Hari ini adalah hasil dari rencana kemarin, masa depan adalah rencana hari ini. Tak ada cerita masa lalu tanpa ada sejarah. Tak ada sejarah jika tak ada yang mencatat dan memberi hikmah bagi generasi yang akan datang.

DUNIA VUCA

Oleh : Mardigu WP

Selamat datang di VUCA WORLD mas!!, demikian ucapan singkat dari seorang pakar foreign policy yang setiap minggu datang ke kantor tua saya di bilangan Jakarta selatan. Dia sudah senior, sudah umuran di bilangan 64 tahun usianya.

Secara financial, dia sudah freedom. Rumahnya hanya berjarak 500 meter dari SCBD yang luas dan asri dengan halaman lebih dari 1000 meter. Pajak tahunannya 400 juta bayangkan. Dia mengatakan kayak sewa aja punya asset di tengah Jakarta.

Dan kekantor saya sebulan minimum sekali. Kantor saya tua, namun kalau saya kesana, pasti jadi tempat tongkrongan. Sebulan paling dua paling banyak 4 kali ke kantor tersebut. Paling buat bertemu para komisaris tua dan rekan-rekan senior.

VUCA world apa itu pak? Demikian saya menghentikan sesaat menandatangani dokumen, pekerjaan rutin saya di sana.

Mas harus tahu saat ini dunia lagi melakukan kesimbangan baru, bergeser dengan cepat pendulum kepentingan. Dia mulai mejelaskan sambil duduk di sofa hadapan saya yang saya juga duduk pindah ke sofa dari meja kerja tua saya itu.

Dulu romawi, bizantium, babylonia bisa ribuan tahun berkuasa, menguasai kehidupan wilayahnya, hegemoninya. Sekarang 70 tahun amerika berkuasa sejak perang dunia kedua, 5 hal yang di dominasinya sekarang hanya 2,5 saja. Sisanya sudah diambil yang lain. Bayangkan, apa ngak amerika murka.

Romawi selama 1000 tahun baru di challenge di tantang 8 kali oleh bangsa lain, dan genseric yang berhasil memukul telak bizantium. Ini baru 70 tahunan amerika sudah keok. Ini kesempatan kita bermain mas!!! Demikian senior saya ini dengan berapi-api bercerita.

Saya ngak suka dengan politikus saat ini di senayan dan cabinet kerja saat ini. mereka malah “ngetek”. Bukan ambil kesempatan. Duh malu saya. Dan parahnya lagi, penantangnya juga sama saja rasanya. Jadi saya menduga tahun depan pilpress tersepi yang pernah ada, paling hanya 65% penduduk yang memilih di kotak suara. 35% akan abstain atau a-politik. Seperti saya. Kesel saya  Negara kok tidak bisa menghasilkan negarawan.

Wah pak, kalau yang terakhir itu beda pak. Oligarki memang begitu. Ngak pengen tergantikan. Tiket “basian” buat pilpres saja di jalankan dua kali sah sah saja. Wapres JK sudah ngak boleh oleh undang-undnag mau di ubah UU nya agar bisa lagi berkuasa.

Ketimbang PDIP pecah di dalam, Puan merajuk pengen wapres,  BG merajuk pengen wapres. Mamasan bingung pilih yang mana. Lalu dia nyanyi deh sambil  pegang tiang…ahaaaa, cintaku terbagi dua, sayangku terbagi duaaaaa.

Ya JK lagi aja deh. Lalu kerbau kuning, partai dulu namanya beringin, ikut. Kerbau kuning ini ngak punya master plan. Namanya kerbau, kalau sudah di cocok hidup ya ikut saja. Masterplan nya sekarang ya ikut kerbau merah. Kasihan ya para konstituen bawahnya mendadak elite  beringin kuning mengeser jadi kerbau kuning. Dengan harapan dapat muntahan wapres kalau pakde JK ngak bisa di ubah UU nya, bikin 3 kali jadi wapres.

Saya ngomong nyablak karena memang sontoloyo sambil balik bertanya, jadi VUCA world itu apa? Dia menganggguk-angguk kepalanya.

Tahu cara mendominasi dunia? Dia bertanya. Tahu banget. Dari colonialization one point zero sampai yang terakhir colonialization five point zero ya hafal luar kepala. Colonilization 5.0 ala china sekarang okupasi Indonesia khan? Kata saya menjelaskan.

Dia mengangguk dan berkata, tapi sayang ya pada ngak sadar elite Negara ini dan politikusnya.

Iya, Indonesia adalah “extended quasi territory” khan sudah kita teriak  lama dan sudah tahu kita langkah chinanya. Ya begitulah kalau pejabat tidak mengerti bahwa tidak ada free lunch. Minta foreign investment masuk dari china, ya protocol coloniliazation five point zero langsung di jalankan. Di kasih karpet merah pula hahaha. dia terbahak kencang.

Gara-gara kelemahan begini bubrah Negara ini kesatuannya, ya awalnya karena tidak faham pergeseran “interest” Negara besar, inteligen Negara  tidak terbaca. Elite tidak faham. Arahnya menakutkan. Dis intgritas dan ekonomi nukik.

Ok, saya minta kembali menjelaskan VUCA itu apa?

Begini melihat vuca kalimatnya mulai terarah. Dunia saat ini mengalam  “aging society”, penduduk yang berusia tua. Betul? Saya mengangguk. Masuk ke dunia artificial intelegen robotic, blockchain dan bio technology. Tidak perlu banyak manusia yang bekerja sehingga unemployement tahun ke depan meningkat tajam di dunia. Walau kesejahteraan meningkat dengan yang kaya tambah kaya, yang miskin dapat jaminan social.

Ini bingung in kalau pemerintahnya masih berfikiran 10 tahun yang lalu saja pasti ngak bisa baca sudah. Lalu world domination country terus bersaing untuk “survival of the nation” masing-masing. Untuk survive mereka makan Negara lain itu biasa saja, no guilty feeling, no hard feeling.

Kita melihat Negara penjajah dengan tangan terbuka, hebat deh kelakukannya dan mendapat pujian dari fans nya lah khan bingung kita. negera mau hilang asetnya  kok ngak nyadar?

Lalu ada colder war atau cold war two point zero antara rusia dan amerika.  Lalu china mengeluarkan jaringan 5G dalam telekomunikasi yang akan mematikan apple inc dalam waktu 3 tahun kedepan. Sehingga technology dan IT domination, china yang pegang ( yang menang) dimana saat ini masih 50:50 antara china dan amerika.

Dengan adanya OBOR one belt one road china yang mengikat 2/3 dunia dengan jebakan pinjaman atau di kebnal dengan debt trap financial, china adalah pemenang dalam financial world domination. Ini membuat amerika shock. Hanya 70 tahun berkuasa amerika mendadak tersaingi china.

Karena itu amerika menguatkan MILITARY DOMINATION nya. Amerika memilih main preman, memngacak-ngacak dunia, yaitu dengan kebijakan VUCA tadi. Makanya saya mengatakan selamat datang di vuca world!.

VUCA lahir dengan design membuat dunia agar tidak jelas, kacau dan perlu pengendali dunia yang namanya amerika.

VUCA itu singkatan dari Vunareble, Uncertain, Complex dan Ambiguity . lihat Indonesia sekarang. Masih mikir buatan lokal? Masih mikir karena sentimen agama? Masih mikir sponsornya karena politik pengen berkuasa?. Ya melek dikit lah, jangan naïf naïf banget. #manaplatformpolitikluarnegerinya? #peace

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadwal Sholat

Popular Posts

Label

Arsip Blog

Recent Posts

Pages

Blog Archive

Categories