak berkahnya waktu.```

_Tahukah kita bahwa dahulu para ulama bisa menulis karya-karya agung yang jumlahnya melebihi bilangan umur mereka?
Padahal saat itu belum ada mesin ketik, apalagi komputer. Semuanya ditulis manual dengan tangan dan peralatan yang sangat sederhana, ditambah kondisi yang lebih sulit daripada kondisi sekarang._

*Mengapa mereka bisa? Jawabnya karena waktu mereka penuh berkah.*

```Dari mana keberkahan itu? Jawabnya dari membaca Al Quran.```

*Perhatikan kisah berikut: Ibrahim bin Abdul Wahid Al Maqdisi berwasiat kepada Al Dhiya Al Maqdisi sebelum yang terakhir pergi menuntu ilmu:*

☄```"Perbanyaklah membaca Al Quran. Jangan kamu tinggalkan. Karena kemudahan yang akan kamu peroleh dalam pencarianmu akan berbanding lurus dengan kadar yang kamu baca."```

_Al Dhiya mengatakan, "Lalu aku renungi hal itu dan aku praktekkan berkali-kali. Setiap kali aku membaca banyak, semakin mudah aku menghafal hadits dan menulisnya. Jika aku tidak membaca, tidak mudah aku melakukannya."_

Sumber: "Dzail Thabaqat al Hanabilah" karya Ibnu Rajab al Hambali.

*Jadi, jelaslah bahwa membaca Al Quran membawa keberkahan sehingga waktu yang kita miliki bisa lebih bermakna dengannya.*

*jangan kamu membaca Al Quran di waktu luangmu, tapi luangkanlah waktumu untuk membaca Al Quran.*

📖1⃣📖1⃣📖1⃣📖1⃣📖1⃣
Share:

Emas dan Tanah

🌺🌺🌺🌺🌺
*RENUNGAN SABTU PAGI*
#Kisah__Inspiratif....

SEBONGKAH EMAS BERTEMU DENGAN SEBONGKAH TANAH
-----------------------------------------------------------

● Emas berkata pada tanah, "Coba lihat pada dirimu, suram dan lemah, apakah engkau memiliki cahaya mengkilat seperti aku.......???
Apakah engkau berharga seperti aku....... ???"

● Tanah menggelengkan kepala dan menjawab, "Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah, bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan tanaman dan banyak yang lain, apakah kamu bisa....... ???"

◾Emas pun terdiam seribu bahasa......!!!!!

Dalam hidup ini banyak orang yang seperti emas, berharga, menyilaukan tetapi tidak bermanfaat bagi sesama. 

Sukses dalam karir, rupawan dalam paras, tapi sukar membantu apalagi peduli. 

Tapi ada juga yang seperti tanah. Posisi biasa saja, bersahaja namun ringan tangan siap membantu kapanpun. 

◾Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita, tetapi seberapa besar bermanfaatnya kita bagi orang lain.

◾Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang, barulah kita benar- benar bernilai.

Apalah gunanya kesuksesan bila itu tidak membawa manfaat bagi kita, keluarga dan orang lain. 

Apalah arti kemakmuran bila  tidak berbagi pada yang membutuhkan. 

Apalah arti kepintaran bila tidak memberi inspirasi di sekeliling kita. 

Karena hidup adalah proses, ada saatnya kita memberi dan ada saatnya kita menerima. 

*#Salam__Sukses_#*
_*Inspirasi Anak Impian*_
Share:

Cara Mengetahui Posisi Kita di Sisi Allah


‎قالوا : مقامك حيث أقامك 
Para ulama' berkata: "Kedudukanmu disisi Allah sesuai dengan dimana engkau sekarang ini didalam kesibukamu.
‎إذا أردت أن تعرف قدرك عند الله ، فانظر أين أقامك ؟
Jika engkau ingin mengetahui kedudukanmu disisi Allah maka lihatlah, dimanakah sekarang ini kesibukan aktifitasmu.
‎فإذا شغلت بالذكر فاعلم أنه يريد أن يذكرك
Jika engkau tersibukkan diri dengan dzikir,maka ketahuilah bahwasannya Allah menginginkan untuk mengingatmu..
‎إذا شغلت بالقرآن ، فاعلم أنه يريد أن يحدثك
Jika engkau tersibukkan dengan Al-Qur'an maka ketahuilah bahwasannya Allah menginginkanmu untuk berbicara atau berinteraksi denganmu..
‎ إذا شغلت بالطاعات ، فاعلم أنه قربك
Jika engkau tersibukkan dengan ketaatan-ketaatan, maka ketahuilah bahwasannya Allah mendekatimu..
‎إذا شغلت بالدنيا ، فاعلم أنه أبعدك
Jika engkau tersibukkan dengan dunia, maka ketahuilah bahwasannya Allah menjauhimu..
‎ إذا شغلت بالناس ، فاعلم أنه أهانك
Jika engkau tersibukkan dengan manusia,maka ketahuilah bahwasannya Allah menghinakanmu..
‎إذا شغلت بالدعاء ، فاعلم أنه يريد أن يعطيك
Jika engkau tersibuk-kan dengan do'a, maka ketahuilah bahwasannya Allah menginginkan memberikan sesuatu kepada dirimu..
‎اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
Yaa Allah...bantulah kami agar selalu mengingat-MU, mensyukuri-MU dan agar mampu beribadah kepada-MU dengan sebaik-baiknya..
‎يالله بالتوفيق حتى نفيق ونلحق الفريق
Mudah-mudahan kita mendapat taufiq sehingga kita bisa di golongkan dengan orang-orang sholeh...Aamiiin
Share:

Rezeki


Yang kerja keras belum tentu mendapat banyak. 
Yang kerja sedikit belum tentu mendapat sedikit. 

Karena sesungguhnya sifat Rezeki adalah mengejar, bukan dikejar. 

Rezeki akan mendatangi, 
bahkan akan mengejar, 
hanya kepada orang yang pantas didatangi....

Maka, pantaskan dan patutkan diri untuk pantas di datangi, atau bahkan dikejar rezeki. 
Inilah hakikat ikhtiar...

Setiap dari kita telah ditetapkan rezekinya sendiri-sendiri. 
Karena ikhtiar adalah kuasa manusia, namun rezeki adalah kuasa Allah Azza Wajalla. 

Dan manusia tidak akan dimatikan, hingga ketetapan rezekinya telah ia terima, seluruhnya. 

Ada yang diluaskan rezekinya dalam bentuk harta,
Ada yang diluaskan dalam bentuk kesehatan, 
Ada yang diluaskan dalam bentuk ketenangan, keamanan,
Ada yang diluaskan dalam kemudahan menerima ilmu,
Ada yang diluaskan dalam bentuk keluarga dan anak keturunan yang shalih,
Ada yang dimudahkan dalam amalan dan ibadahnya...

Dan yang paling indah, adalah diteguhkan dalam hidayah Islam...

Hakikat Rezeki bukanlah hanya harta,
Rezeki adalah seluruh rahmat Allah SWT

Adapun
8 JENIS REZEKI DARI ALLAH SWT

1.Rezeki Yang Telah Dijamin.

‎وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ 
"Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya."
(Surah Hud : 6). 

2. Rezeki Karena Usaha.

‎وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
"Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya."
(Surah An-Najm : 39). 

3. Rezeki Karena Bersyukur.

‎لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu."
(Surah Ibrahim : 7). 

4. Rezeki Tak Terduga.

‎وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا( ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberi nya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya."
(Surah At-Thalaq : 2-3).

5. Rezeki Karena Istighfar.

‎فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ( ) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
"Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta."
(Surah Nuh : 10-11).

6. Rezeki Karena Menikah.

‎وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ
"Dan nikahkanlah orang-orang yg masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan memberikan ke- cukupan kepada mereka dengan kurnia-Nya."
(Surah An-Nur : 32). 

7. Rezeki Karena Anak.

‎وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ
"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu kerana takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu."
(Surah Al-Israa' : 31).

8. Rezeki Karena Sedekah

‎مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
"Siapakah yg mahu memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak."
(Surah Al-Baqarah : 245)
Share:

Anak SD yang Baik

Sesudah jumatan aku masih duduk di teras mesjid di salah satu kompleks sekolah. Jamaah mesjid sudah sepi, bubar masing-masing dengan kesibukannya.

Seorang nenek tua menawarkan dagangannya, kue traditional. Satu plastik harganya lima ribu rupiah. Aku sebetulnya tidak berminat, tetapi karena kasihan aku beli satu plastik.

Si nenek penjual kue terlihat letih dan duduk di teras mesjid tak jauh dariku. Kulihat masih banyak dagangannya. Tak lama kulihat seorang anak lelaki dari komplek sekolah itu mendatangi si nenek. Aku perkirakan bocah itu baru murid kelas satu atau dua.

Dialognya dengan si nenek jelas terdengar dari tempat aku duduk.

"Berapa harganya Nek?"
"Satu plastik kue Lima ribu, nak", jawab si nenek.

Anak kecil itu mengeluarkan uang lima puluh ribuan dari kantongnya dan berkata :

"Saya beli 10 plastik, ini uangnya, tapi buat Nenek aja kuenya kan bisa dijual lagi."

Si nenek jelas sekali terlihat berbinar2 matanya :

"Ya Allah terima ksh bnyk Nak. Alhamdulillah ya Allah kabulkan doa saya utk beli obat cucu yg lagi sakit." Si nenek langsung jalan.

Refleks aku panggil anak lelaki itu.

"Siapa namamu ? Kelas berapa?"
"Nama saya Radit, kelas 2, pak", jawabnya sopan.
"Uang jajan kamu sehari lima puluh ribu?'"

" Oh .. tidak Pak, saya dikasih uang jajan sama papa sepuluh ribu sehari. Tapi saya tidak pernah jajan, karena saya juga bawa bekal makanan dari rumah."
"Jadi yang kamu kasih ke nenek tadi tabungan uang jajan kamu sejak hari senin?", tanyaku semakin tertarik.

"Betul Pak, jadi setiap jumat saya bisa sedekah Lima puluh ribu rupiah. Dan sesudah itu saya selalu berdoa agar Allah berikan pahalanya untuk ibu saya yang sudah meninggal. Saya pernah mendengar ceramah ada seorang ibu yang Allah ampuni dan selamatkan dari api neraka karena anaknya bersedekah sepotong roti, Pak", anak SD itu berbicara dengan fasihnya.

Aku pegang bahu anak itu :

" Sejak kapan ibumu meninggal, Radit?"
"Ketika saya masih TK, pak"

Tak terasa air mataku menetes :

"Hatimu jauh lebih mulia dari aku Radit, ini aku ganti uang kamu yg Lima puluh ribu tadi ya…", kataku sambil menyerahkan selembar uang lima puluh ribuan ke tangannya.

Tapi dengan sopan Radit menolaknya dan berkata :

"Terima kasih banyak, Pak… Tapi untuk keperluan bapak aja, saya masih anak kecil tidak punya tanggungan… Tapi bapa punya keluarga…. Saya pamit balik ke kelas Pak".

Radit menyalami tanganku dan menciumnya.

"Allah menjagamu, nak ..", jawabku lirih.

Aku pun beranjak pergi, tidak jauh dari situ kulihat si nenek penjual kue ada di sebuah apotik. Bergegas aku kesana, kulihat si nenek akan membayar obat yang dibelinya.

Aku bertanya kepada kasir berapa harga obatnya. Kasir menjawab : " Empat puluh ribu rupiah.."

Aku serahkan uang yang ditolak anak tadi ke kasir : " Ini saya yang bayar… Kembaliannya berikan kepada si nenek ini.."

"Ya Allah.. Pak…"

Belum sempat si nenek berterima kasih, aku sudah bergegas meninggalkan apotik… Aku bergegas menuju Pandeglang menyusul teman-teman yang sedang keliling dakwah disana.

Dalam hati aku berdoa semoga Allah terima sedekahku dan ampuni kedua orang tuaku serta putri tercintaku yang sudah pergi mendahuluiku kembali kepada Allah.

Sahabat ada kalanya seorang ank lebih jujur dri pada orang dewasa,ajrkan lah ank2 kita dri dini tindakan nyata yg bukan teori semata.

Kisah ini dari hamba Alloh.

Silahkan di share sahabat

SHARE AJA….

Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak, kalo pelit di simpen sendiri juga gak apa apa =D
Rasulullah S.A.W bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)
Silahkan Klik Like dan Bagikan di halamanmu agar kamu dan teman-temanmu senantiasa istiqomah dan bisa meningkatkan ketakwaannya kepada ALLAH SWT.
Ya ALLAH...
✔ Muliakanlah orang yang membaca dan membagikan status ini
✔ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
✔ Lapangkanlah hatinya
✔ Bahagiakanlah keluarganya
✔ Luaskan rezekinya seluas lautan
✔ Mudahkan segala urusannya
✔ Kabulkan cita-citanya
✔ Jauhkan dari segala Musibah
✔ Jauhkan dari segala Penyakit,Fitnah,Prasangka Keji,Berkata Kasar dan Mungkar.
✔ Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang
membaca dan membagikan status ini.
Aamiin ya Rabbal'alamin
________________

 BANTU SHARE POSTINGAN INI BIAR SEMAKIN BANYAK YANG BISA MEMETIK MANFAAT... DAN SEMOGA BEKAL AMAL JARIYAH BAGI ANDA... AAMIIN…!!!
Share:

Money Is Yours But Resources Belong to The Society

Jerman adalah sebuah Negara Industri Terkemuka. Di negara seperti ini, banyak yg mengira warganya hidup foya2.

Ketika saya tiba di Hamburg, saya bersama rekan2 masuk ke restoran. Kami lihat banyak meja kosong. Ada satu meja dimana sepasang anak muda sedang makan. Hanya ada 2 piring mkanan & 2 kaleng minuman di meja mereka.

Saya bertanya dalam hati apa hidangan yg begitu simple dapat disebut romantis & apa si gadis akan mninggalkan si pemuda kikir tersebut?

Kemudian ada lagi beberapa wanita tua di meja lainnya. Ketika makanan dihidangkan, pelayan membagi makanan tersebut & mereka menghabiskan tiap butir makanan yang ada di piring mereka.

Karena kami lapar, rekan kami pesan lebih banyak makanan. Saat selesai, tersisa kira2 sepertiganya yg tidak dapat kami habiskan di meja. Begitu kami hendak meninggalkan restoran, wanita tua yg dari meja sebelah berbicara pada kami dalam bahasa Inggris, kami dan teman2 paham bahwa mereka tidak senang kami memubazirkan makanan.

Lalu temanku berkata kepada wanita tua itu : "Kami yg bayar kok, bukan urusan kalian berapa banyak makanan yang tersisa",

Wanita2 itu meradang. Salah satunya segera mengeluarkan HP & menelpon seseorang. Sebentar kemudian seorang lelaki berseragam Sekuritas Sosial pun tiba. Setelah mendengar tentang sumber masalah pertengkaran, ia menerbitkan surat denda Euro 50 (kira2 denda Rp. 750.000) pada kami.

Kami semua terdiam..

Petugas berseragam tersebut berkata dengan suara yang galak, :"PESAN HANYA YANG SANGGUP ANDA MAKAN, UANG ITU MILIKMU TAPI SUMBER DAYA ALAM INI MILIK BERSAMA. ADA BANYAK ORANG LAIN DI DUNIA YANG KEKURANGAN. KALIAN TIDAK PUNYA ALASAN UNTUK MENSIA-SIAKAN SUMBER DAYA ALAM TERSEBUT."

Pola pikir dari masyarakat di negara makmur tersebut membuat kami semua benar-benar malu, KAMI SUNGGUH HARUS MERENUNGKAN HAL INI. Kita ini dari negara yg tidak begitu makmur. Untuk gengsi, kita sering pesan banyak & sering berlebihan saat menjamu orang.

PELAJARAN INI MENGAJARI KITA UNTUK SERIUS MENGUBAH KEBIASAAN BURUK KITA.

"MONEY IS YOURS BUT RESOURCES BELONG TO THE SOCIETY."

Jadi kawan2, mari mulai mengurangi pemubadziran, karena "uang memang milikmu, tapi sumber daya alam itu milik bersama."

Sumber : Status Pengusaha Muslim Indonesia

Baca judul aslinya :

Share:

Tiga doa yang janganlah kau lupakan dalam sujud

*Tiga doa yang janganlah kau lupakan dalam sujud*

1. Mintalah diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah :
Allahumma inni as'aluka husnal khotimah
Artinya : " Ya Allah aku meminta kepada-MU husnul khotimah "

2. Mintalah agar kita diberikan kesempatan Taubat sebelum wafat :
Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut
Artinya: " Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat "

3. Mintalah agar hati kita ditetapkan di atas Agamanya :
Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi 'ala diinika
Artinya: " Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU "

Kemudian saya sampaikan,
jika kau sebarkan perkataan ini, dan kau berniat baik denganya, maka semoga menjadikan mudah urusan urusanmu di dunia dan akhirat.

Lakukanlah kebaikan walau sekecil apapun itu, karena tidaklah kau ketahui amal kebaikan apakah yang dapat menghantarkanmu ke Surga Allah.
Share:

Inilah Doa Pembuka Rezeki dari Arah yang Tak Pernah Disangka

Rezeki sejatinya sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Namun untuk menghadirkannya, manusia harus berikhtiar dan berusaha. Tidak hanya itu, semua yang dilakukan harus disertai dengan doa.
Namun banyak orang yang mengenyampingkan peran doa dalam menjemput rezeki. Sehingga ada yang sudah bekerja begitu keras, tapi hasilnya tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Padahal doa begitu penting agar rezeki bisa datang dengan lancar. Bermunajat kepada Tuhan membuat peluang datangnya rezeki manjadi lebih lebar. Lantas, apa saja doa pembuka rezeki yang bisa kita amalkan?
Ternyata doa-doa ini tertulis dalam Alquran dan beberapa lagi berasal dari hadis Nabi Muhammad SAW. Ada sembilan doa yang bisa diterapkan agar rezeki datang dari arah yang tak pernah disangka-sangka.
1. Surah Al Maidah:114
Doa pembuka rezeki pertama yang bisa diterapkan tertulis dalam QS. Al-Maidah 5: 114. Ini merupakan penggalan dari doa Nabi Isa putra Siti Maryam yang meminta hidangan dari langit. Allah SWT menurunkan hidangan yang terdiri dari roti, ikan, delima, dan buah-buahan, serta beragam lainnya.
" Allaahumma rabbanaa anzil 'alainaa maaidatan minas samaai takuunu lanaa 'idan liawwalinaa wa aakhirinaa wa ayatan minka warzuqna wa anta khairur raaziqiina".
Isa putra Maryam berdoa: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama". [QS. Al Maidah 5:114]
2. Surah Ath-Thalaaq:3
Doa pembuka rezeki selanjutnya tertulis dalam Alquran Surah Ath-Thalaaq:3.
" Wayarzuqhu min haitsu laa yahtasibu waman yatawakkal 'alallahi fahuwa hasbuhu innallaha baalighu amrihi qad ja'alalahu likulli syai-in qadran".
Arti: Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS.65:3)
3. Surah Al-Qasas: 24
" Fasaqa lahuma thumma tawalla ila alththilli faqala rabbi innee lima anzalta ilayya min khayrin faqeerun ".
Arti: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku". (QS. Al-Qasas 28: 24)
4. Surah Shaad: 35
" Qala rabbi ighfir lee wahab lee mulkan la yanbaghee liahadin min baAAdee innaka anta alwahhabu ".
Arti: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi." (QS. Shaad 38: 35)
5. Hadis Nabi Muhammad SAW
Ada pula doa pembuka rezeki yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Seperti apa doanya? Berikut ulasannya.
" Allahumma innii as-aluka 'ilman naafi'a, wa rizqon thoyyibaa, wa 'amalan mutaqobbalaa.". Arti: "Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rezeki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik)." (HR. Ibnu Majah, no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini shahih)
" Allahumak-finii bi halaalika 'an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika 'amman siwaak .". Arti: "Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu." (HR. Tirmidzi no. 3563. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan)
" Allahummaghfirlii, warhamnii, wahdinii, wa 'aafinii, warzuqnii.". Arti: Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah petunjuk padaku, selamatkanlah aku (dari berbagai penyakit), dan berikanlah rezeki kepadaku". (HR. Muslim no. 35, 2697)
" Robbighfirlii warahmnii, wajburnii, warfa'nii, warzuqnii, wahdinii". Arti: Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk untukku)." (HR. Ahmad 1: 371. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadisnya hasan).
" Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa a'thoitanii wa athil hayaatii 'ala tho'atik wa ahsin 'amalii wagh-fir lii ". Arti: "Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku.[] Sumber: infoyunik
Editor: IRMANSYAH D GUCI
Share:

Beberapa Hal

*Tiga hal yang membawa penyakit :*
1) ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺍﻟﻜﺜﻴﺮ
1. Banyak bicara
2) ﺍﻟﻨﻮﻡ ﺍﻟﻜﺜﻴﺮ 
2. Banyak tidur
3) ﺍﻷﻛﻞ ﺍﻟﻜﺜﻴﺮ
3. Banyak makan
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
ﻭﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﺷﻴﺎﺀ ﺗﻬﺪﻡ ﺍﻟﺒﺪﻥ :

*Empat hal yang merusak badan :*
1) ﺍﻟﻬﻢ
1. Duka
2) ﺍﻟﺤﺰﻥ
2. Sedih
3) ﺍﻟﺠﻮﻉ
3. Lapar
4) ﺍﻟﺴﻬﺮ
4. Tidak Tidur Malam
ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
ﻭ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺗﺰﻳﺪ ﻓﻲ ﻣﺎﺀ ﺍﻟﻮﺟﻪ ﻭﺑﻬﺠﺘﻪ :

*Empat hal yang menambah cerah wajah :*
1) ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ
1. Taqwa
2) ﺍﻟﻮﻓﺎﺀ
2. Jujur
3) ﺍﻟﻜﺮﻡ .
3. Pemurah
4) ﺍﻟﻤﺮﻭﺀﺓ
4. Jaga Kehormatan
ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
ﻭ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺗﺠﻠﺐ ﺍﻟﺮﺯﻕ :

*Empat hal yang menarik rezeki :*
1) ﻗﻴﺎﻡ ﺍﻟﻠﻴﻞ
1. Qiyamul Lail
2) ﻛﺜﺮﺓ ﺍﻻﺳﺘﻐﻔﺎﺭ ﺑﺎﻷﺳﺤﺎﺭ
2. Banyak istighfar waktu 2/3 malam 
3) ﺗﻌﺎﻫﺪ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ
3. Biasa Bersedeqah
4) ﺍﻟﺬﻛﺮ ﺃﻭﻝ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ ﻭﺁﺧﺮﻩ
4. Berdzikr waktu awal pagi dan petang
ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
ﻭثلاثة ﺗﻤﻨﻊ ﺍﻟﺮﺯﻕ

*Tiga hal yang menjauhkan rezeki :*
1) ﻧﻮﻡ ﺍﻟﺼﺒﺢ
1. Tidur waktu pagi
2) ﻗﻠﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ
2. Sedikit sholat
3) ﺍﻟﻜﺴﻞ
3. Malas
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
ﻛﻠﻤﺎ ﻫﻤﻤﺖ ﺑﻔﻌﻞ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﺗﺬﻛﺮ ﺛﻼﺙ ﺁﻳﺎﺕ :

*Setiap kali ingin membuat maksiat* *ingat*
*tiga ayat :*
1-" ﺃﻟﻢ ﻳﻌﻠﻢ ﺑﺄﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺮﻯ "
"Tidakkah dia mengetahui bahwa Allah sedang melihat"

2-" ﻭﻟﻤﻦ ﺧﺎﻑ ﻣﻘﺎﻡ ﺭﺑﻪ ﺟﻨﺘﺎﻥ "
"Siapa yang takut kepada kedudukan Tuhannya baginya dua syurga"

3-" ﻭﻣﻦ ﻳﺘﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺠﻌﻞ ﻟﻪ ﻣﺨﺮﺟﺂ "
"Siapa yang bertaqwa kepada Allah. Dia jadikan baginya jalan penyelesaian"
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
ﻻ ﺗﺒﺨﻞ ﺑﻬﺬﻩ ﺍﻟﻜﻠﻤﺎﺕ ﻋﻠﻰ ﺍﺻﺤﺎﺑﻚ ﻭﺍﺣﺒﺎﺑﻚ .. !!

*Jangan pelit membagikan  tulisan ini kepada teman-teman kita ..... !!!!!*

💌semoga bermanfaat *Assalamu'alaikum...*          
*Ternyata Cuma 1.5 jam⌚ saja Umur Kita hidup di DUNIA 🌎 ini.*

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Mari kita lihat berdasarkan Al-Qur'an sebagai sumber kebenaran yang hakiki
🔎    *1 hari akhirat = 1000 tahun dunia*
🔎 *24 jam  akhirat = 1000 tahun dunia*
🔎   *3 jam  akhirat =    125 tahun dunia*
🔎 *1.5 jam  akhirat =  62.5 tahun dunia*

Apabila umur manusia itu rata-rata 60-70 tahun, maka hidup manusia ini jika dilihat dari langit hanyalah 1.5 jam saja.

Pantaslah  kita selalu diingatkan tentang masalah waktu. ⌛⏰

Allah berfirman : *"Kamu tidak tinggal (di dunia) melainkan sedikit masa saja, kalau kamu dahulu mengetahui hal ini (tentulah kamu bersiap sedia)"*

Semoga bermanfaat bagi kita semua untuk meniti perjalan hidup kita ini.

*Kuatkan berfikir utk akhirat*.
Karena dunia ini akan kita tinggalkan.

Fokus akhirat
Itulah tempat kita akan hidup seterusnya.

*Ingatlah ini :*
untuk diri saya sendiri.
*Mayat orang Islam yang tidak sembahyang pada 1000 tahun dulu masih disiksa hingga kini.*

Allahuakbar!!! 1 waktu kita tinggalkan sholat sama dengan  8000 tahun siksaan neraka. Jika kita sehari 5 waktu x sholat?

5 x 8000 = 40.000
tahun. 

*Subhanallah...* 😫😭

Ringan-ringankanlah tangan untuk membagi berita  ini. Akan mendapat  pahala mengingatkan saudara Islam...

Kirim _*La illaha illa Allah*_,
_*Muhammadu Rasulullah*

Kirim kepada 3 group saja.  
Lihat apakah anda 
mempunyai 
waktu untuk 
*ALLAH* atau tidak???
Share:

Hari Ahad

*Kronologis kata "AHAD" diganti "MINGGU"*

(By akhina fillah b s Ustadz Moh. Toha)
~~~~~~~~~~

*-Alkisah; Sebelum Tahun 1960, tak pernah dijumpai nama hari yg bertuliskan "MINGGU" selalu tertulis hari "AHAD"_*

Begitu juga penanggalan di kalender tempo dulu,
*masyarakat Indonesia tidak mengenal sebutan "Minggu".*
Kita semua sepakat bahwa kalender atau penanggalan di Indonesia telah terbiasa dan terbudaya utk menyebut hari "AHAD" di dalam setiap pekan (7 hari) dan telah berlaku sejak periode yg cukup lama.

- Bahkan telah menjadi ketetapan di dalam Bahasa Indonesia.

*Lalu mengapa kini sebutan hari Ahad berubah menjadi hari Minggu?*

- Kelompok dan kekuatan siapakah yang mengubahnya?

- Apa dasarnya ?

- Resmikah dan ada kesepakatankah?

Kita ketahui bersama bahwa nama hari yang telah resmi dan kokoh tercantum ke dalam *penanggalan Indonesia sejak sebelum zaman penjajahan Belanda dahulu adalah dgn sebutan :*

1. *"Ahad"* (al-Ahad = hari kesatu),

2. *"Senin"*(al-Itsnayn=hari kedua),

3. *"Selasa"* (al-Tsalaatsa' = hari ketiga)

4. *"Rabu"* (al-Arba'aa = hari keempat),

5. *"Kamis"* (al-Khamsatun = hari kelima),

6. *"Jum'at"* (al-Jumu'ah = hari keenam = hari berkumpul/berjamaah),

7. *"Sabtu"* (as-Sabat=hari ketujuh).

*Nama hari tersebut sudah menjadi kebiasaan dan terpola di dalam semua kerajaan di Indonesia.*

- Semua ini adalah karena jasa positif interaksi budaya secara elegan dan damai serta besarnya pengaruh masuknya agama Islam ke Indonesia yang membawa penanggalan Arab.

Sedangkan kata *"MINGGU"* diambil dari *bahasa Portugis*, *"Domingo"* 
(dari *bahasa Latin Dies Dominicus* yang berarti *"Dia Do Senhor"*, atau *"HARI TUHAN KITA"*).

=> *Dalam bahasa Melayu* yang lebih awal, kata ini dieja sebagai *"Dominggu"* dan baru sekitar akhir *abad ke-19 dan awal abad ke-20,* kata ini dieja sebagai *"Minggu".*

*Jadi, kita pasti paham siapa yang dimaksud "TUHAN KITA", bagi yg beribadah di hari minggu*.

Bagaimana ini bisa terjadi?

- Ada yang mengatakan dengan *dana yang cukup besar dari luar Indonesia, dibuat membiayai monopoli pencetakan kalendar selama bertahun-tahun di Indonesia*.

- *Percetakan dibayar agar menihilkan (0) kata "AHAD" diganti dengan "MINGGU".*

- *Setetah kalender jadi, lalu dibagikan secara gratis atau dijual obral (sangat murah)*.
Dampaknya adalah:

- Masyarakat Indonesia secara tak sadar, akhirnya kata *Ahad* telah terganti menjadi *Minggu* di dalam penanggalan Indonesia.

Pentingkah?
Jawabannya :

*"SANGAT PENTING" untuk upaya mengembalikan kata "Ahad"* .

Bagi umat Islam adalah penting, karena :

- *Kata "Ahad" mengingatkan kepada nama "Allah عزوجل " yang Maha "Ahad" sama dengan "MahaTunggal"/ "Maha Satu" / "Maha Esa".*

- "Allah" tidak beranak dan tidak diperanakkan

- Kata "Ahad" dalam Islam adalah sebagai bagian sifat "Allah عزوجل " yang penting dan mengandung makna utuh melambangkan "ke-Maha-Esa-an Allah عزوجل ".

Oleh karena itu :

- *Mari kita ganti "MINGGU" kembali menjadi "AHAD".*

- Apabila dalam 7 (tujuh) hari biasa disebut *"SEMINGGU", yang tepat adalah disebut dengan "SEPEKAN", dan bukan "minggu depan", tapi "pekan depan"*.

Semoga hari ini penuh berkah buat kita dan keluarga. 

Amin Ya Robbal 'Alamin.

Share ke teman *sebanyak-banyaknya, Mari mulai sekarang ganti  "MINGGU" kembalikanlah menjadi hari "AHAD" ganti "SEMINGGU" menjadi "SEPEKAN"* .

*Lupakanlah minggu*. Mohon share di grup yang pesertanya hanya muslim.
Share:

Penjual Koran

PENJUAL KORAN ini mungkin bukan ustadz atau kiyai atau prof.atau doktor, tapi kita WAJIB belajar darinya. Silakn baca dan renungkan !
****   ****   ***   *****
Pagi ini seorang penjual Koran berteduh di tepi sebuah warung...
Sejak subuh hujan turun lebat sekali....
seakan menghalangi nya melakukan aktivitas utk  berjualan koran seperti biasa.
Terbayang di fikiranku, tidak ada satu sen pun  uang yang akan di peroleh seandainya   hujan tidak berhenti. 
Namun, ....kegalauan yang kurasakan ...
ternyata tidak nampak sedikitpun di wajah Penjual  Koran itu.
Hujan masih terus turun. 
Si penjual koran masih tetap duduk di tepi warung itu sambil tangannya memegang sesuatu. Tampaknya seperti sebuah buku. Kuperhatikan dari jauh, lembar demi lembar dia baca. Awalnya aku tidak tahu apa yang sedang dibacanya. Namun perlahan-lahan ku dekati....
ternyata Kitab Suci Al-Quran yg dibacanya. 
+ "Assalamu 'alaikum" ...
- "Wa'alaikumus salam"
+ "Bagaimana jualan korannya  mas ?" ...
- "Alhamdulillah, ...
sudah terjual satu."
+ "Susah juga ya, kalau hujan begini" ...
- "In shaa Allah sudah diatur rezekinya."
+ "Terus, ....kalau hujannya sampai siang ?"
- "Itu berarti rezeki saya bukan jualan koran, tapi banyak berdoa."
+ "Kenapa ?"
- "Bukankah  Rasulullah SAW pernah besabda, ketika hujan adalah saat yang mustajab untuk berdoa. Maka, kesempatan berdoa itu adalah rezeki juga." 
+ "Lantas, kalau tidak dapat uang, bagaimana ?"
- "Berarti, rezeki saya adalah bersabar"
+ "Kalau tidak ada yg bisa dimakan ?" .....
- "Berarti rezeki saya berpuasa"
+ "Kenapa  bisa berfikir seperti itu ?"
- "Allah SWT yang memberi kita rezeki. 
Apa saja rezeki yang Allah berikan saya syukuri. 
Selama berjualan koran.... walaupun tidak laku, dan harus berpuasa....
saya tidak pernah  kelaparan" - kata-katanya ikhlas menutup pembicaraan
● Sahabat ...
Hujan pun berhenti.... 
Si penjual  koran bersiap-siap untuk terus menjajakan korannya.
Ia pergi sambil memasukkan Al-Quran ke dalam tasnya. 
● Aku termenung ... 
tanpa kusadari ...
cermin mata ku menjadi gelap.... 
karena cucuran tangisku... Aku tersadar....
setelah aku merenungi setiap kalimat tausiah yang diucapkan penjual  koran tadi...
● Ada penyesalan di dalam hati....mengapa kalau hujan ada yg resah-gelisah....
Kuatir tidak mendapat uang.... 
Risau rumahnya akan terendam banjir.....
Bimbang tidak bisa datang kekantor.. .. 
Keluh kesah tidak bisa bertemu rekan bisnis..... 
● Kembali baru ku sadari,... Rezeki bukan saja uang...
Tetapi bisa dalam bentuk...hidayah.... kesabaran, ....berpuasa,..... berdoa, .....beribadah....
rasa syukur....
semuanya merupakan amal sholeh yang perlu kita syukuri....yang juga merupakan rezeki dari Allah SWT.

Subhanallaah ...
walhamdulillaah...
Walaa ilaaha illallaah...
Allaahu Akbar ....
Share:

Bahagia

Ippho Santosa - ipphoright:
Anda bahagia? Seberapa bahagia?

Pertanyaan berikutnya, sukses dulu baru bahagia, atau bahagia dulu baru sukses? Kebanyakan orang memilih yang pertama, sukses dulu baru bahagia. Baiknya sih, bahagia dulu maka mudahlah menuju sukses. 

Pakai otak kanan, dibalik caranya.

Menurut psikolog Jessamy Hibberd, hal-hal kecil bisa berdampak besar dan membuat hati kita bahagia. Seperti bertemu teman, tertawa, bersyukur, dan berbagi. Inilah hal-hal kecil yang ia sarankan.

Ternyata, tak perlu syarat untuk bahagia. Bahagia bukan karena punya ini-itu. Melainkan karena keputusan, "Aku yang memutuskan untuk bahagia." 

Kalau kita merasa bahagia hanya setelah punya ini dan itu, maka semakin besar ketergantungan kita sama faktor luar. Ini menyulitkan. Benar-benar menyulitkan.

Be happy! Ready?
Share:

Lalat VS Lebah

🌿🌿🌿🌿🌿🌹🍃🍃🍃🍃🍃
LALAT DAN LEBAH
(Muhasabah Diri)

Mengapa lebah cepat menemukan bunga?
Dan mengapa lalat cepat menemukan kotoran?

Mata lebah dibuat hanya untuk menemukan bunga,
Dan mata lalat dibuat khusus untuk menemukan Kotoran.

MENGAPA ???

Di dalam pikiran lebah hanyalah madu dan madu saja, tidak ada yang lain.

Sedangkan di dalam pikiran lalat hanyalah kotoran dan kotoran saja, tidak ada yang lain.

Maka, susah bagi lebah untuk menemukan kotoran,
tapi mudah dan cepat bagi lebah untuk menemukan bunga di manapun.

Sebaliknya,
susah bagi lalat untuk menemukan bunga, tapi mudah dan cepat bagi lalat untuk menemukan kotoran di manapun.

Apa hasil akhirnya?

Lebah kaya akan madu yang sangat bermanfaat, sedangkan lalat kaya akan kuman penyakit.

Apa hikmah yang bisa kita ambil dari dua makhluk ini ? 

Ternyata apa yang kita pikirkan akan menghasilkan apa yang kita lihat, dan apa yang kita lihat akan menghasilkan apa yang kita peroleh.

Hidup kita sangat tergantung pada hati dan pikiran kita.

Jika hati dan pikiran kita selalu negatif, sudah pasti apa saja yang kita lihat akan selalu menjadi negatif dan hasil akhirnya adalah sebuah kehidupan negatif yang penuh permasalahan.

Tapi jika hati dan pikiran selalu positif, pasti apa saja yang kita lihat akan selalu menjadi positif dan hasil akhirnya adalah kehidupan positif yang penuh kebahagiaan.

Pilihan ada di tangan kita sendiri....

"Perkataan yang menyenangkan adalah ibarat seperti sarang madu , manis dan memberi manfaat untuk alam semesta "....

Semoga bermanfaat , dan kita semua adalah orang-orang yang menghasilkan 'madu' yang memberi manfaat untuk orang banyak .....
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🌸🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Share:

WANITA MUALAF CHINA MASUK ISLAM

Kisah cerita di bawah ini judul aslinya : Kisah Cinta Sejati Wanita Mualaf, kisah cerita ini cukup panjang dan mengharu biru dan bila Anda ingin membaca kisah ini secara serius tolong sediakan tisu. Pesan buat Anda : jangan pernah malas untuk membaca karena dengan membaca kamu akan terhindar dari segala macam kebodohan, kesombongan, fitnah, mencampuri urusan orang lain dan sebagainya. Insyah Allah kedepannya Anda akan menjadi orang bijaksana.

Sebelum mulai, izinkan aku mohon maaf bila ada pihak tak berkenan terutama keluargaku. Untuk itu nama dan tempat disamarkan. Aku ucapkan terimakasih untuk Retno (samaran) mahasiswi Universitas T yang telah sudi menulis. Semoga menginspirasi pembaca atau menguatkan orang yang mengalami seperti aku. Allah limpahkan rahmat dan Hidayah-NYa pada kita, amiin!.

Profile

Panggil aku Mawar usia 30-an lahir di kota P, pulau di seberang pulau Jawa sebagai bungsu dari 4 bersaudara. Kami keluarga Cina generasi ke-4 imigran ke Indonesia. Kakek buyut pendatang dari negeri jauh di utara pada awal abad 20.

Menurut cerita, kakek buyut berjualan kebutuhan pokok gula, garam beras dll, keluar-masuk kampong dengan pikulan. Bisnis keluarga berkembang pesat setelah pemerintah menggalakkan usaha yang dilakukan bangsa sendiri (pribumi).

Saat itu ada istilah Ali-Baba. Ali panggilan pribumi dan Baba / pebisnis Cina. Pengusaha pribumi diberi kemudahan izin usaha bahkan izin impor, tapi umumnya kesulitan modal. Sementara banyak etnis Cina modalnya kuat membeli izin usaha dari pribumi, sehingga memudahkan bisnis expor-impor ke Singapura, Malaysia dan Hongkong yang dikuasai etnis kami.

Bisnis keluarga makin besar, merambah semua bidang; pertambangan, emas, perkebunan dan lainnya. Kekayaan keluarga kami diatas rata-rata orang kaya Indonesia, above than ordinary rich.

Harta keluarga amat melimpah hingga orangtua cemas seandainya kami sekeluarga (tiba-tiba) mati dan tidak ada yang mengurus harta kami. Untuk itu kami sekeluarga tidak pernah melakukan perjalanan pesawat bersama-sama. Bila liburan bersama, biasanya kami dibagi 2-3 flight. Papa-mama satu pesawat sisanya dibagi 2 flight. Sehingga bila terjadi musibah, ada anggota keluarga yang tetap melanjutkan bisnis.

Aku bercerita tentang keluarga sebab sangat terkait dengan kisah selanjutnya.

Papa lahir dan dibesarkan di kota P. Setelah lulus SMA studi bisnis di negeri H (Hongkong). Begitu kembali papa menjadi businessman handal, banyak relasinya di berbagai negara. Papa rendah-hati, pendiam, bicara terukur dan seperlunya serta jarang marah. Mama dari pulau lain yang menjadi karyawati perusahaan kakek sebelum bertemu papa. Mama orangnya keras, pintar, lincah, banyak pergaulan hingga kadang kami fikir, papa sepertinya takluk pada mama.

