Oleh : Mardigu wp
Kita bicara yang lebih global tentang makro ekonomi. Kita bicara seakan kita menko ekuin, ekonomi dan keuangan. Kita bicara inflasi kita bicara export import kita bicara pajak hingga mata uang. Bagaimana ? keberatan ya? Ngak penting ya?
Sebelum ini kita bicara tentang UKM namun sekarang lompat ke atas jauh, makro ekonomi. Kita mulai dari yang global sekali. Tentang WORLD DOMINATION.
Banyak dalam benak kita , ingin Indonesia menjadi global player dalam arti sebenarnya. Ingin Indonesia di segani seperti jaman pak Harto di asean dulu misalnya. Sekarang di asean kita tidak di segani lagi. Di regional indopasific juga tidak di perhitungkan, apa lagi di dunia internasional seperti eropa, china, dan amerika melihat Indonesia, tidak di pandang.
Indonesia di lihat bagaikan Negara budak, slave country, tidak terlalu berdaulat. Buktinya? Rupiah kita di awasi, Negara kita di kangkangi dengan pengawasan ketat dari system perbankannya hingga militernya.
Kita ini tidak ada berdaulatnya sama sekali. Polisi dan tentaranya berani sama rakyat sendiri. produksi industry nya tergantung Negara asing, pangan tergantung Negara asing, energi tergantung Negara asing. Kita Indonesia tersisa hanya jadi pasar dan jadi Negara trading, dagang saja. Impor sana sini. Indonesia di jebak dalam “ middle income trap country”.
Tidak akan naik-naik pendapatan negaranya. Akan segini terus hingga 10-20 tahun kedepan. Kalau seperti sekarang tata kelola negaranya. Persis Brasil. Di trap di 3000-4500 selama 30 tahun. Dijebak Hutang dimana mana Brasil itu.
Siapa yang men-trap? Mengapa di trap?.
Indonesia punya 250 juta populasi. Punya sumber daya alam mineral. Punya alam yang subur, pupuk vulkanik, matahari dan air. Punya laut yang penuh berisi ikan dan sayangnya pemerintah sekarang mentawarkan air laut. Sehingga garam kita import.
Bayangkan kalau Indonesia GDP percapita nya sama dengan Malaysia saja, 10.000. kekuatan keuangan kita 3 trilion dolar 3 kali lipat dari sekarang . Indonesia bisa bangun angkatan perang, bisa menjadi kekuatan yang menakutkan. Dan itu tidak boleh!
Kalau singapura atau monako atau hongkong atau city country istilahnya, mereka bisa di berikan GDP hingga USD 50.000 atau 15 kali dari Indonesia karena singapura ngak bisa (tidak mungkin) bangun angkatan perang.
Disinilah penting nya pejabat Indonesia harus memahami geopolitik dunia. Indonesia harus tahu pemain dunia itu mau apa dengan Indonesia. Tak perlu bertanya langsung lah, kayak kita ngak punya inteligen saja. Eh apa yang bisa nganalisanya, atau memang ngak ada ya?
Kita mau lihat contoh lagi. China misalnya, China tidak akan membuat Indonesia keluar dari 3700 GDP per capita, tambah 5 tahun lagi deh china di Indonesia secara gede-gedean. Ngak akan jadi 4000. Tidak akan. Di tahan di tengah 3700-3900. Percaya deh. Kita miring ke china 3.5 tahun selama ini ngak naik tuh GDP, segini segini saja.
Jadi pembangunan saat ini kemana dan buat apa ya? Ok jangan nyolot dulu marah sama saya. Saya khan sontoloyo. Kalau pernyataannya ngak nyinyir atau pertanyaannya ngak nyeleh ya bukan sontoloyo yang nulis. Bener khan? Hahahaha
Tapi setiap hati insan Indonesia ada keinginan Indonesia jadi Negara besar. Lalu bagaimana menjadi besar?
Gampang. Sangat gampang. Kita fahami dulu apa itu domination sebuah Negara. Lalu kita pahami “kita main” di lapangan mana. Ini ada strateginya, ada pemahamannya dan ada ilmunya.
Sebuah Negara di katakan mendominasi dunia itu ada 5 syarat.
1. Namanya military domination.
VOC mengkolonialiasi Indonesia di awali dengan perdagangan lalu membawa militer sebagai pengamanan. East india penjajah inggris ke india adalah misi dagang awalnya yang kemudian di ikuti dengan military occupation.
Jadi hampir tidak mungkin membangun ekonomi tanpa di back up keamanan dan pertahanan.
Di jaman modern misalnya: Iraq, Libya, korea utara, iran, membangun pertahanan militer yang sangat kuat sehingga sulit Negara ini di taklukan oleh amerika. Iraq Libya rata tanah sekarang , iran sebentar lagi, korut sudah takluk.
Qatar baru-baru ini ada main sama rusia langsung di tampar amerika sekarang manut dengan “beli” produk amerika lebih dari 100 bilion dolar. Turki di tampar amerika dengan kudeta namun untung rusia bocorin sehingga selamat erdogan. Rusia jadi pelindung turki saat ini.
Syria kemarin di hujani 100 peluru kendali exocet oleh amerika namun hanya 21% yang masuk. Sisanya di block “umbrella” roket rusia. Semua di counter di udara. Terlihat Rusia kuat ternyata pertahannya militernya, amerika serang hanya sehari dan mundur lagi, amerika kalah di Syria. Rusia pemenangnya dan inilah military domination.
China menekan Nepal, china perang dengan india di Kashmir, china menekan Myanmar, semua dengan militer karena satu “home soil” dekat, jadi bisa Lewat darat. Penting china menjaga “border”nya.
Secara kalkulasi, Untuk urusan military domination amerika masih nomor satu di dunia. Military Industrial complexnya masih penyumbang devisa 25% negaranya.
Lalu, nomor dua adalah currency domination.
Dollar amerika menjadi tabungan devisa 165 negara dunia. Transaksi perdagangan dunia masih menggunakan dolar 80%. Bahkan Indonesia 90% transaksi perdagangan internasional masih pakai dolar.
System perbankan swift code masih pakai “jaringan” amerika. Mau transfer dolar dari BCA ke Mandiri saja wire nya masih lewat new york. Coba bayangkan.
Hadirnya euro, coba tandingi dolar tidak berhasil dan sekarang yuan china mulai bertaring misalnya di beberapa Negara afrika sudah di pakai ( yang kena debt trap). China berusaha merebut perlahan currency domination.
Indonesia sedikit lagi masuk , syaratnya ha,pir terpenuhi, yaitu hutangnya lebih banyak lagi dengan china sehingga terpaksa memakai yuan. Sudah di ujung terjadi hal ini. hitungan bulan kali. Tapi syaratnya memang masuk dulu yuannya, dengan proyek sekarang ya pasti masuklah. Dengan dolar 14.000 dengan crude oil 70, ngutang lagi. Dan hanya china yang mau, yuan ya harus di pakai di Indonesia. Dikiiiiit lagi kejadian.
Jadi kalau bicara currency domination, ujung-ujungnya amerika masih numero uno, nomor satu.
Kita bahas sebentar Indonesia. Rupiah? Selama 7 presiden rupiah tergerus kebawah nilainya. Ada yang terdepresiasi, ada yang terdevaluasi. Intinya nilainya rendah dan terus merendah, bahkan pernah ke 16.500 terendahnya dan mungkin sebentar lagi rekor itu akan terpecahkan. Eh om, hati itu harus rendah bukan mata uang. Bagaimana sih si om ini?!!!
Military Indonesia? Urusan perang bedil atau combatan, ya sayang sekali senjata terbatas. Anggaran terbatas, proxy war ngak faham dan ngak ngerti memakainya, hybrid war lebih parah lagi. Bingung apa itu hybrid war. Non combatan lainnya, Indonesia sudah kalah di mana-mana. Ideological warfare, kalah.
Economic warfare, ngak ada pertahannya. Informational warfare sudah telanjang terbuka. Ngak bisa ketahan lagi. Semua mudah terbaca. Media warfare. Walah ini lagi, sudah ngak bisa lagi nyensor, mengarahkan, menangkis, wis lah media warfare sudah jebol 3 tahun terakhir ini.
Kesimpulan, kita terjajah secara currency, kita kalah secara mililary.
Solusi bagaimana? Ada solusinya , tapi sabar. Mengerti dulu masalah. Setuju ngak. Jangan bengong saja wondering what happen.
Kita lanjut trade domination. Di sini tanpa di ragukan lagi, china pemenangnya. Selama 70 tahun amerika pemenangnya tapi sejak 5 tahun terakhir amerika terseok-seok. Produsen barang sudah buatan china semua, hampir 80% mengusasi konsumen produk dan manufaktur dunia. Tinggal “ food” china belum bisa mengalahkan amerika karena di negaranya china sendiri banyak “mouth to feed”.
Amerika saja kalah dalam trade domination apa lagi Indonesia. Pasrah pol sudah. Apalagi pemerintah tidak faham “trade policy”. Bukti? malah impor naik, itu artinya kalah trade diplomacy, bener ngak? . Kasihan ya Indonesia ini.
Masih ada 2 ladi tentang “world domination” ini. siapa pemenangnya? Apa saja itu? Indonesia dimana? Ada peluang Indonesia mendominasi? . eh tapi beginian ini penting ngak sih. Kayaknya ngak banyak peminatnya. #manaplatformdominationnya #peace
Tidak ada komentar:
Posting Komentar