Dzikir Khofi dan Dzikir Nafi Itsbat
Dzikir dengan bacaan “Allah”, yang biasanya dilakukan didalam hati, disebut dengan Dzikir Sirri atau dzikir Khofi atau dzikir ismu Dzat, yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah SAW. melalui Sayidina Abu Bakar Ash Shidiq.
Sedang dzikir dengan bacaan “La ilaaha illallah”, yang biasanya dilakukan dengan lisan, disebut dzikir jahri atau Dzikir Nafi Itsbat, yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah SAW melalui Sayidina Ali bin Abi Tholib
Ketika Nabi Muhammad S.A.W. dan Sayyidina Abu Bakar Siddiq r.a. bersembunyi di Gua Hiro, kaum Quraisy yang Kafir, memburu Nabi ke gua itu, dan mereka mencari berada di mulut gua itu.Sayyidina Abu Bakar sangat bimbang, khawatir mereka mengetahui bahwa Nabi S.A.W. berada di situ.
Kemudian Nabi S.A.W. bersabda. sebagaimana termaktub dalam Surat At-Taubah ayat 40 :"Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita" (QS.9 At-Taubah : 40).
Sayyidina Abu Bakar berkata :"Ya Rasulullah, mohon anda memberi petunjuk, agar hati hamba tenteram jangan merasa bimbang seperti sekarang". Sabda Nabi S.A.W: "Ucapkan olehmu Asma Allah". "Bagaimana caranya mengucapkan kalimah itu dan dimana menempatkannya, ya Rasulullah" kata Sayyidina Abu Bakar.
"Harus ingat kamu kepada Tuhanmu di dalam hati dengan merendah. merasa malu dan takut, tidak usah dengan ucapan yang keras (tidak dilisankan), cukup dengan getarnya hati, detaknya jantung. Cara berdzikir seperti itu harus dari pagi sampai petang serta ingat terus jangan ada lupanya", sabda Nabi S.A.W. "Bagaimana kalau lupa ya Rasulullah?" tanya Sayyidina Abu Bakar.
"Harus ingat kamu kepada Allah. Dimana lupa usahakan untuk ingat lagi", sabda Nabi S.A.W.
Setelah Sayyidlna Abu Bakar mendapat petunjuk berdzikir dari Nabi Muhammad S.A.W. hatinya merasa tenteram, tidak bimbang dan takut melihat rombongan kaum kafir yang akan membunuh Nabi S.A.W. sebagaimana Firman Allah :"Lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya.” (QS 46 Al-Fath : 26)
Setelah Sayyidina Abu Bakar diberi wirid itu dari Rasulullah S.A.W. beliau sangat takut kepada Allah sampai para Sahabat menerangkan : "Apabila kita mendekati Sayyidina Abu Bakar, tercium dari mulutnya seperti telah memakan goreng hati domba, dan terdengar dari hatinya seperti suara mendidihnya minyak kelapa dalam penggorengan."
Keterangan seperti itu dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tabrani yang berbunyi "Tidak semata-mata Allah SWT. mengucurkan suatu rahasia ke dalam dadaku, akan tetapi aku juga mengucurkan rahasia itu ke dalam dada Sayyidina Abu Bakar".Yang dimaksud dengan rahasia ialah Dzikir Khofi.
Rasulullah S.A.W. bersabda kepada para Sahabat :"Apabila ditimbang iman Abu Bakar dengan iman jin dan manusia. selain para Nabi dan Mursalin. tentu akan lebih berat imannya Abu Bakar.”
"Apa sebabnya Sayyidina Abu Bakar sedemikian tinggi imannya melebihi para Sahabat yang lain, ya Rasulullah, padahal shalatnya, puasanya dan sedekahnya sama……..?"tanya para Sahabat.
Sabda Rasulullah S.A.W. "Kamu sekalian tidak akan mengungguli Abu Bakar dalam hal banyaknya sholat, puasanya dan sidqohnya, akan tetapi keunggulan dari Abu Bakar adalah karena dalam dirinya ada satu rahasia, yang tetap tinggal dalam qalbunya".
Dalam hadits shohihnya, dari Yusuf Al-Kaorani :“Sesungguhnya Sayyidina ‘Ali r.a. telah bertanya pada Nabi Saw. : Wahai Rosulullah, tunjukkanlah kepadaku macam-macam thoriqot (jalan) yang paling dekat menuju Allah dan yang paling mudah bagi hamba-hamba-Nya dan yang paling utama di sisi Allah, maka Nabi Saw menjawab: wajiblah atas kamu mendawamkan dzikkrullah: Sayyidina ‘Ali r.a bertanya lagi: Bagaimana cara berdzikirnya ya Rosulallah? Maka Nabi menjawab: pejamkan kedua matamu, dan dengarkan (ucapan) dariku tiga kali, kemudian ucapkan olehmu tiga kali, dan aku akan mendengarkannya. Maka Nabi Saw. Mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH tiga kali sambil memejamkan kedua matanya dan mengeraskan suaranya, sedangkan Sayyidina ‘Ali r.a mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH tiga kali, sedangkan Nabi Saw memdengarkannya”.(Hadits dengan sanad sahih, dalam kitab Jami’ul Ushul Auliya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar