Ada dua sebab sederhana yang mengantarkan kita pada kekayaan. Pertama, karena lihai mendapatkan uang. Kedua, karena pandai mengelola uang. Dulu, Whitney Houston lihai mendapatkan uang, namun kurang pandai mengelola uang. Sekarang, kita tahu sendiri akhir hidupnya seperti apa.
Nah, kali ini kita membahas bagaimana mengelola uang. Sekilas saja.
Saran saya, hiduplah di bawah kebutuhan. Sederhana. Sebagian orang berasumsi, banyak barang mewah yang harus dia beli hanya untuk membuktikan dirinya kaya. Apa-apa dia beli. Padahal nggak perlu. Buat apa? Boleh-boleh saja membeli barang mahal, asalkan itu memang diperlukan.
Mari kita ambil Warren Buffet sebagai contoh. Ia membeli rumah US$ 32 ribu pada 1958 dan masih menempati rumah itu selama puluhan tahun, kendati kekayaannya sudah bertumbuh ribuan kali lipat. Ia juga tak suka membeli barang-barang mewah. Ketika berdonasi, barulah ketahuan bahwa dia adalah 5 besar orang terkaya di dunia!
Saran lain, jangan membayar penuh. Beberapa orang kaya membeli barang di supermarket biasa bukan toko eksklusif. Kadang mereka membeli barang bekas atau bahkan menyewa. Tak semua harus dibeli, walaupun lagi punya uang. Misalnya, kereta bayi. Boleh-boleh saja disewa.
Saran lainnya? Hapus pengeluaran-pengeluaran yang tak perlu. Buat anggaran pengeluaran bulanan dengan rinci, lalu amati dan cermati dari bulan ke bulan. Harus terukur. Kenapa? Karena, hanya sesuatu yang terukur yang bisa ditingkatkan. Betul apa betul?
Saran terakhir, alokasikan 5% sampai 20% pendapatan kita untuk berinvestasi, setiap bulannya. Jadi, diri kita bekerja menghasilkan uang. Investasi kita juga bekerja menghasilkan uang. Mereka yang bermental miskin selalu beralasan bahwa mereka tidak punya cukup uang untuk berinvestasi. Benarkah tidak cukup uang? Padahal karena tak cukup kedisiplinan.
Be rich, be right. Sekian dari saya, *Ippho Santosa*. Semoga berkah berlimpah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar