Jatah Rezeki Tetap Ada Selama Kita Hidup
Dari Ibnu Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
”Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah
membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa
tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia
habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu,
bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara
dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya
rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan
cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di
sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat
kepada-Nya.”
(HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan
Thabrani dalam Al Mu’jam Al Kabir 8: 166, hadits
shahih. Lihat Silsilah As Shahihah no. 2866)
Hadits di atas ini sebagai penjelas bahwa yang
dimaksud memperbagus dalam mencari rezeki
adalah bekerja dengan mencari yang halal.
Baca selengkapnya di http://rumaysho.com/
muamalah/mencari-pekerjaan-yang-halal-9616
-
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
-
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
-
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
-
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
-
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Jatah Rejeki
Cara Bebas Hutang
Terbelit Utang Riba Ratusan
Juta, Bagaimana Cara
Melunasinya?
Bagaimana cara melunasi utang riba ratusan
juta rupiah? Ini jumlah yang begitu banyak.
Namun demikianlah sebagian orang gemar
berutang, bahkan memiliki kartu kredit yang
begitu banyak yang berisi utang ratusan juta
rupiah.
Yang Namanya Utang Tidak Mengenakkan
Kami selalu ingatkan bahwa utang itu tidak
mengenakkan hidup. Hidup jadi tidak
tenang. Apalagi jika utang sudah menumpuk
dan terus dikejar debt collector. Pasti tidur
dan istirahat jadi tidak mengenakkan dan
tidak tenang. Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu , Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
ﻧَﻔْﺲُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﻣُﻌَﻠَّﻘَﺔٌ ﺑِﺪَﻳْﻨِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻘْﻀَﻰ
ﻋَﻨْﻪُ
"Jiwa seorang mukmin masih bergantung
dengan utangnya hingga dia
melunasinya. " (HR. Tirmidzi no. 1078 dan
Ibnu Majah no. 2413. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Asy Syaukani berkata, "Hadits ini adalah
dorongan agar ahli waris segera melunasi
utang si mayit. Hadits ini sebagai berita bagi
mereka bahwa status orang yang berutang
masih menggantung disebabkan oleh
utangnya sampai utang tersebut lunas.
Ancaman dalam hadits ini ditujukan bagi
orang yang memiliki harta untuk melunasi
utangnya lantas ia tidak lunasi. Sedangkan
orang yang tidak memiliki harta dan sudah
bertekad ingin melunasi utangnya, maka ia
akan mendapat pertolongan Allah untuk
memutihkan utangnya tadi sebagaimana hal
ini diterangkan dalam beberapa
hadits." ( Nailul Author, 6: 114).
Bentuk jelek lainnya yang timbul dari banyak
berutang, yang namanya utang mengajarkan
orang untuk mudah berbohong. Dari 'Urwah,
dari 'Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,
ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﻓِﻰ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ « ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ
ﺇِﻧِّﻰ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﺄْﺛَﻢِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻐْﺮَﻡِ » .
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﻗَﺎﺋِﻞٌ ﻣَﺎ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﻣَﺎ ﺗَﺴْﺘَﻌِﻴﺬُ ﻳَﺎ
ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﻐْﺮَﻡِ ﻗَﺎﻝَ « ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ
ﺇِﺫَﺍ ﻏَﺮِﻡَ ﺣَﺪَّﺙَ ﻓَﻜَﺬَﺏَ ﻭَﻭَﻋَﺪَ ﻓَﺄَﺧْﻠَﻒَ .
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa
berdo'a di dalam shalat: Allahumma inni
a'udzu bika minal ma'tsami wal maghrom
(Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari
berbuat dosa dan banyak utang)." Lalu ada
yang berkata kepada beliau shallallahu
'alaihi wa sallam, "Kenapa engkau sering
meminta perlindungan dari utang?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
lantas bersabda, "Jika orang yang berutang
berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia
berjanji, dia akan mengingkari ." (HR. Bukhari
no. 2397 dan Muslim no. 589).
Al Muhallab mengatakan, "Dalam hadits di
atas terdapat dalil tentang wajibnya
memotong segala perantara yang menuju
pada kemungkaran. Yang menunjukkan hal
ini adalah do'a Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam ketika berlindung dari utang dan
utang sendiri dapat mengantarkan pada
dusta." ( Syarh Al Bukhari karya Ibnu
Baththol, 12: 37).
Realita yang ada itulah sebagai bukti. Orang
yang berutang seringkali berdusta ketika
pihak kreditur datang menagih, "Kapan akan
kembalikan utang?" "Besok, bulan depan",
sebagai jawaban. Padahal itu hanyalah
dusta dan ia sendiri enggan melunasinya.
Cara Melunasi Utang Riba
Berikut adalah beberapa kiat yang bisa kami
utarakan dan semoga bermanfaat.
