*Memori Kasih Sayang*
_Oleh : Badrul Munir*)_
Penulis sering merawat pasien usia tua dengan penyakit saraf yang serius yang mengharuskan opname lama bahkan harus operasi, yang menjadi perhatian dokter dan petugas medis yang merawat adalah tidak ada satupun dari anak-anaknya yang menunggu pasien tersebut, padahal semua anaknya tinggal sekota dengan pasien tersebut.
Kesibukan mereka membuat tidak ada waktu untuk merawat orang tuanya yang sedang berjuang melawan penyakit yang sangat serius ini. Mereka membayar seseorang untuk menunggu orang tuanya dan hanya sesekali mengunjunginya selama di rumah sakit. Bahkan sampai pasien kritis dan meninggal pun tidak didampingi oleh anak-anaknya.
Sesuatu yang menjadi renungan kita bersama mengapa anak-anak tersebut tidak begitu “care” terhadap orang tuanya dan lebih sibuk dengan urusannya sendiri, bahkan saat orang tuanya sedang berjuang melawan penyakit yang berat seperti ini.
Pola asuh
Sikap anak yang tidak “care” kepada orang tuanya saat usia senja mungkin bisa dikarenakan pola asuh anak tersebut yang kurang sentuhan kasih sayang dari orang tuanya, kesibukan mengejar karier baik suami dan istri mengharuskan pola asuh anak-anaknya kurang optimal dan sering diserahkan kepada orang lain seperti asisten rumah tangga, baby sister atau bahkan dititipkan di penitipan anak.
Akibatnya waktu untuk berinteraksi dengan anak sangat terbatas dan anak lebih banyak terpapar dari karakter orang lain yang sedang mengasuhnya. Akibatnya otak anak tidak banyak merekam sentuhan kasih sayang dari ibu bapaknya.
Memang secara materi kebutuhan mereka tercukupi dengan baik akan tetapi kebutuhan kasih sayang yang sangat penting untuk membentuk karakter anak tidak optimal, akibatnya pembentukan "sinaps kasih sayang” di bagian otak terutama lobus frontal, hipotalamus dan sistem limbik kurang optimal, hal ini yang berpotensi menjadikan mereka tidak bisa memberi kasih balik kepada orang tuanya saat memasuki usia senja dan sakit-sakitan.
Maka sesibuk apapun kegiatan kita pastikan waktu, kasih sayang dan perhatian kepada anak tetap terpenuhi, luangkan waktu khusus untuk mereka, dekaplah mereka, bergurau, dan temani mereka bermain, ajaklah bicara dari hati ke hati, berikan perhatian dan kasih sayang yang optimal saat tumbuh kembang mereka dari bayi-anak-remaja sampai menginjak dewasa, dengan harapan saat kita sudah tua mereka bisa memberikan kasih sayang kepada kita karena sudah terbentuk "memori kasih sayang permanen" di otak mereka.
*) _Dosen Neurologi FK Univ Brawijaya dan Penulis Buku “Merangkai otak anak yang sholeh dan smart” Penerbit Mizan Bandung_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar