Hari ini adalah hasil dari rencana kemarin, masa depan adalah rencana hari ini. Tak ada cerita masa lalu tanpa ada sejarah. Tak ada sejarah jika tak ada yang mencatat dan memberi hikmah bagi generasi yang akan datang.

Pesan Nabi Untuk Keluarga

Hal ini diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Cucilah
bajumu, rapikan rambutmu, gosoklah gigimu, dan berhiaslah untuk
istrimu."
CUCILAH BAJUMU
Nasehat pertama ini memiliki dua dimensi. Dimensi pertama ada pada
proses. Dimensi kedua terletak pada hasilnya.

Sebagai sebuah proses, "cucilah bajumu" berarti berbagi dengan istri
dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan domestik, khususnya bagi
keluarga yang tidak memiliki khadimat. Mencuci baju tidak dibebankan
kepada istri saja, melainkan suami juga melakukannya. Baik mencuci
dengan tangan maupun dengan mesin cuci. Konsep berbagi peran inilah
yang diteladankan oleh Rasulullah. Kendati beliau adalah Nabi,
pemimpin negara, qiyadah dakwah dan panglima perang, beliau
menyempatkan diri untuk membantu istri-istrinya menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.

Ditinjau dari dimensi hasil, "cucilah bajumu" membuat suami tampil
dengan pakaian rapi di depan istrinya. Tidak kusut. Tidak menyebalkan.

Mungkin sebagian suami tidak merasa perlu tampil rapi di hadapan
suaminya, terkebih ketika malam tiba. Namun, jika ia menuntut istrinya
tampil prima di depannya, mengapa ia tidak menuntut dirinya melakukan
hal yang sama? Bukankah Islam menjunjung keadilan? Kita para suami
kadang belum juga mengerti bahwa wanita itu tidak selalu mencurahkan
perasaannya kepada suami. Ia kadang menyimpannya di hati dan berusaha
menyabarkan diri. Saat kita para suami dengan mudah mengatakan
"Pakaialah baju yang indah", para istri hanya menahan sabar melihat
kita menghampirinya dengan baju berbau. Mari kita berusaha berubah.
Menjadi suami yang lebih rapi di depan istri.

RAPIKAN RAMBUTMU
Ketika berangkat kerja, ketika pergi ke kantor, ketika hendak syuro,
ketika mau mengisi pengajian, kita para lelaki yang katanya tidak suka
dandan, minimal merapikan rambut. Lalu saat hanya berdua dengan istri,
mengapa kita tidak melakukan hal serupa? Bukankah jika begitu kita
lebih mengutamakan orang lain daripada istri kita sendiri? Padahal
rekan-rekan kerjanya tidak memasakkannya. Teman-temannya juga tak bisa
merawatnya ketika ia sakit. Yang setia menemani, yang setia merawat
adalah istri. Dan tidak ada orang lain yang bisa menghangatkannya di
kala kedinginan kecuali istrinya sendiri. Lalu mengapa kita sebagai
suami justru tak bisa tampil rapi saat bersamanya?

GOSOKLAH GIGIMU
Bau mulut adalah satu hal yang mengganggu komunikasi dan menjadi
pembatas kedekatan. Ketika seorang suami tak suka istrinya
mengeluarkan bau saat ia berbicara, demikian pula istri sebenarnya tak
suka jika suaminya menghampirinya dengan bau yang tak sedap.

Adalah junjungan kita yang mulia, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, setiap akan masuk rumah, beliau bersiwak terlebih dahulu.
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Bunda Aisyah menjadi saksi
kebiasaan Rasulullah ini. Ketika ditanya, "Apa yang dilakukan pertama
kali oleh Rasulullah jika dia memasuki rumahnya?" Beliau menjawab:
"Bersiwak".

Maka sungguh nasehat ini harus dikerjakan oleh para suami. Hendaklah
ia rajin bersiwak atau menggosok giginya. Jika berduaan dengan istri,
pastikan sudah gosok gigi. Pastikan tak ada bau yang mengganggu.
Hingga curhat pun menjadi mengasyikkan. Hingga berduaan pun jadi penuh
kemesraan.

Dan lebih dari itu, menggosok gigi atau bersiwak mendatangkan dua
kebaikan. Kebersihan dan kesehatan mulut, serta mendatangkan keridhaan
Tuhan. "Bersiwak itu membersihkan mulut dan membuat Tuhan ridha" (HR.
Al Baihaqi dan An Nasa'i)

BERHIASLAH UNTUK ISTRIMU
Para sahabat Nabi adalah suami-suami yang terdepan dalam mengamalkan
nasehat ini. Ibnu Abbas mengatakan, "Aku suka berhias untuk istriku
sebagaimana aku suka istriku berhias untukku"

Mengapa demikian, karena Ibnu Abbas yakin, "Sesungguhnya berhiasnya
suami di hadapan istrinya akan membantu istri menundukkan pandangannya
dari melihat laki-laki selain suaminya. Berhiasnya suami di hadapan
istrinya juga makin mendekatkan hati keduanya."

Jika para sahabat yang sibuk berdakwah dan berjihad tidak lalai
berhias untuk istrinya, bagaimana dengan kita? Semoga bisa meneladani
mereka. [Muchlisin BK/Keluargacin[disingkat oleh WhatsApp]
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadwal Sholat

Popular Posts

Label

Arsip Blog

Recent Posts

Pages

Blog Archive

Categories