1- Taubat dari riba
Agar mudah mendapatkan pertolongan Allah,
harus mengakui bahwa berutang dengan
cara riba adalah dosa. Bahkan pelakunya
atau nasabah utang riba terkena laknat. Dari
sahabat Jabir radhiyallahu 'anhu , ia berkata,
ﻟَﻌَﻦَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ -
ﺁﻛِﻞَ ﺍﻟﺮِّﺑَﺎ ﻭَﻣُﻮﻛِﻠَﻪُ ﻭَﻛَﺎﺗِﺒَﻪُ ﻭَﺷَﺎﻫِﺪَﻳْﻪِ
ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻫُﻢْ ﺳَﻮَﺍﺀٌ .
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
melaknat pemakan riba (rentenir), penyetor
riba (nasabah yang meminjam), penulis
transaksi riba (sekretaris) dan dua saksi yang
menyaksikan transaksi riba." Kata beliau,
"Semuanya sama dalam dosa. " (HR. Muslim
no. 1598).
Kalau demikian yang pertama dilakukan
adalah bertaubat. Taubat yang sungguh-
sungguh adalah bertekad tidak ingin
meminjam uang dengan cara riba lagi. Allah
Ta'ala memerintahkan untuk melakukan
taubat yang tulus,
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻮْﺑَﺔً
ﻧَﺼُﻮﺣًﺎ
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah
kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya) ." (QS. At
Tahrim: 8)
Hudzaifah pernah berkata,
ﺑﺤﺴﺐ ﺍﻟﻤﺮﺀِ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺬﺏ ﺃﻥْ ﻳﻘﻮﻝ :
ﺃﺳﺘﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ، ﺛﻢ ﻳﻌﻮﺩ
"Cukup seseorang dikatakan berdusta ketika
ia mengucapkan, "Aku beristighfar pada
Allah (aku memohon ampun pada Allah)
lantas ia mengulangi dosa tersebut
lagi." (Jaami'ul 'Ulum wal Hikam, 2: 411).
Ibnu Rajab Al Hambali berkata, "Terlarang
seseorang mengucapkan 'aku bertaubat
kepada Allah' lantas ia mengulangi dosa
tersebut kembali. Karena taubat nashuha
(taubat yang sejujurnya) berarti seseorang
tidak mengulangi dosa tersebut selamanya.
Jika ia mengulanginya, maka perkataannya
tadi 'aku telah bertaubat' hanyalah
kedustaan." (Idem).
Namun menurut mayoritas ulama
berpendapat bahwa sah-sah saja seseorang
mengatakan aku telah bertaubat, lalu ia
bertekad tidak akan melakukan maksiat itu
lagi. Kalau ia mengatakan, "Aku tidak akan
mengulangi dosa tersebut lagi", maka itulah
yang ia tekadkan saat itu. (Idem)
Yang terpenting adalah tekad tidak akan
berutang dengan cara riba lagi.
2- Perbanyak istighfar karena memohon
ampun pada Allah itulah yang akan
memudahkan rezeki
Terdapat sebuah atsar dari Hasan Al Bashri
rahimahullah yang menunjukkan bagaimana
faedah istighfar yang luar biasa.
ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺷَﻜَﻰ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺍﻟْﺠَﺪْﺏ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍِﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْ
ﺍﻟﻠَّﻪ ، ﻭَﺷَﻜَﻰ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺁﺧَﺮ ﺍﻟْﻔَﻘْﺮ ﻓَﻘَﺎﻝَ
ﺍِﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﺍﻟﻠَّﻪ ، ﻭَﺷَﻜَﻰ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺁﺧَﺮ ﺟَﻔَﺎﻑ
ﺑُﺴْﺘَﺎﻧﻪ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍِﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﺍﻟﻠَّﻪ ، ﻭَﺷَﻜَﻰ ﺇِﻟَﻴْﻪِ
ﺁﺧَﺮ ﻋَﺪَﻡ ﺍﻟْﻮَﻟَﺪ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍِﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﺍﻟﻠَّﻪ ، ﺛُﻢَّ
ﺗَﻠَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟْﺂﻳَﺔ
"Sesungguhnya seseorang pernah
mengadukan kepada Al Hasan tentang
musim paceklik yang terjadi. Lalu Al Hasan
menasehatkan, "Beristigfarlah (mohon
ampunlah) kepada Allah".
Kemudian orang lain mengadu lagi kepada
beliau tentang kemiskinannya. Lalu Al Hasan
menasehatkan, "Beristigfarlah (mohon
ampunlah) kepada Allah".
Kemudian orang lain mengadu lagi kepada
beliau tentang kekeringan pada lahan
(kebunnya). Lalu Al Hasan menasehatkan,
"Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada
Allah".
Kemudian orang lain mengadu lagi kepada
beliau karena sampai waktu itu belum
memiliki anak. Lalu Al Hasan menasehatkan,
"Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada
Allah".
Kemudian setelah itu Al Hasan Al Bashri
membacakan surat Nuh,
ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻏَﻔَّﺎﺭًﺍ
( 10 ) ﻳُﺮْﺳِﻞِ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻣِﺪْﺭَﺍﺭًﺍ ( 11 )
ﻭَﻳُﻤْﺪِﺩْﻛُﻢْ ﺑِﺄَﻣْﻮَﺍﻝٍ ﻭَﺑَﻨِﻴﻦَ ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻜُﻢْ
ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻧْﻬَﺎﺭًﺍ ) 12 (
"Maka aku katakan kepada mereka:
'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,
niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan
mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu
sungai-sungai." (QS. Nuh: 10-12). (Riwayat
ini disebutkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar
dalam Fathul Bari , 11: 98)
Jadi, istighfar adalah pembuka pintu rezeki
dan pembuka jalan agar terlepas dari utang
yang memberatkan.
3- Jual aset tanah, rumah atau kendaraan
Sebagian orang sebenarnya punya aset yang
berharga dan itu bisa digunakan untuk
melunasi utang riba ratusan juta. Namun
karena saking hasratnya tetap harus memiliki
harta jadi utang tersebut terus ditahan.
Padahal jika tanah, rumah atau kendaraan
sebagai aset yang ia miiki dijual, maka akan
lunas semua utangnya. Ingatlah, orang yang
serius untuk melunasi utangnya akan ditolong
oleh Allah. Sebaliknya yang enggan lunasi
padahal punya aset dan mampu melunasi,
tentu akan jauh dari pertolongan Allah.
Dulu Maimunah ingin berutang. Lalu di
antara kerabatnya ada yang mengatakan,
"Jangan kamu lakukan itu!" Sebagian
kerabatnya ini mengingkari perbuatan
Maimunah tersebut. Lalu Maimunah
mengatakan, "Iya. Sesungguhnya aku
mendengar Nabi dan kholil-ku (kekasihku)
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﻣُﺴْﻠِﻢٍ ﻳَﺪَّﺍﻥُ ﺩَﻳْﻨًﺎ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣِﻨْﻪُ
ﺃَﻧَّﻪُ ﻳُﺮِﻳﺪُ ﺃَﺩَﺍﺀَﻩُ ﺇِﻻَّ ﺃَﺩَّﺍﻩُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻓِﻰ
ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ
"Jika seorang muslim memiliki utang dan
Allah mengetahui bahwa dia berniat ingin
melunasi utang tersebut, maka Allah akan
memudahkannya untuk melunasi utang
tersebut di dunia ". (HR. Ibnu Majah no. 2399
dan An Nasai no. 4686. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih kecuali
lafazh "fid dunya" -di dunia-)
Juga terdapat hadits dari 'Abdullah bin
Ja'far, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻣَﻊَ ﺍﻟﺪَّﺍﺋِﻦِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻘْﻀِﻰَ ﺩَﻳْﻨَﻪُ ﻣَﺎ
ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻳَﻜْﺮَﻩُ ﺍﻟﻠَّﻪُ
"Allah akan bersama (memberi pertolongan
pada) orang yang berutang (yang ingin
melunasi utangnya) sampai dia melunasi
utang tersebut selama utang tersebut
bukanlah sesuatu yang dilarang oleh
Allah ." (HR. Ibnu Majah no. 2400. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Jadi, orang yang serius melunasi utangnya
akan ditolong oleh Allah.
4- Lebih giat lagi untuk bekerja
Dengan makin kiat bekerja dan terus
memperhatikan nafkah keluarga, maka Allah
akan memberikan ganti dan memberikan
jalan keluar. Dari Abu Hurairah, ia berkata
bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﻳَﻮْﻡٍ ﻳُﺼْﺒِﺢُ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩُ ﻓِﻴﻪِ ﺇِﻻَّ ﻣَﻠَﻜَﺎﻥِ
ﻳَﻨْﺰِﻻَﻥِ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻋْﻂِ ﻣُﻨْﻔِﻘًﺎ
ﺧَﻠَﻔًﺎ ، ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻵﺧَﺮُ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﻋْﻂِ ﻣُﻤْﺴِﻜًﺎ
ﺗَﻠَﻔًﺎ
"Ketika hamba berada di setiap pagi, ada
dua malaikat yang turun dan berdoa, "Ya
Allah berikanlah ganti pada yang gemar
berinfak (rajin memberi nafkah pada
keluarga). " Malaikat yang lain berdoa, "Ya
Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang
enggan bersedekah (memberi nafkah)." (HR.
Bukhari no. 1442 dan Muslim no. 1010)
5- Bersikap lebih amanat
Semakin kita amanat, maka semakin orang
akan menaruh kepercayaan kepada kita.
Semakin tidak amanat, maka kita sendiri
yang akan mendapatkan kesusahan. Itu
realita yang terjadi di tengah-tengah kita.
Kalau dalam masalah utang, kita bersikap
amanat dalam mengembalikannya, maka
tentu orang akan terus menaruh rasa
percaya dan bisa saja tidak dikenakan riba
saat peminjaman.
Sifat amanah dalam berutang sudah barang
tentu wajib dimiliki. Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda,
ﺃَﺩِّ ﺍﻷَﻣَﺎﻧَﺔَ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﻦِ ﺍﺋْﺘَﻤَﻨَﻚَ
"Tunaikanlah amanat kepada orang yang
menitipkan amanat padamu ." (HR. Abu Daud
no. 3535 dan At Tirmidzi no. 1624, hasan
shahih)
6- Bersikap hidup lebih sederhana dan
qana'ah
Dengan bersikap hidup sederhana kala
terlilit utang, maka akan mengurangi
pengeluaran dan akhirnya lebih
diprioritaskan pada pelunasan utang. Sifat
qana'ah yaitu merasa cukup dan bnar-benar
bersyukur dengan rezeki yang Allah beri
sunggu akan mendatangkan kebaikan. dari
'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ﻗَﺪْ ﺃَﻓْﻠَﺢَ ﻣَﻦْ ﻫُﺪِﻯَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻹِﺳْﻼَﻡِ ﻭَﺭُﺯِﻕَ
ﺍﻟْﻜَﻔَﺎﻑَ ﻭَﻗَﻨِﻊَ ﺑِﻪِ
"Sungguh beruntung orang yang diberi
petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang
cukup, dan qana'ah (merasa cukup) dengan
rizki tersebut ." (HR. Ibnu Majah no. 4138,
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shahih).
7- Perbanyak doa yang dicontohkan Rasul
Ada dua doa yang bisa membantu agar
terlepas dari sulitnya utang.
a- Doa agar tidak terlilit utang
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻰ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﺄْﺛَﻢِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻐْﺮَﻡِ
Allahumma inni a'udzu bika minal ma'tsami
wal maghrom [Artinya: Ya Allah, aku
berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan
sulitnya utang] (HR. HR. Bukhari no. 2397
dan Muslim no. 589).
b- Doa agar lepas dari utang sepenuh
gunung
Dari 'Ali, ada seorang budak mukatab (yang
berjanji pada tuannya ingin memerdekakan
diri dengan dengan syarat melunasi
pembayaran tertentu) yang mendatanginya,
ia berkata, "Aku tidak mampu melunasi
untuk memerdekakan diriku." Ali pun
berkata, "Maukah kuberitahukan padamu
beberapa kalimat yang Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam telah mengajarkannya
padaku yaitu seandainya engkau memiliki
utang sepenuh gunung, maka Allah akan
memudahkanmu untuk melunasinya.
Ucapkanlah doa,
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻛْﻔِﻨِﻰ ﺑِﺤَﻼَﻟِﻚَ ﻋَﻦْ ﺣَﺮَﺍﻣِﻚَ ﻭَﺃَﻏْﻨِﻨِﻰ
ﺑِﻔَﻀْﻠِﻚَ ﻋَﻤَّﻦْ ﺳِﻮَﺍﻙَ
"Allahumak-finii bi halaalika 'an haroomik,
wa agh-niniy bi fadhlika 'amman
siwaak" [Artinya: Ya Allah cukupkanlah aku
dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari
yang haram, dan cukupkanlah aku dengan
karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu]
(HR. Tirmidzi no. 3563, hasan menurut At
Tirmidzi, begitu pula hasan kata Syaikh Al
Albani)
8- Meminjam uang pada orang lain untuk
melunasi utang riba
Dalam Liqa' Al Bab Al Maftuh (194: 12),
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
berkata, "Setiap orang wajib berlepas diri
dari riba tersebut sesuai dengan
kemampuannya karena Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam telah melaknat pemakan
riba (rentenir) dan orang yang menyerahkan
riba (nasabah). Boleh jadi dia meminta
pinjaman utang dari saudara atau kerabatnya
untuk melunasi utang bank tersebut agar
gugur darinya riba. Yang terpenting adalah
dia harus tetap merencanakan hal ini. Jika
tidak mungkin, maka dia berusaha meminta
pada bank agar jangan ada lagi tambahan
riba. Akan tetapi setahu kami, bank tidak
mungkin menyetujui hal ini."
Tentu saja pinjaman tersebut bisa diperoleh
jika kita punya sifat amanat dan bisa
mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
Hanya Allah yang memberi taufik.
—
Selesai disusun @ Darush Sholihin, malam 5
Safar 1436 H
Yang senantiasa mengharapkan bimbingan
Rabbnya: Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Penjual Sisir
Mari Di baca, filosofisnya bagus,
Sebuah perusahaan membuat tes terhadap tiga calon staf penjual barunya.
Tesnya unik, yaitu: Menjual sisir di komplek Biara Shaolin!
Tentu saja, ini cukup unik karena para biksu di sana semuanya gundul dan tak butuh sisir.
Kesulitan ini juga yang membuat calon pertama hanya mampu menjual satu sisir. Itupun karena belas kasihan seorang biksu yang iba melihatnya.
Tapi, tidak dengαn calon kedua. Ia berhasil menjual 10 sisir, ia tidak menawarkan kepada para biksu, tetapi kepada para turis yang ada di komplek itu, mengingat angin di sana memang besar sehingga sering membuat rambut jadi awut-awutan.
Lalu bagaimana dengan calon ketiga?
Ia berhasil menjual 500 sisir!!!
Caranya? Ia menemui kepala biara. Ia lalu meyakinkan jika sisir ini bisa jadi souvenir bagus untuk komplek biara tersebut.
Kepala biara bisa membubuhkan tanda tangan di atas sisir-sisir tersebut dan menjadikannya souvenir para turis. Sang kepala biara pun setuju.
Apa yang sering orang anggap sebagai penghambat terbesar karier mereka?
Bukankah banyak orang sering kali menyalahkan keadaan? Dan inilah yang membuat calon pertama gagal.
Sementara calon kedua, sudah berani berpikir di luar kotak. Namun ia masih terpaku pada fungsi sisir yang hanya sebagai alat merapikan rambut.
Tapi calon ketiga bukan hanya berani berpikir bahwa sisir bukan hanya alat merapikan rambut, melainkan bisa menjadi souvenir.
Review saya:
Bahwa Kita tidak bisa mengatur situasi seperti yang kita kehendaki. Tapi, kita bisa mengerahkan daya imajinasi dan kreatifitas kita untuk mencari solusi.
Seringkali hambatan adalah noktah kecil yang menghalangi mata kita, sehingga kita tidak bisa melihat bangunan yang besar di depan kita yang merupakan cita2 atau solusi yang kita tuju.
Mari kita berpikir out off box, move on, bergeser dari zona nyaman, dan bersahabat dengan masalah dan tantangan......dengan kreativitas dan selalu bergerak.........
MARI BERKARYA ... : ganbate..Ganbate..
GANBATE!!!
Kakek Penghapal Quran
Kisah Inspirasi Kakek Penghafal Al-Quran (Based on True Story)
dakwatuna.com - Kisah ini disampaikan oleh Ustadz Bachtiar Nasir dalam sebuah kajian tafsir di AQL yang membahas tentang surat Al-Baqarah ayat 120-121. Beliau bercerita tentang kisah nyata seorang kakek tua penghafal quran yang membuat jamaah berdecak kagum.
Dalam suatu waktu, ada seorang kakek tua yang hendak dioperasi karena mengalami sakit, dokter menyarankan untuk segera dioperasi demi menyembuhkan penyakitnya. Di luar dugaan, kakek tersebut terisak dalam tangis yang mendalam, dokter pun coba menguatkan dan meyakinkan sang kakek agar kakek tersebut tidak perlu khawatir karena penyakit yang dialaminya akan sembuh atas izin Allah dan tidak perlu khawatir terhadap pelaksanaan operasi karena dokter tersebut sudah berpengalaman untuk operasi penyakit tersebut dan besar sekali kemungkinan keberhasilannya.
Lalu kakek tersebut membalas perkataan dokter tersebut…
“Dok, bukan itu yang saya khawatirkan, insya Allah saya siap dan tak takut untuk menjalani proses operasinya. Saya menangis karena saya sedih, akan banyak waktu yang terbuang saat operasi nanti pastinya, sedangkan saya memiliki kebiasaan untuk murajaah hafalan quran saya 12 juz tiap harinya, saya khawatir tidak dapat menyelesaikan hafalan saya di hari ini karena operasi ini, sebab itulah saya menangis…”
Lalu kakek tersebut melanjutkan dengan pertanyaan “Dok, seberapa lama saya akan dioperasi?”
“Insya Allah hanya 4 jam kek” jawab dokter.
“Kalau begitu, berikan saya waktu di satu jam pertama untuk muraja’ah hafalan quran saya, lalu lanjutkanlah tindakan operasi setelahnya” jawab kakek memberikan solusinya.
Dokter pun menyetujuinya.
Pada satu jam pertama dokter memberikan waktu untuk kakek murajaah hafalannya di ruang operasi, setelah waktu berjalan satu jam, dokter dan timnya melakukan tindakan medis, dibiuslah kakek tersebut dan melaksanakan tindakan operasi.
Operasi tersebut berjalan lancar, tidak ada kendala yang berarti. Allah menolong keduanya.
Setelah kakek tersebut tersadar, dokter yang mengoperasinya tersebut berkata:
“Kek, baru kali ini saya mengalami kejadian yang luar biasa ketika mengoperasi pasien. Setelah satu jam kakek murajaah hafalan quran, kami pun membius kakek, saya yakin sudah tepat dosis bius kepada kakek, saya yakin dosis tersebut akan membuat kakek tak sadarkan diri. Tapi masya Allah, sepanjang operasi kakek tak berhenti sedikitpun membaca quran, seolah obat bius yang kami suntikan tak ada pengaruhnya dan rasa sakit saat operasi tak dirasakan”
Masya Allah… hikmah yang luar biasa yang dapat kita ambil dari kisah tersebut. Bagaimana dengan kita? Sudahkah ada kenikmatan dan kekhusyu’an ketika kita membaca quran? Berapa banyak juz yang kita baca tiap harinya? Berapa banyak ayat quran yang kita hafal tiap harinya? Berapa banyak ayat quran yang kita murajaah tiap harinya dan berapa banyak ayat quran yang kita amalkan tiap harinya???
Sungguh, masih amat sedikit amalan amalan kita.
Orang bijak mengatakan:
“Janganlah takut dengan rezekimu pada hari ini, karena Allah sudah menjamin rezeki bagi orang yang hidup. Khawatir dan takutlah dengan kualitas dan kuantitas amalmu, apakah dapat mengantarkanmu ke surga? Karena tidak ada jaminan dari Allah bahwa kita akan masuk ke dalam Surga-Nya”
Wallahu a’lam bishshawab.
Kisah Bos Parasut 'Made In Tulungagung' yang Lahir Sebagai Anak Petani
Prins David Saut-
detikNews
Tulungagung, - Prajurit TNI khususnya Angkatan Darat dan Angkatan Udara mengandalkan parasut 'made in Tulungagung' dalam latihan dan operasi. Parasut asli Jawa Timur itu dikenal negara tetangga dengan kualitasnya setara dengan yang digunakan NATO.Parasut tersebut dibuat oleh CV Maju Mapan, perusahaan tekstil swasta yang khusus membuat perlengkapan pendukungmiliter seperti tas, ikat pinggang, tenda, hingga dragchute untuk sistem pengereman jet tempur Sukhoi. Pendiri perusahaan yang jadi langganan TNI ini adalah Yafet Paiman.Pria asli Tulungagung itu akrab disapa Paiman dan sejak 1974 mendirikan perusahaannya di Ngunut, Tulungagung, Jawa Timur. Paiman mengaku dulu hidupnya jauh dari kata cukup, karena ia terlahir sebagai anak buruh tani."Saya anaknya petani yang tidak punya lahan alias buruh. Jadi sengsara sekali saya, dari jaman Jepang sampai krisis-krisis di negara kita. Anaknya ada empat, jadi semua lari sendiri-sendiri, cari makan sendiri-sendiri," kata Paiman di pabriknya, Rabu (19/11/2014).Paiman mengisahkan perjalanannya sebelum memiliki rumah senilai Rp 44 miliartersebut. Ia mengaku tak mengenyam bangku sekolah hingga berumur 10 tahun. Namun rasa ingin sekolahnya membuat ia memutar otak agar bisa sekolah. Ia pun memilih bekerja kepada seseorang dan berharap disekolahkan sebagai upahnya."Nah, saya ikut orang mencari rumput untuk lembu, saya waktu itu cuma minta disekolahkan, ternyata setahun kerja di situnggak disekolahkan juga. Lalu saya ke tempat lain, jadi gembala domba, ada 60 ekor," ujar Paiman."Suatu hari saya ketiduran mungkin karena lapar ngangon kambing di pinggir kali. Saya tidur di bawah pohon kelapa, ternyatadombanya makan kacang sampai 1 tegalanhabis. Saya dipecuti dan disuruh ganti," tambahnya.
Walau pengalaman pahit itu sempat mewarnai dirinya sebagai gembala, Paimansempat duduk di bangku sekolah selama 1 kwartal saja. Ia lalu pindah tempat bekerja sebagai pencuci piring, tukang masak hingga tukang pel. Semua dijalaninya dengan air mata dan rasa lapar hanya demimengenyam bangku sekolah."Lah saya masih kecil sudah melakukan hal kayak itu. Saya sampai nangis di kamarmandi. Itu sekelumit sejarah saya," kata Paiman.Harapan datang saat Paiman ikut seorangcamat untuk bekerja sebagai tukang bersih-bersih kantor Kecamatan. Oleh Camat itu, Paiman akhirnya bisa sekolah hingga bangku SMP. Lulus, Camat menawarkan Paiman untuk bekerja sebagaistaf kecamatan, namun ia menolaknya."Pulang di Sini saya kepengen bisnis. Sayamulai bisnis kelontong sampai ke Malang, Surabaya, Semarang, Solo, Bandung lalu Jakarta. Ada pesenan apapun dari kelontong itu saya ambil, dan itu dimulai dari sumbu lampu gantung," ujar Paiman.Dia memulai bisnis tekstil yang tersegmentasi pada peralatan dan perlengkapan pendukung militer. Awalnya sumbu lampu gantung, lalu ia mencoba ikatpinggang dan akhirnya ia memiliki industri tenun skala kecil pada tahun 1974 di lahan seluas 2 hektar di Tulungagung."Tahun 1977, saya rintis tenun ABRI sepertiikat pinggang. Itu mulai berjalan bagus. Sampai sekarang saya masih diterima, produk saya yang lama itu kopol rim, sarung pistol, ransel tempur, rompi. Rompi itu saya kasih alumunium alloy jadi tahan senjata tajam," ujar Paiman menceritakan awal mula kesuksesannya.Kini Paiman memiliki pabrik besar dengan mesin-mesin modern dari Jepang, Taiwan, Korea dan Tiongkok. Ia juga telah memiliki 42 mesin tenun terpal, 52 mesin tenun webbing, 2 unit mesin coating kain, 379 mesin jahit dan puluhan mesin tenun lainnya.Selain sukses dalam bisnis, Paiman yang lulusan SMP itu kini menyandang gelar Doktor Honoris Causa. Ia juga menempati rumah mewah bergaya Eropa yang dibangunnya selama 7 tahun dan baru ditempati 1 tahun, nilainya mencapai Rp 44miliar."Rumah saya ini baru ditempati 1 tahun, yang lama bangunnya, 7 tahun. Saya sebenarnya tidak ingin bangun seperti ini, akhirnya habisnya Rp 44 miliar lebih sedikit," ujarnya.Di usianya beranjak 70 tahun lebih, Paiman tidak berniat untuk istirahat. Ia terus ingin mengembankan usahanya. Namun ketika menceritakan masa-masa sulitnya, matanya selalu berkaca-kaca, dansekali lagi ia mengatakan, "Saya tetap anakpetani yang tidak punya lahan," tutupnya.
Zuhud Tidak Mesti Miskin Oleh: Abdul Aziz
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada data menarik yang disampaikan al-Mas’udi dalam kitabnya Muruj al-Dzahab terkait harta kekayaan para sahabat Rasulullah SAW. Zubair bin Al-Awaam meninggalkan 59,8 juta dirham setelah wafat. Konon, beliau memiliki 1.000 budak, 1.000 kuda, 11 rumah megah, juga ratusan hektare tanah dan perkebunan yang tersebar di Madinah, Basrah, Kufah, Fustat dan Iskandariyah. Selain itu, beliau juga seorang saudagar.
Abdurrahman bin Auf saat awal berhijrah ke Madinah tidak memiliki harta sepeser pun. Tapi, tak lama kemudian beliau menjadi orang paling kaya se-Madinah. Menjelang akhir hidupnya, beliau mewasiatkan agar sebagian hartanya dibagikan kepada 100 ahli Badar yang masih hidup. Masing- masing mendapat jatah 400 dinar. Selain itu, beliau memiliki 1.000 budak yang telah dibebaskan, 1.000 unta, 100 kuda, juga 3.000 domba yang digembalakan di Baqi’.
Zaid bin Tsabit meninggalkan 300 ribu dinar serta ratusan ton emas dan perak. Ibnu Mas’ud, selain memiliki 50 budak dan hewan ternak, meninggalkan 9.000 ton (mitsqal) emas dan beberapa rumah megah di pelosok-pelosok Irak. Al-Khabab bin al-Irts, sahabat Rasul SAW yang terkenal miskin, di akhir hidupnya mewasiatkan untuk membagi-bagi sisa hartanya yang berjumlah 40 ribu dinar.
Fakta ini menunjukan bahwa para sahabat adalah orang-orang kaya. Tapi, kekayaan mereka tidak lantas membuat mereka lupa akan akhirat. Mereka hidup zuhud. Ali bin Abi Thalib menjelaskan, zuhud tersimpul dalam dua kalimat dalam Alquran, supaya kamu tidak bersedih karena apa yang lepas dari tanganmu dan tidak bangga dengan apa yang diberikan kepadamu.
Orang yang tidak bersedih karena kehilangan sesuatu darinya dan tidak bersuka ria karena apa yang dimiliki, itulah orang yang zuhud. Dari tafsir yang dikemukakan Ali bin Abi Thalib tersebut, kita dapat melihat dua ciri orang yang zuhud dalam pandangan Allah.
Pertama, Zaid tidak menggantungkan kebahagiaan hidupnya pada apa yang dimilikinya. Zuhud adalah pola hidup menjadi. Zaid tidak memperoleh kebahagiaan dari dengan memiliki. Para sahabat Rasulullah SAW tidaklah membuang semua yang dimilikinya, tetapi mereka menggunakan semuanya itu untuk mengembangkan dirinya. Kebahagiannya tidak terletak pada benda-benda mati, tetapi pada peningkatan kualitas hidupnya.
Kedua, kebahagiaan seorang Zaid tidak lagi terletak pada hal-hal yang duniawi, tetapi pada dataran rohani. Kedewasaan kepribadian jiwa kita terletak pada sejauh mana kecenderungan kita pada hal-hal yang rohani. Makin tinggi tingkat kepribadian kita, kebahagiaan rohani meningkat. Dua prinsip inilah yang dipegang para sahabat.
Al-Ghazali menegaskan, zuhud itu menghilangkan keterikatan hati dengan dunia, tapi bukan berarti menghilangkannya. As-Syadzili, pendiri tarikat sufi As-Syadziliyah, dalam setiap doanya selalu meminta kepada Allah, “Ya Allah luaskanlah rizkiku di dunia dan janganlah ia menghalangiku dari akhirat, jadikanlah hartaku pada genggaman tanganku dan jangan sampai ia menguasai hatiku.”
Para sahabat memiliki kekayaan dunia, tapi tidak punya keterikatan hati dengan materi. Harta bagi mereka hanyalah fasilitas untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk tujuan hidup. Karena itu, petuah Rasul SAW harus dipegang erat-erat dalam sikap hidup kita, “Bekerjalah untuk duniamu seolah engkau hidup abadi dan beramalah untuk akhiratmu seolah engkau akan mati besok.” (HR al-Bazzar).
BELAJAR SUKSES DARI ORANG SUKSES #seri3
10 Kunci Sukses orang Jepang
1. KERJA KERAS
Orang jepang biasa bekerja 2450jam/tahun sangat tinggi dibanding orang Amerika(1957jam/th) atau Perancia(1680jam/th)
Orang Jepang bisa menghasilkan 1 Mobil dlm 9 hari yang di negara lain butuh waktu 47 hari.
2. MALU
Pejabat Jepang langsung mengundurkan diri jika merasa gagal saat bertugas.
3. HIDUP HEMAT
Orang Jepang anti konsumerisme. Supermarket di Jepang ramai pada setengah jam sebelum tutup krn biasa ada potongan harga hingga separuhnya di setengah jam sebelum tutup.
4. LOYALITAS
Orang Jepang biasa bertahan bekerja di satu bidang usaha hingga pensiun.
Tidak mudah tergiur 'tawaran' baru.
5. INOVASI
Orang Jepang pandai memodifikasi produk sehingga diminati masyarakat. Mereka bukan penemu, tp bs merakit dengan sempurna dan makin baik.
6. PANTANG MENYERAH
Jepang negara yang sangat minim sumber daya alam, hampir smw dipasok oleh negara lain, termasuk Indonesia, tapi Jepang tetep semangat melakukan produksi hingga menjaddi negara yang kuat dlm sisi tehnologi dan ekonomi.
7. BUDAYA BACA
Kalo kita ke Jepang naik DENSHA (Kereta listrik) kita akan lihat hampir smw penumpang membaca buku dan koran. Baik anak-anak maupun org dewasa.
8. KERJASAMA KELOMPOK
Kerja individualistis tdk akan di akui di jepang. Keberhasilan suatu pekerjaan biasa disebut keberhasilan tim. Didunia kerja, di kampus smw berkelompok. Budaya 'rin-gi' (musyawarah) adalah budaya kelompok dlm membicarakan keputusan strategis.
9. MANDIRI
Dari anak-anak orang Jepang ssdh belajar Mandiri. Disekolah setiap anak diajarkan untuk membawa smw keperluan sendiri dan bertanggungjawab sendiri atas barang2nya.
10. JAGA TRADISI & MENGHORMATI ORANG TUA
Kemajuan teknologi dan ekonomi Jepang tdk menghilangkan tradisi dan budayanya.
Budaya minta maaf mjd refleks orang Jepang. Kalo kita naik sepeda lalu tdk sengaja menabrak orang jepang, maka mereka yang akan meminta maaf pada kita.
"Semangat menggapai KESUKSESAN dengan ILMU"