Hari ini adalah hasil dari rencana kemarin, masa depan adalah rencana hari ini. Tak ada cerita masa lalu tanpa ada sejarah. Tak ada sejarah jika tak ada yang mencatat dan memberi hikmah bagi generasi yang akan datang.

Kajian Bismillah

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Kata "bismilah" atau "basmalah" memiliki memiliki makna yang sangat dalam. jika kita mengkajinya tidak akan cukup menggunakan waktu berjam-jam, berhari-hari atau berminggu-minggu. Mengkaji bismillah membutuhkan yang lama dan konsentrasi yang serius.
Penjelmaan duniawi dari pola dasar ilahi, yang disebut didalam Al-Qur'an dengan penulisan pena dan tempat tinta, memiliki suatu pokok signifikasi spiritual. Dapat dikatakan, bahwa Al-Qur'an merupakan suara dari firman Tuhan yang diembuskan ke hati Nabi dan kemudian kepada para sahabat dan generasi-generasi selanjutnya. Sayyidina Ali Karamallahu Wadz'hahu mengatakan  bahwa seluruh Al-Qur'an itu terkandung didalam surat Al-Fatihah, sedangkan surat Al-Fatihah itu sendiri terkandung di dalam Bismillah (basmallah).
Karena adanya suatu kehadiran ilahi dalam teks Al-Qur'an , yakni Bismillah (Basmallah), maka kalimat Bismillah inipun merupakan pengejawantahan yang dapat dilihat dari firman ilahi itu, untuk membantu kaum muslim menembus ke dalam dan ditembusi oleh kehadiran ilahi yang sesuai dengan kapasitas spiritual setiap orang Islam. Bismillah membantu manusia untuk menembus selubung eksistensi material, sehingga memperoleh jalan masuk ke barakah yang terletak didalam firman ilahi dan untuk mengenyam hakikat alam spiritual, karena Bismillah itupun adalah suatu pengejawantahan visual dari kristalisasi realitas-realitas spiritual (Al-Haqa'iq) yang terkandung didalam wahyu Islam pertama : Iqraa bismirabbikaal ladzii khalaq : Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan (Q.S. : 96 : 1) Kalimat Bismillah merupakan hasil dari pengejawantahan ke-Esaan pada bidang keanekaragaman. Kalimat suci ini merefleksikan kandungan prinsip keEsaan ilahi, kebergantungan seluruh keanekaragaman kepada Yang Esa, kesementaraan dunia dan kualitas-kualitas positif dari eksistensi kosmos atau makhluk, sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt didalam Al-Qur'an: "Yaa Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia (Q.S. 3 : 191) Allah Swt menurunkan kalimat suci Bismillah dalam wujud fisik (yang tersurat) pada sebuah kitab suci Al-Qur'anul Kariim yang secara langsung dapat dipahami oleh pikiran yang sehat. Karena kalimat suci "Bismillah" itu sendiri, memiliki realitas-realitas dasar dan perbuatan-perbuatan sebagai tangga bagi pendakian jiwa dari tingkat yang dapat dilihat dan di dengar menuju ke Yang Gaib, yang juga merupakan keheningan diatas setiap bunyi. Wujud fisik (Bismillah) inipun didasarkan pada ilmu pengetahuan tentang dunia batin yang tidak hanya berkaitan dengan penampakan lahir semata, tetapi juga dengan realitas-realitas batin Bismillah itu sendiri (yang tersirat) Bismillah diilhami oleh spiritualitas Islam secara langsung yang diwahyukan oleh Allah Swt kepada Nabi, sedangkan wujudnya tentu saja dibentuk oleh karakteristikkarakteristik tertentu dari tempat penerima wahyu Al-Qur'an, yaitu : Qalbu (hati), yang nilai-nilai positifnya diuniversalkan Islam. Bentuk wahyu Islam yang pertama ini (Bismillah) tidaklah mengurangi kebenaran, bahwa sumber religius dari Bismillah ini berasal dari kandungan batin dan dimensi spiritual Islam pula. Hanya bagi orang yang mampu melihat relitas-realitas tersebut ataupun orang yang telah dilatih untuk memperoleh penglihatan  Al'Bashirah (penglihatan batin) atas sesuatu yang tersembunyi dibalik rahasia Bismillah, dan dikarenakan Bismillah ini merupakan pula pesan dari ruang inti perbendaharaan yang gaib (khaza'in al-ghoybi), maka siapapun yang menerima pesan kalimat suci ini didalam hatinya ia seakan menikmati alunan nyanyian alam rahim yang membawa jiwanya sebelum episode perjalanan duniawinya yang singkat. Agama Islam tidak berdasarkan ketegangan dramatis antara langit dan bumi, atau pengorbanan heroik dan penyelamatan melalui campur tangan Tuhan, akan tetapi Agama Islam bertindak untuk mengembalikan kesadaran manusia, bahwa alam semesta adalah kalam ilahi dan pelengkap ayat-ayat suci tertulis yang diwahyukan dalam bahasa Arab. Kesadaran ini diperkuat dengan tata cara shalat yang secara naluriah mengembalikan manusia pada keadaan primordialnya dengan menjadikan seluruh alam sebagai tempat ibadah. Begitu pula halnya kalimat Bismillah yang terucap saat bersujud menyentuh bumi (shalat), adalah ; untuk mengembalikan manusia ke-kesucian primordial (alfithrah) saat Yang Maha Esa menghadirkan dirinya secara langsung didalam hati manusia dan mengumandangkan sebuah simfoni abadi dalam keselarasan yang ada pada alam yang suci. Kalimat suci Bismillah yang terucap saat berdzikir, berarti sang pendzikir telah kembali kepusat alam, bukan secara eksternal melainkan melalui hubungan batin yang menghubungkan dirinya dengan prinsip-prinsip dan iramairama alam primordial yang sakral dan teramat luas sekaligus merupakan suatu perumpamaan dialog suci antara seorang Hamba dengan Khaliqnya, yang menenangkan dan sekaligus mensucikan jiwanya, begitupun Bismillah yang terucap disaat manusia hendak melakukan suatu pekerjaan-pekerjaan yang halal, maka kesadaran dirinya akan terbangkit dari keterlenaan, dalam dirinya melalui kesadaran akan realitas Yang Maha Esa.
Sebuah kesadaran yang sesungguhnya merupakan substansi dari manusia primordial dan sebab terbentuknya eksistensi manusia. Hati serta jiwa seluruh muslim disegarkan oleh keagungan, keselarasan dan kesucian kalimat Bismillah dalam pada bentuk-bentuk huruf Al-Hijaiyyah yang terdiri dari tujuh huruf (Ba Sin Mim Alif Lam Lam Ha), yang mengelilingi kaum muslim yang hidup didalam masyarakat Islam tradisional dan yang mengungkapkan keindahannya pada setiap lembaran-lembaran suci Al-Qur'an. Oleh karenanya Bismillah sebagai induk suci Islam yang merupakan karunia dari Haqiqah yang terletak dalam hati wahyu Islam. Kalimat suci ini akan tetap demikian bagi seluruh muslim, tak peduli apakah diri mereka sadar akan haqiqah ataukah mereka yang sudah puas dengan bentuk-bentuk luarnya saja (kalimat Bismillah yang tersurat).
Bagi mereka yang mengikuti jalan menuju haqiqah kalimat suci ini merupakan pembantu pertama yang sangat diutamakan untuk merenungkan ke-Esaan Ilahi Rabbi, karena huruf Ba yang dilambangkan oleh titik pengenal kesucian horizontal dengan wujud lengkungan vertikal yang menghadap langit dan Mim yang berporos pada suatu tiang kepasrahan. Tiga huruf-huruf suci ini secara keseluruhan melambangkan eksistensi universal untuk menuntun manusia dalam pembauran kualitas, kekuatan, dan aliran berbagai elemen agar setiap muslim mengingatkan ajaran Tuhan, yaitu dalam bentuk alam semesta, yang benar-benar muslim atau tunduk kepada kehendak Tuhan dengan mematuhi sifat dan hukum alamnya sendiri-sendiri.

Powered by Telkomsel BlackBerry®
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadwal Sholat

Popular Posts

Label

Arsip Blog

Recent Posts

Pages

Blog Archive

Categories