Banyak kebijakan perusahaan berasal dari ide mama dan selalu sukses. Keduanya memang pasangan serasi dan saling mengisi.

Mengenal Islam

Masa kecilku penuh kebahagiaan. Dari SD hingga SMA aku sekolah swasta terkemuka, siswanya banyak anak bupati, gubernur atau pejabat. Aku pun berbaur tanpa memandang golongan, agama dan ras. Kadang aku diundang ke rumah mereka (anak bupati/gubernur) sehingga kenal dekat keluarganya dan kelak bermanfaat buat perusahaan kami.

Di sekolahku ada pelajaran agama untuk setiap pemeluknya. Jika ada pelajaran agama tertentu, penganut agama lain diizinkan keluar, tetapi boleh juga tinggal. Misalnya ada pelajaran Islam, aku lebih suka tinggal di kelas mendengarkan apa yang diajarkan.

Aku non-Muslim, setiap minggu ke tempat ibadah kami, tetapi aku lebih tertarik dengan Islam. Ada semacam panggilan dari hati paling dalam, Awalnya kupikir hanya perasaan ingin-tahu. Tapi setiap mendengar adzan, hati aku selalu bergetar.

Rumah kami sangat besar. Sering aku sendirian, orangtua sibuk di Jakarta dan hanya beberapa hari di rumah dalam sebulan. Kakak-kakakku masih kuliah di LN, sehingga rumah dengan 6 kamar besar, hanya dihuni aku sendiri. Pembantu, sopir dan satpam tinggal di pavilion terpisah dengan rumah induk. Di kesunyian hati, aku merasa sejuk setiap mendengar ayat Quran yang kadang tidak sengaja aku dengarkan di TV.

Aku makin tertarik dengan pelajaran Islam. Melihat ibu guru mengenakan kerudung dan wajah bersih bersinar membuat hati merasa sejuk. Dengan melihat wajah ibu guru saja, aku merasakan damai. Tanpa sadar akupun mencatat apa yang diajarkan, aku hapal ayat-ayat pendek. Semua terjadi begitu saja dan tak bisa dicegah. Pernah ibu guru menghampiri aku yang secara refleks sedang mencatat pelajaran tentang HAJI di papan tulis.

Beliau tahu aku non-muslim. Begitu mendekati tempat duduk aku. Jantung berdebar keras membayangkan diusir dari kelas. Ternyata hanya tersenyum ramah melihat catatanku. "Insya Allah kelak Mawar bersama ibu melaksanakan ibadah Haji ya…."

Hubunganku dengan Ibu Aisyah (samaran) makin akrab, aku tidak sabar menanti hari pelajarannya. Hubungan itu bagai anak dan ibu. Meski aku juga tetap mengikuti pelajaran agamaku, tapi lebih banyak melamun bahkan tidak mencatat sama sekali.

Sebagai gadis remaja tinggi 160 cm sedang mekar dan giat cari pacar. Banyak komentar teman; tubuhku indah, proporsional, wajah oriental dan akan banyak menarik perhatian laki. Tapi saat itu aku tak tertarik dengan pria seetnis. Sebaliknya setiap Jumat aku suka melihat siswa muslim ibadah shalat Jumat, hati langsung bergetar membayangkan andai salah satunya mau jadi pacarku. Dengan wajah bersih bersinar, basah tetesan air wudhu, melangkah ke masjid di seberang sekolah Ah...! Indahnya membayangkan wajah-wajah tersebut.

Aku tahu diri, mana ada pribumi yang mau menjadi pacarku. Banyak yang masih membedakan ras. Pacaran dengan cina dianggap memalukan dan menjadi cemohan.

Aku pernah berpacaran dengan anak bupati. Dia memutuskan hubungan hanya karena ayahnya calon Gubernur yang tidak mau anggota keluarga bisa menghambat pencalonan, seperti anaknya berpacaran dengan cina. Alasannya sangat mengada-ada tapi aku sadar; orangtuanya tentu tidak rela anaknya berhubungan terlalu jauh denganku yang juga beda agama.

Tapi hatiku sudah bulat kelak punya suami pribumi bahkan bersedia masuk Islam. Keputusan ini kelak membawa hidupku melewati perjalanan penuh ujian dan cobaan.

Studi ke Australia dan Amerika

Lulus SMA aku study ke Aussie (Australia) dan Amerika mengikuti 2 kakakku. Tak banyak yang perlu diceritakan. Hampir 5 tahun kemudian aku kembali dengan gelar Master dan mengabdi untuk bisnis keluarga. Dalam waktu singkat profit perusahaan meningkat pesat, terus membesar - merambah banyak sektor bisnis. Aku punya akses ke para elite daerah, karena semasa sekolah aku sudah mengenal keluarganya. Semua urusan perizinan aku selesaikan dengan mudah.

Aku masih single di pertengahan usia 20-an. Banyak pria berusaha mendekatiku, dari pengusaha muda sukses hingga pemilik perusahaan besar. Namun hatiku tidak bergetar sama sekali. Mencari suami itu mudah tapi aku ingin mencari soulmate.

Romantisme dalam Islam

Suatu hari kantor mendapat staf baru dari kantor cabang di Jawa, 3 tahun lebih tua dariku, wajah bersih dan etnis Jawa. Tutur-kata lembut, sopan, tinggi proporsional dan ahhh...! Ini dia. Dia muslim taat. Wanita sekantor tidak habisnya membicarakan dan berlomba mendapatkan perhatiannya. Menurut laporan - dia amat rajin, jujur, berprestasi hingga dipromosikan ke posisi lebih tinggi dan satu divisi denganku.

Awalnya aku jaga image sebagai anak Big Boss. Lama-lama hati enggak bisa bohong,..sedikit demi sedikit namun pasti...aku jatuh cinta. Suatu saat kami semobil dari kantor gubernur. Tiba-tiba dia meminta izin shalat Ashar di Masjid Raya. Dari dalam mobil, kucermati ia berwudhu, melangkah ke masjid, shalat...Ahhh!. Andai saja aku kelak bisa mengikuti di belakangnya.

Awalnya kami memanggil secara formal 'Pak' dan 'Ibu'. Tapi lama-lama secara tak sengaja aku memanggil "Mas" karena aku sering melihat orang Jawa memanggil yang lebih tua, suami atau kakak dengan sebutan "Mas". Dia rikuh, tetapi lama-kelamaan terbiasa. Tapi itu aku lakukan bila hanya berdua, tidak di kantor. Aku meminta dipanggil 'Dik' bukan 'Ibu Mawar.'

Seperti pepatah Jawa, "Witing tresno jalaran kulino" terjemahan bebas "Cinta tumbuh karena terbiasa selalu bersama." Bayangkan bagaimana awal cinta kami!!!

Kami duduk di belakang sopir mobilku. Awalnya membahas berkas kerja, kadang tidak sengaja tangan kami bersentuhan. Dia secara sopan segera menarik tangannya dan minta maaf. Ahh!...sebal rasanya. Padahal aku yang menginginkan. Tapi itu tidak berlangsung lama, Akhirnya dia takluk. Aku biarkan tangannya memegang berkas lalu aku pura-pura membahas sambil tanganku menyentuh jari dan tangannya. Aku tidak pandai pura-pura. Dengan berani kugenggam jemarinya, lama-lama dia (sebut saja Mas Fariz) merespon, menggenggam tanganku...ahh!...!

Sering aku pura-pura minta supir kembali dari suatu tempat, seolah ada yang tertinggal ... padahal hanya ingin berlama-lama dengan dia.

Suatu saat aku pura-pura ketinggalan sesuatu, meminta sopir ke rumah. Begitu memasuki rumah orangtuaku, wajah Mas Fariz pucat. Dia gugup karena khawatir papa (Big Boss) marah jika mengetahui pada jam kerja mampir ke rumahnya. Aku bilang tidak perlu takut, bukankah anak Big Boss yang membawanya.

Setahun berlalu. Hubungan kami semakin erat tapi dia belum menyatakan cinta. Mungkin takut ditolak apalagi beda agama. Hingga suatu saat dia menelpon mengajak bertemu di restoran luar kota. Dia meminta datang sendirian tanpa sopir.

Di restoran itu dia menyatakan cinta...langsung saja kuterima. Kukatakan aku bersedia memeluk Islam dan sejak lama ingin masuk Islam, jadi mas Fariz semoga menjadi pembimbingku. Airmatanya meleleh. Seumur hidup baru kali ini seorang pria berlinangan airmata karena aku. Aku tidak kuasa menahan airmata dan yakin mendapatkan 'Soulmate.'

Di kantor kami bekerja seperti biasa. Tapi di luar kantor kami sepasang kekasih. Dia mengajari shalat dan sedikit doa. Dia memang lelaki taat, menjaga kesopanan dan tidak pernah melewati batas. Sehingga kadang aku yang menggoda, namun dia selalu bilang, sabar!...tunggu waktunya. Seribu kali sayang, serapat apapun ditutupi, sedikit demi sedikit bocor juga rahasia kami hingga papa tahu ................

Tantangan Keluarga

Suatu hari tiba-tiba papa datang ke ruangan aku, padahal amat sangat jarang terjadi, jika ada keperluan biasanya aku dipanggil. Mulanya papa tidak menanyakan hubungan aku dengan mas Fariz, tetapi sedikit demi sedikit topiknya mengarah kesana. Akhirnya papa menanyakan kebenaran hubungan itu. Aku tidak sanggup menjawab, wajah aku tertunduk. Papa menatap dan menunggu jawaban aku.

Aku tidak sanggup berbohong atau menyangkal, sebaliknya jika bilang "iya" aku khawatirkan karir Mas Fariz. Aku hanya bisa menangis ... Esoknya, Mas Fariz tidak hadir, dia dipindahkan ke Jawa. Akupun kehilangan kontak.

Seminggu kemudian mas Fariz bercerita di telpon bahwa setelah papa menemuiku, dia langsung menemuinya. Esok paginya dia harus kembali ke kantor lama. Keadaan semakin parah, setiap karyawan di kantornya sudah tahu hubungan kami. Banyak tuduhan kalau mas Fariz mengincar harta dan kedudukan dengan memacariku. Berulangkali dia sebut nama Allah, bersumpah, cintanya kepadaku bukan karena itu.

2 minggu kemudian dia resign, tetapi kami masih berhubungan telpon. Dia mencari pekerjaan di perusahaan yang punya cabang di kota P agar bisa menemui aku. 3 bulan kemudian dia mendapatkannya dengan gaji jauh lebih kecil. Aku amat terharu, dia korbankan karirnya demi aku.

Kami pun bebas berhubungan tidak peduli perkataan orang di kantor, tapi papa kembali mengetahui dan kali ini mama turun tangan.

Mereka tidak bedakan ras dan tidak keberatan bergaul dengan siapapun, tapi tidak bisa diterima jika aku masuk Islam dan mereka sudah curiga. Maka kujelaskan, aku sudah dewasa untuk mengambil keputusan hidup tanpa tergantung papa-mama - jawaban yang membuat mereka murka.

Mereka berkata, banyak orang rela mati demi merasakan rumah mewah, sopir tersedia tiap saat, mobil mewah, uang melimpah dan dihormati. Mereka katakan, tanpa mereka aku tidak akan pernah bisa memperoleh kehidupan seperti ini. Aku hanya menangis. Tapi hatiku bertekad apapun yang terjadi aku tidak akan meninggalkan Mas Fariz.

Aku giat mendalami Islam. Saat istirahat kantor, aku pergi ke tokobuku besar di Mal untuk membaca buku Islam. Pernah aku mengajak rekan kantor ke tokobuku. Aku langsung ke rak buku Islam, dia ingatkan kalau aku ada di bagian rak buku Islam. Aku bilang memang benar, aku mau membaca tentang Islam.

Klimaks

Kedua kakak laki-laki aku menikah dan menetap di Jakarta menjalankan bisnis kami dan papa-mama sekarang lebih banyak tinggal di kota kami bersama kakak perempuanku dan aku. Tapi hubungan aku dengan papa-mama semakin renggang, kakakku pun sudah terprovokasi dan menjauh.

Aku dianggap bukan bagian keluarga dan tak diajak makan bersama di meja makan. Pembantu disuruh memanggilku untuk makan bila mereka selesai makan. Makanan yang ada adalah sisaan mereka dan pembantu tidak diperbolehkan menambah. Akhirnya aku makan makanan sisa.

Jika mereka makan ayam, aku makan ceker dan kepala saja. Bayangkan rasanya sakit hati. Aku bersabar dan mas Fariz selalu mengingatkan untuk berbakti pada orangtua. Bisa saja aku akan di restoran termahal di kota P.

Kakak perempuanku sebenarnya kasihan padaku, sehingga kadang dia menyimpan sebagian makanan yang baru dimasak. Sehingga pada saat mama-papa selesai makan, diam-diam dihidangkan untuk aku. Secara tidak terduga, mereka kembali ke meja-makan dan memergoki. Langsung mama rebut piringnya dan melemparkan ke lantai. Sambil menyindir tidak perlu kasihan sebab aku sanggup hidup tanpa diberi makan mama-papa.

Ohh..! Mereka rupanya sudah amat membenci. Hancur berkeping hati aku. Aku hanya menangis tetapi tidak menyesalI dan aku akan tetap bertahan.

Mas Fariz menyarankan bicara baik-baik agar papa-mama luluh. Suatu malam ada kesempatan mendatangi mereka dan berbicara. Dengan tutur baik aku meminta maaf. Aku tumpahkan perasaan semuanya. Tapi justru itu membuat mereka bertambah murka. Mereka tuduh aku kena sihir dan menyarankan aku sadar.

Ya Allah! Aku sehat, Insya Allah tidak ada satupun sihir. Semua keinginan murni dari panggilan jiwa yang tidak bisa aku cegah. Aku jelaskan lagi, bahwa aku sudah dewasa hingga apapun keputusan bisa kupertanggung-jawabkan. Aku bisa mandiri jika dikehendaki. Pendirian mereka pun tetap bahkan menantang, jika sanggup hidup mandiri, sekarang juga serahkan seluruh harta yang aku dapatkan selama hidup dengan mereka.

Karena tekad bulat, malam itu seluruh kartu credit, ATM, buku bank aku serahkan. Uang yang aku punya hanya yang tinggal di dompet. Sepertinya tinggal menunggu waktu untuk meninggalkan rumah. Esok paginya aku ada keperluan untuk membuka lemari besi tempat penyimpanan surat berharga keluarga. Berulangkali mencoba, aku tidak bisa membukanya.

Ternyata nomor kombinasinya diubah. Padahal ada barang pribadi aku: Ijasah, perhiasan dan lain. Aku telpon papa tapi jawabannya sinis. Papa menyindir kalau sanggup hidup mandiri, mengapa mau membuka lemari besi keluarga, pasti ada barang yang mau dijual. Aku dikucilkan. Mereka menyiksa dengan caranya sehingga aku menyerah. Aku mengadu ke mas Fariz dan mengatakan akan minggat. Dia diam, lalu berpesan jangan sampai putus hubungan keluarga.

Beberapa hari kemudian aku tinggalkan rumah dan kos di dekat kantor. Aku berpamitan baik-baik pada mama-papa. Tetapi mereka menoleh pun tidak. Aku masih ada cukup uang di dompet. Aku bersumpah tidak akan meminta uang mereka.

Aku bertekad hidup mandiri. Selama bekerja di perusahaan papa, secara formal aku digaji sesuai dengan posisiku. Tapi disamping itu setiap bulan, aku mendapat uang-saku dari papa hampir 20x lipat gaji resmi. Sehingga penghasilan sebulan cukup untuk hidup mewah selama setahun. Seluruh simpanan bank, mencapai 10 digit. Mungkin cukup biaya seumur hidup.

Sekarang aku tetap bekerja dengan harapan masih digaji. Tapi akhir bulan aku tidak mendapat sepeserpun. Saat kutanyakan ke pembayaran gaji, ada perintah menahan gajiku. Ya Allah, mereka lakukan cara apapun agar menyerah. Saat itu juga kutinggalkan perusahaan papa selamanya.

Start from Zero

Saat kuadukan ke mas Fariz dia teramat sedih dan meminta maaf, karena dia hidupku menderita. Dia rela andai aku tak kuat untuk mundur. Aku peluk dia dan kupastikan keputusanku tidak berubah. Akupun semakin ingin hidup bersamanya. Saat itu hanya dia sandaranku. Dengan berurai airmata, dia tanya lagi, apakah rela menjadi muslimah dan menjadi istrinya. Kuciumi tangannya kukatakan kukorbankan kehidupanku hanya untuk bisa hidup bersamanya dan tidak akan menyesali.

Singkat cerita, dengan diantar mas Fariz aku mengucapkan kalimat syahadat di sebuah masjid disaksikan imam dan beberapa jemaah masjid. Dia mengajak segera menikah di kota kelahirannya. Kebetulan tugasnya dipindahkan ke pulau Jawa.

Sebelum menikah kami datangi rumah papa-mama. Tapi satpam di pintu gerbang mengatakan kalau dia diperintahkan tidak boleh membuka pintu bila kami datang. Sebenarnya ia mau membuka pintu. Tapi aku larang, khawatir mencelakai pekerjaan Biarlah aku saja yang menderita. Aku tinggalkan secarik surat yang isinya mohon doa restu bahwa aku akan menikah dengan Mas Fariz. Aku beritahukan ke pak satpam aku sudah muslimah. Matanya berkaca-kaca saat kukatakan aku mualaf.

Keluarga mas Fariz menanyakan ketidakhadiran keluargaku di pernikahan kami. Tapi setelah mas Fariz bercerita, mereka memahami. Kami menikah secara sederhana. Keluarganya amat sangat menerimaku dengan hangat tanpa mempermasalahkan keturunan Cina. Ibu mertuaku amat sayang kepadaku. Aku amat sangat bahagia menjadi istrinya.

Aku hidup di rumah sederhana, kulalui dengan penuh kebahagiaan dan aku tidak mengeluh sedikitpun dengan yang mas Fariz berikan. Aku tidak lagi bekerja, karena aku ingin mengabdi pada suamiku. Disamping itu semua ijasah masih tersimpan di lemari besi, aku tidak bisa melamar pekerjaan. Aku pun ingin membuktikan bisa mandiri dengan suamiku.

Mas Fariz amat sangat menyayangiku tiap pagi sebelum berangkat kantor dia memelukku. Tiap hari kubawakan 'lunch box' makan siang karena aku tidak mau dia makan makanan masakan orang lain. Aku sangat posesif, ingin memiliki dan melayani secara total. Tiap hari aku bangun sebelum dia bangun dan tidur setelah dia benar-benar tidur untuk memastikan dia sudah benar-benar tidak perlu aku layani lagi. Aku siapkan celana, baju, kaus kakinya tiap pagi sebelum berangkat kerja. Sehingga dia tidak perlu memikirkan pakaian apa yang harus dia pakai. Bahkan aku potong kukunya bila sudah panjang. Dia kujadikan pangeran bagi diriku.

Tiap malam sebelum tidur, kami ngobrol dan saling mengajarkan bahasa. Dia mengajari bahasa jawa, sedangkan aku mengajari bahasa mandarin. Dia amat cepat belajar mandarin dalam waktu singkat dia menguasai kata-kata yang umum diucapkan, kadang mengajakku bicara mandarin di rumah. Memang perusahaan tempatnya bekerja milik etnis Cina dan banyak berhubungan dengan keturunan Cina, sehingga bila berbahasa mandarin akan memberi keuntungan tambahan.

Suatu saat dia pulang membawa motor, kantornya memberi pinjaman cicilan motor. Memang hanya motor, tapi aku bahagia sekali dengan yang dia dapatkan. Berulangkali dia minta-maaf tak bisa membeli mobil seperti yang pernah kumiliki. Aku katakan motor yang kita miliki jauh lebih mewah dari mobilku dulu. Karena motor ini bukan sekedar dibeli dengan uang, tapi juga dengan cinta.

Kehidupan perkawinan kami teramat indah, kalau di rumah nyaris kami tidak bisa berjauhan. Tiap hari bagi kami adalah bulan madu. Setahun kemudian lahir anak kami. Bayi itu sebut saja 'Faisal'. Mas Fariz yang membacakan Azan dan iqomat sesaat setelah lahir. Aku merasa lengkap kebahagiaanku. Setiap hari bertambah bahagia bisa merasakan 2 orang "Fariz" dalam rumahku. Saat mas Fariz ke kantor, aku di temani Fariz kecil. Aku mencintai 2 orang yang sama darah dagingnya.

3 tahun anak kami hadir. Mas Fariz bercita-cita mendatangi orangtuaku, oma-opanya Faisal. Dia ingin perkenalkan cucu mereka dan menyatukan aku dengan papa-mama. Dia berharap dengan kehadiran Faisal, akan meluluhkan hati orangtuaku. Tapi tiap menelpon, papa-mama bersikap seperti dulu. Bahkan waktu kukatakan bahwa mereka punya cucu dariku, mereka menjawab, kalau mereka tak merasa punya keturunan dariku…Ohh! malangnya anakku. Aku teramat sedih, teganya papa-mama. Aku maklumi masih membenciku, tapi jangan pada anakku, cucu mereka.

Tidak Putus Dirundung Malang

Dia yakin papa-mama akan menerima kami. Sebelum harapan terpenuhi, musibah mulai datang ....

Suatu hari suamiku pulang lebih awal karena merasa nggak enak badan, seperti masuk angin. Aku menyuruhnya segera istirahat, tidur dan memberi obat penghilang sakit. Malamnya tubuh panas menggigil. Keesokannya aku bawa ke dokter dan dikatakan hanya demam biasa sehingga hanya diberi obat penurun panas. Tapi malamnya tubuh tetap panas, menggigil dan mengigau. Dia menolak untuk dibawa ke RS bilangnya demam biasa.

Hari ke-4 kondisinya parah dan pingsan, dari hidung keluar darah. Di RS Hasil periksa darah, trombosit tinggal 26.000 normalnya diatas 150.000. Suamiku kena demam berdarah, Dokter menyalahkan kenapa tak segera dibawa ke RS lebih awal, karena serangan terberatnya di hari 5. Kalau kondisi tidak kuat, amat berbahaya.

Hari ke 5 makin parah, napasnya berat, trombositnya tidak naik. Malam itu setengah mengigau, dia memanggilku, aku genggam tangannya, aku dekati telingaku ke mulutnya, aku dengar dia coba ucapkan sesuatu. Air matanya meleleh. Dia ucapkan "Maafkan aku" Aku tenangkan dia, kalau tidak ada yang perlu dimaafkan. Aku ikhlas mendampinginya. Setelah mendengar kata_kataku dia tenang, dengan 1 tarikan napas dia ucapkan "La ilaaha illa llaah" lalu meninggal dalam pelukanku.

Aku ingat ucapannya, jika Allah izinkan, dia ingin meninggal di pelukanku. Aku memarahi dia, jangan bilang seperti itu. Tapi dia serius, kalau dia tak sanggup kalau aku meninggalkannya. Ternyata Allah kabulkan. Orang yang aku jadikan sandaran hidup telah pergi. Tidak terkira sedih hatiku. Andai tidak ingat anakku, aku ingin menyusul Mas Fariz.

Mas Fariz jujur dan baik, seluruh rekan kerjanya dan big boss hadir melayat. Kantor memberi santunan 4x gaji, ditambah uang duka. Aku ditawari kerja di perusahaan tersebut. Tapi aku rasa setengah nyawaku hilang. Selama 3 bulan berduka, aku tidak sanggup melakukan apapun.

Sementara aku di rumah mertua agar Faisal ada yang mengasuh. Rumah dan motor dijual, karena tidak sanggup kubayangkan kenangan Mas Fariz. Hampir setengah tahun di rumah mertua, aku putuskan kembali ke kota asalku. Sebenarnya ibu mertua amat baik dan penyayang. Tapi aku tahu diri tidak mungkin bergantung ke siapapun. Aku harus mandiri demi anakku satu-satunya.

Di kota asalku aku mengontrak rumah dan membuka toko kecil. Mungkin karena masih berduka dan terbayang suami hingga kurang mikirkan usahaakhirnya bangkrut. Uang habis untuk membayar tagihan suplier.

Aku sebenarnya tidak pernah putus asa apapun aku jalani asal halal. Pernah jadi pelayan restoran beberapa bulan dan berhenti karena anakku tak ada yang menjaga. Akhirnya aku kehabisan uang tak sanggup bayar kontrakan. Dengan koper isi pakaian dan menggendong anakku berjalan tanpa tujuan. Aku bingung akan kemana. Pernah terlintas di benakku untuk kembali ke keluargaku. Tapi dengan kondisi ini mereka pasti merasa menang, tertawa terbahak dan mengejekku seumur hidupku bahwa aku gagal memilih jalan hidup.

Dibawah Naungan Islam

Ditengah perasaan putus asa, kuteringat masjid tempat aku pertama kali mengucapkan kalimat syahadat. Masjid itu bukan Masjid Raya di kota kami, tapi masjid tua bersejarah, maka banyak jemaah berziarah. Aku berpikir, dulu aku memulainya dari masjid itu, sehingga kalaupun jalan hidupku berakhir aku ingin di masjid itu pula. Aku datangi masjid tersebut Dan aku shalat mohon petunjuk. Anakku kelelahan tertidur di sampingku.

Aku tidak punya uang untuk membeli makanan dan hanya bisa menangis. Rupanya tangisku didengar seorang bapak dan beliaulah imam masjid tersebut dan dia pula yang dulu membimbing aku membaca syahadat. Aku tidak lupa dengan wajahnya tetapi dia pasti tidak ingat, karena wajahku tidak sesegar dulu lagi. Sewaktu aku perkenalkan diriku dan aku katakan bahwa aku dulu mualaf yang beliau bimbing, dia langsung ingat tapi juga kaget dengan kondisiku seperti ini.

Akhirnya aku ceritakan semuanya pada beliau, sebab aku merasa tidak ada lagi orang di dunia ini yang aku jadikan sandaran hidupku.

Setelah mendengar kisahku dia menyuruhku jangan pergi - tetap tinggal di masjid. Beliau menyuruh seorang jemaah membelikan makanan untuk aku dan anakku. Sebentar kemudian dia meninggalkan aku sambil berpesan akan segera kembali (rupanya dia mencari tempat untuk aku tinggali). Tidak lama beliau kembali. Sambil tersenyum dia katakan, mulai malam ini aku memperoleh tempat tinggal. Aku diajak ke belakang masjid disitu ada bangunan tambahan terdiri beberapa ruangan. Biasa dipakai untuk gudang peralatan masjid, seperti tikar, kursi dan lainnya. Salah satu ruang tampak sudah kosong. Dia menunjuk bahwa itulah rumahku. Aku boleh menempati selama mungkin aku mau.

Ruang sebelahnya ditempati Pak Tua penjaga masjid, sehingga aku ada yang menemani. Ruangan itu berukuran kurang lebih 2x2m. Pak Imam masjid menambahkan, aku diberi honor sekedarnya jika mau membantu membersihkan masjid, sehingga cukup untuk makan. Beliau tambahkan kalau aku bisa datang ke rumahnya sekedar membantu istrinya memasak. Rumah beliau hanya beberapa ratus meter dari masjid.

Alhamdulillah, aku amat bersyukur ternyata Allah mendengar doaku. Aku ingat, bahwa Allah tidak akan menguji hambanya melebihi beban yang sanggup dia pikul. Aku bersyukur memperoleh tempat berteduh, walau hanya kamar kecil (jauh lebih kecil dibanding kamar mandi saat di rumah orangtuaku). Ada lagi yang membuatku tenang yaitu aku tinggal dekat rumah Allah, setiap merasa sedih, aku tinggal masuk masjid mengadukan langsung pada Allah. Karena tinggal dekat masjid otomatis shalatku tidak pernah terlewatkan sekalipun.

Alhamdulillah, hidupku sedikit demi sedikit mulai tenang. Aku sering membantu istri Pak Imam memasak di rumahnya. Imbalannya beliau selalu membekali makanan untuk aku bawa pulang. Sehingga aku tidak perlu risau memikirkan makanan harian. Kalau Pak Imam sekeluarga ada keperluan keluar kota, akulah yang dititipi menjaga rumahnya dan bisa tinggal di rumahnya. Sebenarnya mereka menawarkanku tinggal bersama mereka. Tapi aku tahu diri tidak mau terus menerus merepotkan orang lain.

Pekerjaanku setiap hari membersihkan halaman masjid, membersihkan kaca jendela, Sedangkan Pak Tua mengepel lantai masjid. Tiap minggu aku mendapatkan honor sekedarnya dari hasil kotak amal, tapi kadang aku tidak mendapatkan sepeserpun, karena kadang sudah habis untuk keperluan masjid, tapi aku lakukan itu dengan senang hati dan ikhlas. Sementara ini aku benar-benar ingin mengabdi pada Masjid ini - sebagai tanda terimakasih. Aku tidak mau bersusah-payah mencari pekerjaan. Aku percaya kelak masjid ini akan memberi jalan memperoleh pekerjaan.

Kadang pada malam hari aku duduk di teras masjid, mengobrol dengan Pak Tua. Dia bercerita, anak-anaknya ada di kampong, tapi dia tak mau merepotkannya. Selama masih kuat, dia tak mau merepotkan orang lain. Lalu saat giliran aku bercerita, kadang aku bingung harus cerita apa...???

Apa aku ceritakan kalau dulu aku pernah naik kapal pesiar keliling EROPA, tidur di hotel mewah di LAS VEGAS atau saat kuliah punya apartment mewah di Australia …Ahh! Pasti dia tertawa menganggap aku berkhayal. Jangankan tidur di hotel, uang yang aku punya tidak lebih dari Rp 20.000,-

Dulu tiap minggu aku bisa beli peralatan makeup, eye-shadow, lipstick jutaan rupiah. Kini makeup aku air wudhu sebelum shalat. Tapi justru banyak yang mengatakan wajahku tetap bersih, cantik alami. Kadang orang berpikir aku masih memakai makeup. Yah…! mungkin Allah yang memakaikannya. Kecantikan dari dalam "Inner Beauty" Banyak yang bilang dengan mata sipit dibalik kerudung, aku terlihat cantik.

Tanpa terasa hampir 2 tahun aku menetap disini, anakku sudah sekolah SD dekat masjid milik yayasan dan tanpa membayar sepeserpun. Aku hanya membeli seragam dan alat sekolah. Bahagianya hati melihat anak aku masuk sekolah…ohh! seandainya mas Fariz masih ada dan melihat anak kita di hari pertama sekolah.

Anakku rupanya tumbuh besar dalam keprihatinan sehingga sangat tahu diri. Tak pernah sekalipun merengek minta dibelikan ini itu seperti layaknya anak lain. Pernah hatiku amat pilu. Ketika dia pulang sekolah dengan kaki telanjang sambil menenteng sepatunya. Sambil tertawa, tanpa mengeluh, dia justru menunjukkan sepatunya.

"Ma, sepatu Faisal sudah minta makan" Sepatunya robek depannya, seperti mulut minta makan. Melihat dia tertawa, aku ikutan tertawa, walau hati ingin menangis. Andai dia tahu dulu mama selalu memakai sepatu harga jutaan. kini, membelikan sepatu anakku yang murah aku belum sanggup. Alhasil selama 2 hari anakku ke sekolah memakai sepatu robek, hingga aku belikan sepatu bekas layak pakai.

Aku bersyukur punya anak amat tahu diri. Tidak mau membebani ibunya. Anak saleh akan menjadi bekal amat bernilai buat orangtua. Pak Imam masjid kadang menengok dan menanyakan keadaan kami. Dia sering cerita, bagaimana istri Muhammad SAW hidup jauh lebih menderita, tapi tetap tabah. Beliau bilang, aku pasti akan menjadi ahli surga. Berulangkali dia katakan, orang lain tidak akan sanggup menghadapi cobaan ini, tapi aku tetap bertahan memegang keyakinan, meninggalkan kenikmatan dunia yang justru pernah kuperoleh.

Suatu siang, aku melihat mobil datang ke halaman masjid. Dari dalam mobil keluar 2 orang yang aku kenal. Yang satu Tante Grace, satunya Oom Albert. Mereka lawyer perusahaan dan keluarga kami. Entah bagaimana mereka bisa mengetahui aku ada disini. Mereka membawa sebundel amplop, mengajak aku berbicara. Aku lihat mata Tante Grace memerah menahan airmata saat melihat tempat aku tinggal. Bahkan Oom Albert suara bergetar, lehernya tersekat menahan sedih. Mereka diutus orangtua aku. Karena orangtuaku sudah tahu bagaimana keadaan aku sekarang. Mereka katakan dalam amplop isinya surat bank, ATM, Ijasahku yang bisa aku miliki lagi. Bahkan aku dijemput pulang ke rumah mama-papaku.

Sejenak aku bahagia, kupikir orangtuaku terbuka hatinya, aku bisa pakai uang yang banyak untuk hidup lebih baik. Tapi dengan terpatah-patah Oom Albert melanjutkan, mama-papa memberi syarat. Saat kutanyakan syaratnya. Keduanya nyaris tidak sanggup melanjutkan.

Tante Grace makin menunduk menahan tangis. Akhirnya oom Albert mengatakan syaratnya aku dan anakku harus kembali ke keyakinan lama. Saat itu juga aku langsung menjawab, kalau aku tidak mau menerima amplop itu dan aku katakan agar dikembalikan ke papa. Keduanya amat sangat minta maaf padaku, karena mereka tahu aku tersinggung. Tapi aku juga sadar keduanya hanya menjalankan tugas. Bahkan Tante Grace katakan, andai mengikuti nurani pasti mereka serahkan itu amplop padaku tanpa syarat apapun, tapi mereka terikat profesi.

Keduanya pamit. Tapi tidak lama kemudian kembali lagi, aku pikir ingin membujuk. Rupanya mereka berinisiatif fotocopi ijasah dan menyerahkan copy-nya padaku. Mereka inisiatif sendiri resikonya kehilangan pekerjaan. Mereka bilang hanya itu yang bisa mereka lakukan untukku.

Alhamdulillah. Sedikit demi sedikit Allah memberi jalan untukku. Akhirnya aku punya bukti kalau aku pernah sekolah tinggi meraih Master bidang keuangan (finance) di luar negeri.

True Happiness

Rupanya Allah cukup menguji dan memberi rewards atas ketabahanku.

Suatu pagi 2 orang mengamati bangunan masjid, wanita kulit putih dan lokal. Pak Tua ada di halaman Masjid, maka mereka menghampiri. Masjid kami memang unik, bangunan tua dengan arsitektur Melayu Kuno dan sering dikunjungi. Biasanya Pak Tua menjadi juru-bicara karena dia paling tahu sejarah masjid. Aku banyak mendapat cerita dari Pak Tua sehingga aku tahu sejarah masjid kami.

Dari jauh tampak keduanya mengobrol dengan Pak tua, sampai akhirnya kulihat si Kulit Putih kebingungan. Akupun menghampiri dan dengan sopan memperkenalkan diri serta menawarkan bantuan.

Ternyata dia mahasiswi Arsitektur dari Australia dan ditemani mahasiswi Arsitektur universitas T di kotaku sebagai penterjemah (panggil saja Retno). Rupanya bahasa Inggris Retno kurang lancar hingga si Bule kebingungan mendengar terjemahan cerita Pak Tua. Dengan sopan aku mengajukan diri membantu si Bule.

Dengan bahasa inggris sangat lancar, aku ceritakan semua hal tentang masjid. Aku ajak berkeliling ke tiap sudutnya. Si Bule bertambah takjub saat kukatakan pernah study di negerinya. Retno terus memandangiku setengah tak percaya. Setelah puas mendapat informasi, sebelum pulang Retno berjanji menemuiku segera, ingin menanyakan banyak hal tentang diriku. Dengan senang-hati akan kuterima kedatangannya kapan saja.

Beberapa hari kemudian Retno menemuiku. Dia amat ingin tahu siapa diriku. Aku ceritakan semua perjalanan hidupku sampai saat ini. Dia amat bersimpati dan ingin menolong. Walau tak mengharap pertolongan orang lain, tapi kuhargai niatnya. Dia bilang dengan pendidikan dan kemahiran bahasa asing akan mudah mendapat pekerjaan, apalagi ada copy ijasah. Seminggu kemudian dia datang membawa kertas dan amplop, menyuruh membuat surat lamaran.

Informasinya Rektorat memerlukan tenaga honorer. Aku terharu ada orang peduli mau membantu tanpa pamrih, aku ucapkan banyak terimakasih padanya. Bagiku dia seperti diutus Allah untuk menolongku. Tidak lama kemudian aku mendapat kabar gembira, aku dipanggil ke Rektorat untuk test dan wawancara. Sebelum berangkat aku shalat memohon kepada Allah agar diberi kelancaran. Anakku aku titipkan pada Pak Tua yang kuanggap sebagai orangtua sendiri.

Alhamdulillah, test berjalan lancar. Saat wawancara justru Bahasa Inggris lebih aku kuasai dibanding pewawancara. Dia bilang English-ku perfect.

Beberapa hari kemudian dia datang dan tampak gembira sekali, katanya dalam beberapa hari aku akan mendapat surat dari Rektorat yang isinya diterimanya aku sebagai honorer. Dia tahu informasi karena temannya bekerja disana. Aku segera menuju masjid dan bersujud syukur lama sekali. Kurasa aku lulus semua test yang diujikan Allah. Sering aku bertanya pada Allah, apakah karena aku mualaf sehingga Allah kurang percaya pada keimananku hingga perlu diuji dengan ujian amat berat.

Walau hanya honorer aku sangat bersyukur, yang penting aku memperoleh penghasilan layak. Pekerjaan membantu Bagian Keuangan di Rektorat, memang sesuai dengan ilmuku. Mulai banyak yang tahu kalau aku lulusan luar negeri. Setiap seminar yang memerlukan makalah bahasa Inggris pasti aku yang diberi tugas penyusun makalah.

Aku banyak membantu penterjemahan litelatur asing untuk mahasiswa. Nyaris 3 tahun terakhir, aku tidak pernah membeli baju baru. Dengan gaji sekarang aku bisa membelinya. Aku amat sangat senang bukan main, bisa membelikan pakaian anak. Bahagia melihat anak berpakaian layak. Pakaian sekolahnya sudah menguning, kini aku beli yang baru, putih bersih dan sepatu baru. Sepatu lamanya robek dan kusimpan sebagai kenangan.

Tak lama kemudian aku mengontrak rumah. Sebelum aku meninggalkan Masjid tak lupa pamitan ke rumah Pak Imam mengucapkan terimakasih atas pertolongannya, beliau katakan yang menolong bukan dia tapi Allah yang menolongku. Aku memeluk dia lama sekali. Aku katakan dahulu aku ucapkan syahadat di depannya dan aku tak akan pernah mengingkarinya seumur hidupku, apapun yang terjadi.

Sebelum pergi kupandangi kamarku untuk terakhir kali, sempat beberapa menit tertegun, membayangkan, mungkin kelak ruangan ini dipakai oleh orang yang senasib seperti aku.....

Aku harap Semoga Allah memberinya kekuatan....

Setelah melewati segala cobaan, Allah terus-menerus memberi semacam rewards, belum setahun bekerja, Rektorat memberi kabar statusku menjadi karyawan tetap. Beberapa dosen senior menawari posisi asisten dosen. Rekan kerja mengatakan karirku amat bagus. Orang berkualifikasi sepertiku amat dibutuhkan. Mereka bilang kesuksesan hanya menunggu waktu.

Aku hanya mengucap Alhamdulillah. Dahulu aku sering berdoa dengan linangan airmata kesedihan, sekarang sering menangis saat berdoa, tapi kali ini aku menangis bahagia. Sampai saat ini aku sendirian, aku bertekad membesarkan anak sebaik-baiknya. Aku masih merasa istrinya mas Fariz. Seperti yang aku pernah katakan, dia bukan hanya suami, tapi soulmate dan tidak tergantikan. Tetapi entah kalau Allah mempunyai rencana lain. Tiap memandang anakku, aku seperti melihat mas Fariz. Seolah dia masih mendampingiku.

Alhamdulillah! kini aku mampu membeli motor. Di akhir pekan aku sering berboncengan dengan anakku jalan-jalan atau sengaja lewat di depan rumah orangtuaku, sambil aku katakan bahwa itu rumah opa-oma. Sering anakku bertanya, "Ma kapan kita pergi ke rumah oma-opa? " Aku tersekat tak bisa menjawab sebab menahan airmata. Aku terus berdoa, semoga suatu saat kelak orangtuaku dibukakan hatinya, jika tak mau menerimaku lagi, mohon diterima anakku – cucu mereka.

Wassalam,

panti asuhan al furqon at 9:01 PM
Share:

Jadwal Sholat

Popular Posts

Label

Arsip Blog

Recent Posts

Pages

Blog Archive

Categories