Setulus fitrah mengaku taqdir atas setiap peristiwa. Sebening iman nan tulus mengakui Maha kasih sayang dan adilnya Allah Taala dalam ketetapan-Nya. Maka patutkah kita menolak hujan, mencaci, bahkan menghempas karunia-Nya?
Sahabat..,
Seperti Nabi Sulaiman dahulu mampu memindahkan istana Balqis dengan tentaranya. Tentu patutlah Rasulullah nan mulia mampu memindahkan hujan dengan kehebatannya. Tetapi angin dan hujan berjalan atas idzin dan kehendak-Nya. Maka beliau lebih memilih dengan berdoa. (Lihat Q.S. Al Furqon: 48)
Sahabat..,
Demikian pula dengan rezeki dan usia mutlak kekuasaan Allah taala. Selain dengan usaha, siapa yang ingin dipanjangkan usia dan diluaskan rezekinya maka silaturahim menjadi katakuncinya. (Lihat H.R. Bukhori)
Begitulah dengan hujan. Selain rahmat bagi alam, Ia pun pernah menjadi azab bagi kaum Nabi Nuh nan durhaka. Maka istighfar dan sikap kita menjadi kunci apakah ia kan menjadi rahmat ataukah adzab
Sahabat seiman..,
Tak semua dapat diratiokan. Tak selalu kekuatan kita mampu memecahkan. Maka doa, usaha, disertai dengan ibadah mentaati Allah Ta'ala kan menjadi solusinya. Selamat beraktifitas!
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar