Hari ini adalah hasil dari rencana kemarin, masa depan adalah rencana hari ini. Tak ada cerita masa lalu tanpa ada sejarah. Tak ada sejarah jika tak ada yang mencatat dan memberi hikmah bagi generasi yang akan datang.

MATINYA SINGA TANPA TABAYYUN

*MATINYA SINGA TANPA TABAYYUN*
🇮🇩 Assalamualaikum wrwb
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Saudaraku fillah , 
Alkisah ada seorang petani yang menemukan anak singa yang ditinggal mati induknya.

Lantaran iba, petani itu memungut dan merawatnya sepenuh hati, layaknya anaknya sendiri. Tidak dapat dilukiskan ikatan bathin kedua makhluk Allah itu. Jiwa mereka seakan bersatu. Sang Singa pun telah menganggap petani itu sebagai orang tuanya.

Waktu merangkak cepat. Anak singa itupun telah tumbuh dewasa. 

Di waktu bersamaan, sang petani pun mendapat karunia besar. Isterinya melahirkan seorang bayi lelaki mungil dan lucu.

Seluruh anggota keluarga begitu bahagia, tak terkecuali sang singa. Gerak- gerik dan pancaran sinar matanya, menyiratkan kebahagiaan luar biasa.
Maka mulai sa'at itu, sang singa mendapat tugas baru, menjaga *"adiknya"* kala sang petani dan isterinya berangkat ke ladang.

Suatu hari, sa'at petani miskin Itu bekerja di ladang dan isterinya mencari kayu bakar di hutan, tiba-tiba terdengar jeritan bayi mereka dari dalam pondok.
Sang petani terlonjak kaget.
Firasatnya memburuk.

Secepat kilat ia menyambar goloknya, lalu bergegas menuju sumber jeritan tadi.

"Apa yang terjadi? Dimana singa itu?" Bathin sang petani.

Setibanya di halaman pondok, ia tidak mendengar suara apapun. Senyap...
Hanya suara nafasnya menderu saling memburu.

Hatinya galau. Ketakutan mulai merayapi pembuluh darahnya. Dan pada sa'at yang sama, Sang Singa keluar dari pondok.
Mulut, taring dan cakarnya belepotan dengan darah.

Seperti biasanya, setiap sang petani pulang, Singa itu segera mendekat. Menggerak-gerakkan ekornya, lalu mengelus manja di kaki "Ayahnya".

Jangan-jangan..., Ia telah memangsa bayiku??!!, Jerit bathin sang petani.

Menyaksikan hal  ini, *Sang petani kalap.*
Darahnya seakan berkumpul di ubun-ubun. Sambil berteriak, ia mengayunkan goloknya ke arah sang singa...

"Makhluk terkutuk, tidak tahu balas budi kau..". Singa itu tidak berusaha menghindar, apalagi lari menjauh. Bahkan tatapannya memelas, memohon agar *"ayah angkatnya"* itu tidak melakukan hal bodoh tsb.

Namun seluruhnya sudah terlambat. Dalam sekejap singa itu roboh berlumuran darah. Kepalanya sobek akibat sabetan golok sang petani, ia menggelepar, lalu mati seketika.

Sang petani, segera menghamburkan diri menuju pondok miliknya. Tiba-tiba langkahnya terhenti di depan pintu. Samar-samar ia menangkap celoteh dan tawa bayinya. Hatinya mulai ragu....

Ia menengok ke belakang. Di sana sang singa telah terkapar mati. Sambil gemetar, ia mendorong pintu. Sungguh pemandangan yang sangat mengejutkan.

Sekujur tubuhnya dingin...
Lututnya goyah...
Pandangan matanya kabur...

Ternyata, bayinya masih hidup. Di samping pembaringan bayi itu, tergeletak bangkai seekor ular besar.

*"Ya Allah, apa yang telah aku lakukan??!! Celaka diriku, celaka diriku, gumamnya...".*

Ia berbalik dan lari ke arah singa yang telah kaku itu. Dipeluknya tubuh sang singa. Ia menangis, meratap dan meraung-raung, sembari mengutuki dirinya.

Hingga isterinya kembali dari hutan, sang petani masih duduk memeluk jasad singa yang malang itu.

Air matanya telah kering meninggalkan perih di kelopak matanya. Penyesalan merubungi hatinya. *Namun apa mau dikata, ibarat nasi telah menjadi bubur. Semua sudah terlambat.*

Saudaraku, 
Begitu pentingnya Tabayyun itu dalam kehidupan kita. *Keputusan tanpa proses Tabayyun (Klarifikasi), di pastikan melahirkan penyesalan.*
Ya penyesalan tak berujung dan abadi sepanjang hidup.

Karena kita menimpakan keburukan atas diri orang lain atau pihak lain... Padahal, mungkin saja mereka berlepas diri darinya.

Makanya, Allah Ta'ala, Rabb kita dengan sangat tegas menyuruh agar kita selalu mengedepankan Tabayyun (melakukan cross-check) thd sesuatu hal, agar kita tdk menyesal di kemudian hari.

Dan hikmahnya jelas, 

*"… agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum, tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu"*. 
(QS. Al-Hujurat, ayat : 6).

Sungguh, andai ada satu permintaan, sudah tentu sang petani akan memohon supaya waktu memutar kembali. 

Namun begitulah, penyesalan itu, selamanya pasti akan datang terlambat. Maka berhati-hatilah dan bertabayyunlah selalu.
Wallahu ya'lamu maa tasma'un.
Semoga Allah Jalla jalaluh senantiasa meridhoi dan merahmati kita semua, Aamiin Aamiin Ya Robbal'alamin

Repost by *Anakimpian.org*
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadwal Sholat

Popular Posts

Label

Arsip Blog

Recent Posts

Pages

Blog Archive

Categories