Yang halal, dihisab.
Yang haram, diazab.
Ada pertanggungjawaban.
Hati-hati soal harta.
Demikian pula dengan ilmu. Akan dihisab. Dengan kata lain, ada pertanggungjawaban. Maka, hati-hati soal ilmu.
Segala ilmu yang baik-baik dan nyata manfaatnya hendaknya disampaikan kepada yang lain. Seluas-luasnya. Jangan didiamkan begitu saja.
Selama 3 tahun terakhir, 80% seminar saya konsepnya sudah charity alias sosial. Peserta tetap bayar, tapi saya-nya tidak dibayar. Kok nggak gratis saja? Kan berbagi ilmu? Kalau peserta digratiskan, kemungkinan besar mereka kurang serius.
Berdasarkan pengalaman saya selama 10 tahun berseminar, lebih baik peserta tetap bayar terus uang tiketnya saya donasikan. Dengan berbayar, dijamin mereka akan lebih serius.
Kalau peserta nggak punya uang, gimana? Yah sudah, kerahkan tenaga. Bantu panitia mendapatkan 5 peserta berbayar. Bukan memelas, berharap dikasihani.
Meski kadang melelahkan dan tidak ada uangnya, kenapa saya masih mengadakan seminar ini-itu, bahkan secara rutin? Saya ingin melihat perubahan, pada setiap peserta.
Begitu mereka berubah, rasanya menyenangkan. Sangat menyenangkan. Ada kepuasan tersendiri yang tak bisa diukur dengan uang.
Juga saya ingin kesibukan saya dalam seminar (baca: berbagi ilmu) menjadi amal jariyah buat almarhum papa saya serta almarhum kakek-nenek saya.
Meski tak seberapa, tentu rasanya melegakan saat kita tahu bahwa ada pahala yang mengalir buat orangtua manakala si anak berusaha berbuat baik dan mengajarkan ilmu.
Doakan saya, semoga niat saya tetap terjaga. Demikian pula panitia, kita doakan juga. Mudah-mudahan membawa keberkahan dan keberlimpahan. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar