Tidak hanya di Toko Elektronik saja kita sering menjumpai Merek tersebut,bahkan hampir disetiap lingkungan kita sehari-hari baik itu di kantor,rumah,rumah makan ataupun di mobil terpampang produk dengan merek-merek ini,coba perhatikan produk Televisi,Kulkas,Mesin Cuci,AC,LCD,Handphone,Laptop ataupun Notebook semuanya mempunyai nama-nama yang sangat dikenal oleh kita.
-
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
-
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
-
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
-
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
-
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Asal Muasal 16 Nama Merek Elektronik Kelas Dunia
Tidak hanya di Toko Elektronik saja kita sering menjumpai Merek tersebut,bahkan hampir disetiap lingkungan kita sehari-hari baik itu di kantor,rumah,rumah makan ataupun di mobil terpampang produk dengan merek-merek ini,coba perhatikan produk Televisi,Kulkas,Mesin Cuci,AC,LCD,Handphone,Laptop ataupun Notebook semuanya mempunyai nama-nama yang sangat dikenal oleh kita.
Cerita Dari Seorang Ibu
Seorang wanita muda sedang mengandung anak kedua. Kehamilannya belum mencapai usia tujuh bulan. Suatu hari, wanita yang tengah hamil ini mencuci tiga stel pakaian ABRI milik suaminya dengan tangannya sendiri sambil duduk berjongkok. Keesokan harinya, rasa sakit yang sangat di bagian perutnya dialami sang ibu dan rasa sakit itu terus berlangsung selama tiga malam hingga akhirnya lahirlah seorang bayi perempuan dalam keadaan belum cukup bulan (pre-mature).
“Pak-Bu harus siap ya, bayinya kecil sekali (1,5 kg) sewaktu-waktu bisa meninggal dunia” itulah kurang lebih ucapan dokter di rumah sakit kepada kedua orang tua bayi itu, di sebuah kota kecil Cimahi, Jawa Barat.
Sebulan lamanya bayi prematur itu harus tidur dalam incubator (kotak kaca) dan tidur terpisah dari ibunya. Namun kondisi demikian tidaklah mengurangi kasih sayang sang ibu bahkan sifat keibuannya semakin meraja. Dengan setia, sebulan lamanya sang ibu menemani bayinya dengan hati yang penuh do’a dan asa……..harapan dan keyakinan yang sangat kuat akan kebesaran Illahi Rabbi dalam mempertahankan perjuangan hidup seorang anak manusia.
Bayi yang bertubuh sangat mungil ini mengalami penurunan berat badan menjadi 1,3 kg. Kesulitan menyusu menjadi kendala dalam pertumbuhan bayi prematur. Setiap kali disusui, bayi itu tersedak sehingga wajahnya menjadi kebiruan. Sungguh…..kepanikan yang luar biasa dialami wanita itu.
Suatu ketika wabah diare menyerang sepuluh bayi di rumah sakit tempat bayi prematur itu dilahirkan. Dari sepuluh bayi, hanya dua orang bayi yang bertahan dalam keadaan sehat wal’afiat satu di antaranya adalah bayi mungil dari ibu muda nan cantik tadi. Rupanya kebiasaan sang ibu selalu hidup rapi dan bersih menjadi kuncinya. Dia selalu mencuci dan merebus sendiri baju-baju bayi prematurnya. Dia wanita yang kuat dan tegar, tak ada kata lelah dan bermanja-manja sehabis melahirkan.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS Al-Insyiraah : 5-6)
Mencoba dan mencoba lagi, berusaha dan terus berikhtiar….itulah yang dilakukan wanita itu. Sampai suatu ketika ia melakukan pemberian ASI (Air Susu Ibu) dengan menggunakan pipet tetes. Setetes demi setetes ASI dalam pipet mengalir dan menyambung kehidupan bayi mungil itu. Sungguh tak terbayangkan betapa luasnya samudera kesabaran, pengorbanan dan keikhlasan yang terpancar dari dalam diri wanita nan mulia itu. Bayi prematur itu perlahan-lahan tumbuh dan dapat menyamai berat bayi-bayi yang lahir normal dalam waktu tiga bulan. Subhanalloh…..
Bayi mungil itu kini telah menginjak usia 38 tahun dan telah menjadi seorang ibu dengan tiga orang anak. Bayi itu adalah aku…..
Perjuangan aku membesarkan anak-anakku tak ada nilainya dibanding perjuangan ibu membesarkan aku. Perjuangan dan pengorbanannya sungguh luar biasa dalam kondisi kedokteran yang pada saat itu masih sangat sederhana dan belum sehebat ataupun secanggih kedokteran masa kini. Ibuku seorang wanita yang hebat, kuat dan tegar. Banyak sekali ilmu dan teladan yang selalu beliau contohkan kepadaku, kepada kami anak-anaknya, dan kepada cucu-cucunya.
Abu Hurairah Radhiallu ‘anh berkata : Seorang lelaki datang menemui Rasulullah Saw dan bertanya,” Ya Rasulullah, siapakah yang paling berhak mendapat pelayananku dengan sebaik-baiknya?” Nabi Saw menjawab, “Ibumu”. Dia bertanya lagi : “Kemudian siapa lagi?” Rasulullah menjawab, “ Ibumu.” Dia bertanya lagi,” Kemudian siapa?” Nabi Saw menjawab;” Ibumu.” Dia bertanya lagi,” Kemudian siapa lagi?” Nabi Saw menjawab,” Ayahmu.” (HR Bukhari)
Ibu, aku banyak berhutang kepadamu. Aku tak tahu harus memulai dari mana. Ya Rabb bantulah aku dan bimbinglah aku agar aku tergolong ke dalam hamba-hamba-MU yang sholeha yang mampu memuliakan dan membahagiakan ibu dan ayahku dan jadikanlah surga sebagai kampung akherat kami, aamiin Allohumma aamiin.
Dalam usianya yang semakin senja, semoga ALLOH SWT selalu memberikan kenikmatan iman, Islam dan sehat kepadamu ibu dan juga ayahku. Kebahagiaan dunia dan akherat yang selalu menyertaimu, limpahan Rahman dan Rahim-NYA yang selalu bersamamu serta keberkahan dalam hidup yang selalu tercurah untukmu, ibu dan ayahku. Cinta dan do’a kami (anak-anakmu) selalu menyertaimu.
“Rabbigh-firlii wa liwaa lidayya war-ham-humaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa”.
Artinya : Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku dan memeliharaku di waktu kecilku.
Wallohua’lam bishshowaab.
(mkd/bkk/27.08.09)
Sumber : http://www.eramuslim.com/oase-iman/cerita-dari-seorang-ibu.htm
Tingkat Spiritual Ayah Bentuk Pribadi Anak
Beberapa anak lelaki saat ini yang akan bereaksi serupa Ismail ketika orang tua berkata pada mereka, "Tuhan menginginkan aku mengorbankan dirimu?. Mungkin sebagian akan menjawab, "Apa Bapak sudah gila? Mereka mungkin bisa menerima gagasan berkorban untuk Allah, namun sulit meyakini ada hubungan kuat antara ayah dengan Allah, seperti yang dialami Ismail.
Inilah letak peran penting seorang ayah dalam keluarga. Kepercayaan mendalam hanya dapat dihasilkan dari hubungan sangat dekat.
Pun, Sang ayah, Nabi Ibrahim sama sekali tidak was-was dan bingung terhadap rencana masa depan putranya. Ismail pun tak memiliki tujuan besar lain selain mematuhi sang ayah, dan bersedia melakukan apa pun perintah Allah. Tentu saja mereka berdua nabi dan dari segi keutamaan dan kedudukan jauh dari manusia biasa.
Namun ada hal-hal besar yang dapat dipelajari oleh keluarga Muslim saat ini. Pemaparan dari ahli psikologi keluarga, Marria Husain, dari situs keluarga Zawaj berikut layak untuk dijadikan acuan.
Menghormati Kepercayaan Keluarga
Orang tua harus terus menjaga nilai kelayakan dan kepercayaan dalam keluarga dengan selalu mengarahkan tujuan rumah tangga untuk beribadah kepada Allah. Faktor pemimpin keluarga sangat besar di sini, yakni ayah. Kini berapa keluarga yang benar-benar membesarkan anak sebagai semata-mata ibadah dan ikhlas kepada Allah.
Sebaliknya berapa banyak keluarga Musim yang mengguyur anak-anak mereka dengan kencang dalam hal keuangan dan material, atau mendorong mereka untuk meraih sebanyak mungkin gaji, jabatan, kedudukan, ketenaran dan materi lain.
Banyak orang tua yang cenderung mengambil alih mimpi anak. Tentu orang tua ingin melihat anak mereka berhasil, sekolah di tempat baik, mendapat jodoh yang baik, tapi itu bukan segalanya dan belum tentu yang diinginkan orang tua juga diinginkan anak.
Anak-anak saat ini dikorbankan untuk jadwal yang padat, bahkan saat mereka di usia kanak-kanak. Orang tua pun tak bisa melepaskan diri dari harapan tinggi pada anak-anak sekaligus melupakan bahwa anak-anak pun berhak menuntut dari orang tua, yakni waktu, kebersamaan, dan kasih sayang. Dalam tradisi para nabi, bila pria menghabiskan waktu bersama keluarga akan dinilai sebagai ibadah.
Keluarga Butuh Cinta Ayah
Cukup memprihatinkan saat ini, banyak keluarga Muslim dikorbankan karena selip pemahaman sang ayah. Pemahaman itu membuat lelaki berkeluarga meninggalkan keluarga demi aktif di komunitas luar.
Saat ini, menurut Maria Hussein, para lelaki kadang berpikir berlebihan dengan menganggap keluarga akan menghalangi kecintaan terhadap Allah, sehingga mereka berjarak dengan istri dan anak-anak. Yang terjadi, para lelaki tipe ini memang kerap terlibat dalam pelayanan komunitas, berlama-lama dalam masjd, menolong orang lain, sementara di rumah hanya berbincang sekedarnya, melakukan aktifitas seperlunya karena energi telah terkuras di luar sebelum akhirnya tidur kecapaian.
Namun, itu masih lebih baik. Maria menuliskan ada lagi tipe yang lebih parah, yakni tipe yang berjarak dari keluarga karena mengejar material. Persamaan kedua tipe ayah itu, sama-sama tidak memandang keluarga sebagai alat untuk beribadah dan mendapat keikhlasan Allah. Kedua tipe ayah di atas menurut Maria, dapat memberi dampak buruk bagi anggota keluarga lain.
Sang istri mungkin, yang awalnya sukarela mendampingi suami dalam pernikahan dan membebaskan suami melakukan 'hal lebih penting' untuk Allah, akan mengubah pandangan. Istri bisa jadi merasa diabaikan dan ditolak. Itu pun sangat mungkin terjadi pada anak. Apalagi bila anak mulai merasakan tanda-tanda bila ibu jengkel terhadap ayah.
Dampak kemudian akan lebih buruk. Bila beberapa bulan atau tahun, anak-anak terbiasa tinggal tanpa ayah itu sangat beresiko. Akan muncul perasaan tidak lagi butuh sosok ayah dan akhirnya hilang perasaan kedekatan. Artinya si ayah sebenarnya telah 'kehilangan' anak mereka. Dalam kehidupan saat ini, tidak cukup bagi seorang ayah hanya datang dan membawa uang lalu merasa pekerjaan sudah beres.
Baik anak lelaki dan perempuan membutuhkan waktu bersama ayah. Anak lelaki yang terabaikan oleh ayah secara psikologi cenderung mengembangkan perilaku kasar, melanggar norma dan hukum dan selip secara seksual saat remaja.
Sementara anak perempuan yang tak mendapat cukup penghargaan, perhatian dan cinta kasih ayah akan lebih rentan dari serangan predator seksual. Hal itu karena, menurut Maria, dibawah sadar, mereka mencari kasih sayang atau peran pengganti ayah. Kebutuhan didorong perasaan putus asa untuk cinta kasih dan pengakuan kerap membuat remaja melakukan perilaku terlarang dan merusak.
Sementara anak-anak berbahagia yang mendapat kesempatan bersama sang ayah untuk bersenang-senang, beraktivitas bersama cenderung sedikit memiliki masalah sosial. Mereka bahkan akan mengembangkan pribadi lebih sehat, stabil dan memenuhi kewajiban pernikahan dengan baik pada tahun-tahun kemudian. itz
Sumber : http://republika.co.id/berita/72267/Tingkat_Spiritual_Ayah_Bentuk_Pribadi_Anak
Sahur, Bukan Sekedar Urusan Makan Dan Minum
Bulan puasa baru berjalan beberapa hari, namun bagi sebagian orang semangat sahur yang semula membara, perlahan mulai menurun. Saat awal puasa, jam 2.30 dini hari sudah banyak orang yang lalu lalang membeli makanan di warung nasi samping kontrakanku, kini mulai sepi kembali. Kemanakah mereka?
Rupanya sebagian ada yang masak sendiri, ada yang kebetulan giliran masuk kerja malam, sebagian sudah sahur tapi langsung tidur lagi, sebagian lagi belum bangun bahkan ada yang sengaja tidak bangun untuk sahur.
Mas Joko, sudah dua hari ini piket malam. Pak Danang dan keluarganya sudah bangun sejak pukul 2.00, langsung sahur dan tak sampai 1 jam mereka sudah tidur lagi. Sementara mbak Tari sebenarnya pukul 3.15 sudah bangaun, tapi hanya matikan alarm dan tiduran lagi hingga akhirnya benar-benar tertidur pulas. Lain lagi dengan Om Yanto, bujangan satu ini memang sengaja tidak bangun sahur. Menurutnya dia kuat puasa tanpa harus sahur. Hampir sama dengan Om Yanto, Om Nana yang suka begadang, menukar sahurnya dengan cara makan dulu sebelum tidur, agar tak perlu ‘repot-repot’ bangun untuk sahur.
Puasa tanpa sahur, bisa jadi puasanya tetap sah apabila sudah niat sejak malamnya, sebab berbeda dengan niat, sahur memang tidak menjadi syarat sahnya puasa. Tapi tidak mungkin Rosululloh menjadikan makan sahur itu sebuah sunnah apabila tidak ada ‘rahasia’ dibaliknya.
Sahur sebenarnya bukanlah sekedar urusan makan dan minum. Ada banyak hal yang bernilai ibadah yang bisa kita lakukan di waktu sahur. Ketika terbangun, tidak mungkin kita langsung menyantap hidangan. Biasanya kita masih merasa ngantuk hingga tak berselera untuk makan. Sambil menunggu selera makan kita muncul, atau menunggu makanan dan minuman selesai disiapkan , kita bisa sholat tahajud terlebih dahulu. Sebenarnya bangun sahur ini kesempatan yang bagus sekali untuk melatih kita bangun malam. Jika diluar Ramadhan kita merasa berat, maka di bulan Ramadhan ini kita bisa jadikan sebagai latihan. Dengan latihan selama sebulan penuh, semestinya kita akan menjadi terbiasa untuk bangun dan sholat malam di bulan-bulan berikutnya. Bukankah pola hidup kita terbentuk dari sebuah kebiasaan yang kita lakukan.
Bagi yang belum bisa melepaskan diri dari menonton televisi, acara santap sahur bisa kita gunakan sambil menambah ilmu dan wawasan keagamaan kita. Ada saluran televisi yang membuat acara khusus yang bisa menambah ilmu agama kita, yang tidak ada di luar Ramadhan. Tayangan seperti apa, itu tergantung pada pilihan kita, apakah tayangan yang bersifat tontonan ataukah tuntunan.
Rosululloh menyunahkan untuk mengakhirkan waktu sahur kita. Kenapa? Salah satu hikmah dibaliknya adalah, dengan mengakhirkan waktu sahur kita, maka kita tidak akan tertinggal untuk sholat subuh berjamaah di masjid maupun mushola. Ketika waktu imsak datang, meski masih bisa kita gunakan untuk makan maupun minum, namun setidaknya ini adalah rambu bahwa waktu subuh , batas dimulainya puasa sudah dekat. Jeda antara sahur dan subuh yang pendek, bisa kita gunakan untuk membaca Al Qur’an sambil menunggu datangnya waktu shubuh. Dan jika azan sudah dikumandangkan, jangan sampai lupa untuk melaksanakan sholat sunah fajar, sholat sunah yang lebih baik dibanding dunia dan seisinya. Hal ini menjadi susah apabila kita tidak mengakhirkan sahur. Jarak yang panjang antara sahur dengan waktu shubuh, membuat kita menunggu dengan bersantai-santai atau tiduran yang seringnya malah menjadi tidur beneran, hingga akhirnya sholat subuhpun kesiangan.
Jadi, apakah anda akan bangun sahur malam nanti? Kita bisa saja kuat menjalankan puasa tanpa harus makan sahur. Tapi bagiamanapun sahur adalah hak badan kita. Ibadah puasa tidaklah sama seperti sholat yang tidak boleh melakukan gerakan-gerakan atau aktifitas lain kecuali sholat itu sendiri. Akan berlipat ganda pahala puasa bagi orang yang berpuasa dan tetap melakukan pekerjaan-pekerjaan rutinnya dibanding mereka yang melewati puasa hanya dengan tidur dan berdiam diri. Kegiatan dan ibadah kita akan lebih khusyuk jika kondisi badan kita sehat dan fit. Dan salah satu cara menjaga kondisi badan tetap sehat adalah dengan makan sahur.
Dan bagi yang sudah rutin bangun sahur, apakah sahur kita hanya sekedar makan dan minum? Seharusnya tidak. Jangan lewatkan kesempatan baik ini dengan sia-sia. Gunakan waktu sahur ini untuk mencari keberkahan, sekaligus menambah amalan-amalan. Bukankah setiap amal di bulan Ramdhan akan dilipat gandakan pahalanya?
( Catatan: nama-nama di atas adalah nama samaran, bukan nama yang sebenarnya )
abisabila@ymail.com
abisabila.blogspot.com