Impian itu tujuan. Oleh karenanya, harus benar, harus besar, harus kuat, harus yakin. Keyakinan itu mutlak diperlukan. Yang lazim terjadi, keyakinan (di awal) tidak bisa dihilangkan oleh keraguan (kemudian).
Kita sama-sama tahu, dalam mencapai impian, pasti ada tantangan. Itu wajar. Segala macam tantangan, anggap saja itu konsekuensi. Rela akan sesuatu (tercapainya impian), berarti rela dengan konsekuensinya. Jangan mau enaknya saja.
Percayalah, kesulitan akan menarik kemudahan. Tak selamanya sulit. Tak selamanya susah.
Lakukan saja sebisanya. Saya kasih contoh ya.
Misalnya Anda bercita-cita punya butik sendiri. Silakan saja. Tapi sekiranya belum bisa, yah sewa toko dulu. Atau sewa stand dulu. Atau titip jual busana di butik orang lain. Atau menawarkan busana melalui socmed.
Misalnya Anda bercita-cita punya panti asuhan sendiri. Silakan saja. Tapi sekiranya belum bisa, yah ambil anak asuh dulu. Atau jadi donatur dulu. Nggak bisa juga? Beri santunan sekali setahun, mungkin di Ramadhan, mungkin di Muharram.
Demikianlah. Jika tidak mampu mengerjakan seluruhnya, maka jangan ditinggalkan seluruhnya. Lakukan saja sebisanya. Yang menarik, sembari kita melakukan, Allah bisa menurunkan keajaiban. Karenanya, sekali lagi, lakukan saja sebisanya.
Dalam bisnis yah begitu, dalam amal juga begitu. “Sesuatu yang aku perintahkan, maka kerjakanlah semampu kalian,” ucap Nabi Muhammad (HR Bukhari Muslim).
Berbagai kaidah ushul fiqih, saya hadirkan di artikel pendek dan sederhana ini. Semoga bermanfaat dan membawa perubahan. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar