Kenikmatan-Kenikmatan Berupa Ujian
Disadur dari Mailing List Daarut Tauhiid (Thursday, September 11, 2003 7:41 AM)
'Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi
Allah-lah pahala yang besar. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut
kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik
untuk dirimu. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka
mereka itulah orang-orang yang beruntung'. (Q.S. At Taghaabun :15-16)
Pernahkah kita merasa diuji oleh Allah? Kita cenderung mengatakan kalau kita
ditimpa kesusahan maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari Allah. Jarang
sekali kalau kita dapat rezeki dan kebahagiaan kita teringat bahwa itupun
merupakan ujian dan cobaan dari Allah. Ada diantara kita yang tak sanggup
menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula diantara kita yang tegar
menghadapinya. Al-Qur'an mengajarkan kita untuk berdo'a:
'Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir'. (Q.S Al Baqarah :286)
Do'a tersebut lahir dari sebuah kepercayaan bahwa setiap derap kehidupan kita
merupakan cobaan dari Allah. Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan
tersebut, yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup kita jalani.
Cobaan yang datang ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar,
kurang harta dan lainnya.
'Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar'. (Q.S. Al Baqarah :155)
Bukankah karena alasan takut lapar saudara kita bersedia mulai dari membunuh
hanya karena persoalan uang dengan berani memalsu kuitansi atau menerima komisi
tak sah. Bukankah karena rasa takut akan kehilangan jabatan membuat sebagian
saudara kita pergi ke 'orang pintar' agar bertahan pada posisinya atau supaya
malah meningkat ke 'kursi' yg lebih empuk. Bukankah karena takut kehabisan harta
kita jadi enggan mengeluarkan zakat dan sadaqah.
Al-Qur'an melukiskan secara luar biasa cobaan-cobaan tersebut. Amat menarik
bahwa Allah menyebut orang sabarlah yang akan mendapat berita gembira. Jadi
bukan orang yang menang atau orang yang gagah....tapi orang yang sabar!.
Kemudian Allah menjelaskan siapa yang dimaksud oleh Allah dengan orang sabar
pada ayat di atas: '(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka
mengucapkan 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un'. (Q.S. Al Baqarah :156)
Ternyata, begitu mudahnya Allah melukiskan orang sabar itu. Bukankah kita sering
mengucapkan kalimat 'Inna lillahi....' Orang sabar-kah kita? Nanti dulu!
Andaikata kita mau merenung makna kalimat Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un
maka kita akan tahu bahwa sulit sekali menjadi orang yang sabar.
Arti kalimat itu adalah : 'Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan
kepada-Nya-lah kami kembali.' Kalimat ini ternyata bukan sekedar kalimat biasa.
Kalimat ini mengandung pesan dan kesadaran tauhid yang tinggi. Setiap musibah,
cobaan dan ujian itu tidaklah berarti apa-apa karena kita semua adalah milik
Allah; kita berasal dari-Nya, dan baik suka-maupun duka, diuji atau tidak, kita
pasti akan kembali kepada-Nya. Ujian apapun itu datangnya dari Allah, dan hasil
ujian itu akan kembali kepada Allah. Inilah orang yang sabar menurut Al-Qur'an!
Ikhlaskah kita bila barang yang kita beli dengan susah payah hasil keringat
sendiri tiba-tiba hilang. Relakah kita bila perdagangan yang sudah didepan mata,
tiba-tiba tidak jadi diberikan kepada kita, dan diberikan kepada saingan kita.
Bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh kesadaran, bahwa semuanya dari
Allah dan akan kembali kepada Allah. Kita ini tercipta dari tanah dan akan
kembali menjadi tanah....
Bila kita mampu mengingat dan menghayati makna kalimat tersebut, ditengah ujian
dan cobaan yang menerpa kehidupan kita, maka Allah menjanjikan dalam Al-Qur'an:
'Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan
mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.'
Dalam sebuah hadits Qudsi Allah berkata:
'Siapa yang tak rela menerima ketentuan-Ku, silahkan keluar dari bumi-Ku!'.
(H.R. Hadits)
Waw'llahu a'lam bishowab
'inna lillahi wa inna ilaihi raji'un'"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar